4O : Can't Go Home

97 15 0
                                    


Bulan Ramadhan telah usai. Idul Fitri kemarin pun di lewati dengan suka cita. Bintang sempat video call dengan Viola. Mama muncul, mengucapkan salam. Bintang jadi tersenyum kikuk, membalas pendek. Viola juga mengobrol sebentar dengan Ibu, maaf ngerepotin, begitu katanya.

Senja juga cerita ke Ibu soal Bintang yang nggak ikut kakaknya pulang karena hubungannya dengan sang mama agak buruk. Ibu jadi mengerti kenapa cowok itu ikut Senja pulang ke Bandung. Mungkin ia rindu kampung halaman. Tapi lukanya masih belum sembuh juga.

Sekarang, kembali ke keseharian mereka. Seperti biasa, bangun, kuliah, makan, kerja, nugas, tidur. Karena bulan depan sudah UAS, Senja jadi banyak tugas. Dari kemarin pulang sore mulu. Bintang maksa jemput pula. Makin nggak enak.

"Nasi kuning?"

"Gas."

Pagi ini Senja dan Bintang hendak pergi ke sebuah pameran fotografi. Jam delapan udah jalan, mereka sengaja mau sarapan bareng. Sebenarnya iseng aja sih datang ke pameran fotografi kayak gitu. Jalan-jalan doang, liat-liat. Malamnya nanti mereka mau pergi ke sebuah acara radio. Senja di undang jadi guest star disana.

Karena ini bukan rencana nge-date, sebelumnya Senja udah ngajak yang lain. Barangkali mau ikut. Ternyata pada nggak bisa dan nggak mau. Lyna nolak karena masih banyak pesenan. Gendhis nggak mau katanya malas. Alvi, Lily dan Raylan menolak mentah-mentah karena jelas akan menjadi nyamuk di antara mereka berdua.

Mereka berhenti di salah satu warung nasi kuning yang kebetulan lagi sepi. Jujur aja, Bintang jarang makan di pinggir jalan begini. Kalau nggak makan di rumah ya makan di resto cepat saji.

Dan ini salah satu hal yang Bintang suka dari Senja. Biasanya kalau mau makan cewek kan ribet. Ribet pilih menu nya lah, pilih tempat nya lah. Kalau Senja nggak. Di ajak makan di pinggir jalan mau, di ajak makan di hotel bintang lima juga mau. Senja juga bukan tipe cewek yang pilih-pilih makanan. Mau makan indonesian food? Senja doyan. Korean food? Senja doyan. Japan food? Apalagi.

Minimal Bintang nggak stres pacaran sama Senja karena Senja bukan tipe cewek ribet soal makanan.

Selama makan, keduanya ngobrol tipis-tipis seputar perkuliahan mereka. Katanya Bintang di tawarin jadi panitia ospek nanti. Masih lama sih, tapi dari kemarin di tawarin mulu. Padahal Bintang juga bukan tipe-tipe yang aktif di organisasi begitu. Mentok-mentok ya UKM basketnya aja. Itu pun buat olahraga semata.

"Lo suruh bikin divisi perpromosian kali. 'Kan cakep, biar maba-maba pada seger." gurau Senja menyeruput teh hangat nya. "Semangat, dek, liat muka saya aja kalau udah mulai lemes." lanjutnya menirukan suara Bintang.

"Lawak lo!" tawa Bintang lepas. Gadis di depannya ini emang paling jago kalau suruh bikin orang ketawa. Padahal mah nggak lucu-lucu banget. Emang dasar Bintang nya aja yang receh.

Selesai sarapan, mereka malah lanjut drive thru ke Mcd soalnya Senja minta McFlurry. Ini sih beneran kembarannya Lily. Seleranya beneran sama banget. Makan eskrim pagi-pagi.

Sampai di pameran ternyata cukup ramai. Parkirannya sudah mulai penuh. Mereka dapat parkir yang agak jauh dari pintu masuk utama. Alhasil harus jalan kaki untuk sampai ke pintu masuknya.

Di dalam sana, mereka nggak ngerti-ngerti banget sih. Cuma, wah, keren, bagus banget dan kalimat-kalimat pujian lainnya. Sekitar sepuluh menit jalan-jalan, cukup berdesakan dengan banyak orang, mereka malah ketemu Gendhis yang lagi asik foto-foto sama cowok.

"Lah, itu Gendhis?" tunjuk Bintang, "Tadi katanya nggak mau pas di ajak."

Senja mengernyit, nggak mengenali siapa cowok yang berdiri di samping Gendhis tersebut. Keduanya melangkah mendekati Gendhis. Walaupun sudah menduga-duga bakal ketemu, tetap saja Gendhis terkejut.

[✓] Melukis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang