Empat tahun kemudian."Saya terima nikah dan kawinnya Sarah Ellyana binti Muhammad Hermanto dengan mas kawin tersebut di bayar tunai."
"Sah?"
"Sah!"
"Alhamdulillah...."
Penghulu mulai mengucapkan beberapa doa. Setelahnya, kedua mempelai saling memasangkan cincin di jari manis mereka. Raut wajah Lyna dan Jendra terlihat bahagia. Perjuangan dan kerja keras mereka selama ini terbayar.
Memang jodoh itu tak kemana.
Senja bertepuk tangan saat Jendra mencium kening Lyna sampai gadis itu tersenyum lebar. Gendhis di samping kanannya sibuk mendokumentasikan. Sementara Bintang di samping kiri memperhatikan Senja yang tersenyum sumringah. Cowok itu mengelus kepala Senja pelan sampai ia menoleh bingung.
Bintang tersenyum, "Habis ini kita."
...
"LYNAAAAA!"
Gendhis berlarian ke arah Lyna, memeluk gadis yang hari ini sudah resmi menikah dengan erat. Gendhis hampir menangis, ia terlalu senang melihat Lyna yang sekarang sudah mendapat kebahagiaannya sendiri.
"Perasaan baru kemarin kita ospek SMA deh, Lyn."
"Kemarin bapak lu," sahut Senja menoyor kepala Gendhis santai, "Selamat ya, Lyna. Akhirnya Jendra nggak uring-uringan lagi." kata Senja membuat Jendra mencibir gadis itu. "Semoga habis ini langsung isi biar gue bisa jadi rich aunty."
"TERUUUSSSSS WEHHH," celetuk Viera yang mendekat bersama Jiya, "Rich aunty, rich aunty. Tuh, cowok elo di urusin dulu!" julidnya.
Senja mendecih sebal, melirik Bintang di sebelahnya, "Gapapa, hari ini dia nggak penting-penting banget." balasnya santai membuat Bintang tak tahan untuk tidak menjitak gadis berambut panjang tersebut.
Bintang beralih memeluk Jendra, menepuk-nepuk punggung cowok itu. "Selamat ya, bro. Nggak sia-sia kalian putus nyambung kemarin. Semoga samawa, Aamiin."
"Aamiin. Thanks, Bin. Cepat nyusul ya,"
Bintang jadi tertawa, "Iya donggg," katanya bersemangat, "Nanti kita taruhan ya siapa yang jadi ayah duluan."
"Diam nggak lo?!" ancam Senja galak, "Nggak usah aneh-aneh!"
"Ya, masa lo nggak mau punya anak?" rengek Bintang, "Gue mau taruhan sama Jendra. Yang kalah, anaknya di jodohin sama anaknya Gendhis."
"Kok gue!?" pekik Gendhis tak terima. "Siapa juga yang mau sama anak lo berdua!"
Sementara Senja memijat pelipisnya, kepalanya terasa pusing karena mendengar celotehan Bintang dan yang lain sedari tadi. Gadis itu jadi bingung sendiri. Sebenarnya yang menikah hari ini, tuh, siapa sih? Kenapa malah Bintang yang bersemangat sekali membahas soal anak?
...
"Dor!
Senja hampir mengumpat karena ulah Bintang barusan. Cowok itu tertawa, memeluk Senja erat membuat gadis itu merasa sesak.
"Lepas!"
"Iya-iya,"
Senja baru saja pulang dari Bandung setelah sibuk membantu acara pernikahan Lyna kemarin. Sementara Bintang memilih pulang ke Jakarta duluan, tidak bisa meninggalkan pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Melukis Senja
Fanfiction[ END - LENGKAP ] Senja itu androphobia. Semua cowok di mata Senja itu sama, sama-sama nyeremin. Kecuali sang ayah, kakaknya, Raylan, dan cowok favorit Senja sejak dulu, Rizqy Bintang Atmaja. "Ja, secinta apa, sih, lo sama si Bintang?" Senja meneguk...