Hidden Chapter : After Holiday

92 7 2
                                    

warn!: long chapter, 3183 words

enjoy !


Hidden Chapter : After Holiday
"Jangan muncul lagi lo di depan gua."





•••

Bintang menatap Senja yang sekarang sedang berhadapan dengan kakak laki-lakinya. Dua orang itu sama-sama menatap tajam, mendesis tak mau kalah. Sementara disamping Bintang berdiri seorang gadis cantik dengan dress putih yang ia yakini adalah kekasih dari Aydan.

"Gue tanya sekali lagi, ngapain lo kesini?"

Senja mendecak, "Teman gue ada yang ultah! Kita mau kasih dia surprise!" serunya kelewat kesal, "Terus, Amas ngapain disini sama Kak Luna?"

"Kan gue udah bilang tadi, kita dinner berdua."

"Hah. Lo pikir gue bakal percaya," Senja melipat kedua tangannya di dada, "Nggak usah bohong lah."

"Lo yang harusnya jujur, Teh!"

"Amas lah! Ngapain aku jujur? Emangnya aku bohong!?"

Bintang menggigit bibir cemas, melirik ke arah sekitar yang ternyata cukup ramai. Kaca yang ada di lobby hotel malam itu terlihat basah akibat terkena air hujan. Petir juga terus terdengar sejak tadi, membuat beberapa orang terlonjak kaget dibuatnya.

Sial seribu sial, Senja dan Bintang yang hendak ikut memberikan surprise untuk Jiya bersama Vernon dan lainnya malah bertemu sang kakak di lobby hotel. Aydan jelas mencegat keduanya, menginterogasi bertanya ada urusan apa mereka sampai datang kesini.

"Gua telpon Ibu nih,"

"Yaudah!" Senja membalas tanpa takut, "Orang gue beneran mau ngasih surprise ke temen." balasnya santai.

"Harus banget malam-malam surprise-in nya?"

"Ya, mana gue tahu!? Gue cuma ngikutin yang lain!"

"Pulang."

"Ih, apaan! Lo aja yang pulang! Kasian tuh Kak Luna!"

Bintang makin panik dan untungnya Vernon menelepon disaat yang tepat. Cowok itu langsung mengangkatnya dan mendekat pada Senja, "Vernon nelpon." ujarnya memberi tahu lantas mempencet tombol loud speaker.

"Lo dimana, Rizqy? Lama amat! Yang lain udah disini, buruan. Nggak lucu ya kalau lo ketemu sama Jiya di bawah. Hancur rencana gue."

"Iya, bentar." jawab Bintang seadanya dan langsung mematikan sambungan telepon tersebut.

Senja kembali menatap kakaknya, "See? Mending Amas yang pulang!" ujar Senja buru-buru menarik lengan Bintang pergi dari sana.

•••

Balon dengan angka dua puluh dua itu terlihat semakin mengempis. Sudah dipegang dan dioper berkali-kali untuk mengambil gambar. Akhirnya, sesuai rencana, Vernon berhasil memberikan kejutan ulang tahun untuk pacarnya, Jiya.

Kamar hotel dengan nomor 238 itu terlihat penuh. Ada tujuh orang dewasa di dalamnya. Juga penuh dengan belasan balon dan hiasan lainnya yang disiapkan Vernon sejak pagi hari tadi.

"Udah mau jam sepuluh nih," Viera melirik jam tangannya, "Kita mau pulang jam berapa?"

"Ntar dulu, gue masih kenyang banget." sahut Chessa bersandar pada punggung sofa, "Lima belas menit lagi, please."

[✓] Melukis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang