Hidden Chapter : When Your Girlfriend Jealous
"Gue nggak ngerti kalau jealous dan nggak jealous tuh gimana."•••
Seperti biasa, keempat mahasiswa ekonomi pembangunan itu berkumpul di meja paling pojok di kantin seusai kelas. Bhakri yang belum sarapan sejak pagi sudah berlari mengantri mengambil ketoprak pesanannya.
"Muka lu di tekuk terus, napa dah?" tanya Reynald pada Vernon yang sedari tadi sibuk menatap ponsel.
Vernon menghela nafas gusar, "Si Jiya," jawabnya mengusap wajah sesaat, "Ngeliat gua jalan sama Sofia dikiranya cewek baru gua."
"Anjir," Reynald refleks tertawa, "Nggak lihat apa si Jiya muka lo sama Sofia kayak hasil foto copy begitu?"
"Mana gue tahu," balas Vernon malas, "Jelas-jelas gue bilang adek gue. Nggak percaya dianya."
Bintang jadi ikut tertawa, "Sabar ya,"
Bhakri yang baru datang jadi bertanya sedang membahas apa. Setelah diberi tahu oleh Bintang, Bhakri tertawa terbahak-bahak sampai Vernon emosi melemparnya dengan sendok.
"Terus, si Sofianya tahu nggak?" tanya Bintang.
"Nggak lah. Ngapain juga gue ngasih tahu,"
"Serem juga ya si Jiya." Bhakri geleng-geleng kepala, "Ngomong-ngomong, gue nggak pernah lihat lo berantem sama Senja deh? Maksudnya, berantem gara-gara dianya cemburu gitu." tanyanya pada Bintang.
"Lah, si Senja mah bodo amat-an." sahut Reynald.
Bintang memiringkan kepala berpikir, "Iya sih, gue juga baru sadar. Dia juga nggak pernah ngomong."
"Kalau lo nya?"
"Ngomong terus!" sela Bhakri, "Lo semua kek nggak tahu aje dah si Bintang kayak apa," lanjutnya julid, "Senja ngobrol sama abang-abang tukang es campur juga dia jealous."
"Pala lu!" maki Bintang tak terima.
"Enak lah kalau begitu," Vernon kembali bersuara, "Harusnya gue pacaran sama Senja aja."
Bintang mendesis, menoyor kepala Vernon membuat si empu menggeram tak mau kalah membalas hal yang sama.
"Gue kalau kayak gitu malah aneh dah," ucap Reynald, "Gue malah senang kalau dianya beneran jealous terus bilang ke gue. Daripada nggak pernah ngomong begitu sama sekali, kesannya jadi aneh."
"Iya sih, soalnya kalau ceweknya cemburu kan kita yang senang."
"Tapi bisa aja si Senja sebenarnya jealous tapi nggak ngomong apa-apa."
Bintang mengangguk-angguk setuju, "Dia emang orangnya gitu sih. Guenya sih gapapa asal nggak ada cekcok aja kayak lu sama Jiya,"
"Bacot anjing!"
...
"Sekarang aja bisa nggak?"
"Dimana?"
"Kafetaria?" Angel, teman sekelas Bintang menjawab, "Tapi pasti ramai sih. Apa mau cari cafe aja?"
"Atur aja." balas Bintang, "Bentar ya, gue telpon cewek gue dulu."
"Santai!"
Bintang melipir mencari tempat sepi karena koridor yang cukup bising. Ia menekan tombol telepon di kontak Senja. Lima detik berdering, panggilan tersebut di angkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Melukis Senja
Fanfiction[ END - LENGKAP ] Senja itu androphobia. Semua cowok di mata Senja itu sama, sama-sama nyeremin. Kecuali sang ayah, kakaknya, Raylan, dan cowok favorit Senja sejak dulu, Rizqy Bintang Atmaja. "Ja, secinta apa, sih, lo sama si Bintang?" Senja meneguk...