Selang beberapa hari setelah ulang tahun Lily, Casabraga mengadakan sebuah festival besar yang di adakan setiap tahun. UKM yang diikuti Lily akan tampil. Gadis kelinci itu mengundang Senja dan Bintang ke acara tersebut.
"Mbak Ola nggak bakal bisa datang, jadi Kak Senja aja ya sama Abang?" begitu katanya.
Parkiran Casabraga terlihat penuh, ramai diisi dengan berbagai macam kendaraan. Senja dan Bintang sedari tadi sibuk berdesak-desakan dengan banyak orang. Hampir terjatuh kalau saja mereka tak saling berpegangan.
"Kayaknya baru kemarin deh fakultas gue ngadain bazar begini," celetuk Bintang dengan kekehan ringan, "Kangen nggak sih lo?"
"Biasa aja." jawab Senja acuh, tetap sibuk melirik sana-sini mencari sesuatu yang sekiranya bisa ia beli, "Eh, ada baso aci." tunjuknya memberi tahu, segera menarik lengan Bintang menuju stan tersebut.
"Dasar penggemar micin."
...
"Lily!"
Gadis bergaun putih itu menoleh, melambaikan tangannya riang menyapa Senja dan Bintang yang berjalan ke arahnya. Senja merangkul gadis berumur dua puluh tahun itu, mengacak-acak rambutnya.
"Keren banget tadi," puji Bintang tersenyum pada adiknya. "Dapat part solo juga."
Lily terkekeh, "Susah tuh dapetinnya! Ribut dulu satu ruangan!"
Ketiganya tertawa bersama, beberapa teman Lily ikut datang menyapa, mengajak gadis itu untuk berfoto bersama. Sampai ada seorang lelaki berjas putih yang ikut bergabung, mengobrol dengan Lily membuat kedua kakaknya terpaku bingung disana.
"Teman satu UKM-nya kali." kata Senja seolah tahu apa yang ada di pikiran Bintang, "Pakai putih-putih juga dia."
Seolah tak mendengar perkataan Senja, Bintang malah bergerak mendekati dua sejoli dengan pakaian serba putih itu. Lily jadi mendongak, menghela nafas melihat Bintang yang kini menatapnya dengan seribu tanda tanya.
"Ini Rangga, pacar aku."
Bintang refleks melebarkan matanya. Senja yang baru mendekat juga sama kagetnya. Kedua orang itu jadi saling tatap. Sementara si cowok berjas putih nyengir tanpa dosa lalu membungkukkan badannya sopan memperkenalkan diri.
"Bohong lu ya," ujar Bintang membuat Lily memasang wajah kesalnya.
"Terserah elo deh." balas Lily menjulurkan lidah sebal, "Yang penting gue udah ngasih tahu."
"Gue kasih tahu Mbak Ola."
Lily mengangkat kedua alis santai, "Mbak Ola udah tahu kok."
Bintang kembali merasa tertohok. Cowok itu jadi melipat kedua tangannya berlagak marah, "Dosa banget lo gue nggak di kasih tahu."
"Yang penting sekarang udah tahu."
"Harusnya dari kemarin-kemarin."
"Malas!" seru Lily ikut melipat tangan, mengangkat dagu kembali membalas pada Bintang, "Lo tuh ikut campur urusan gue mulu!"
"Lo tuh masih kecil!"
"Kita cuma beda empat tahun!"
"Kecil!"
"Tua!"
Senja menyikut perut Bintang, menyuruh cowok itu untuk diam tak membuat keributan. Sementara Lily jadi cemberut, berusaha menahan rasa kesalnya. Yang kemudian ia menarik lengan Rangga lantas berlalu pergi dengan wajah meledek ke arah Bintang.
Bintang mendecih, mengepalkan tangannya seolah ingin meninju si adik. Lelaki itu mendengus, tetap memerhatikan Lily sampai ia menghilang di balik pintu besar ruangan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Melukis Senja
Fanfiction[ END - LENGKAP ] Senja itu androphobia. Semua cowok di mata Senja itu sama, sama-sama nyeremin. Kecuali sang ayah, kakaknya, Raylan, dan cowok favorit Senja sejak dulu, Rizqy Bintang Atmaja. "Ja, secinta apa, sih, lo sama si Bintang?" Senja meneguk...