23 : "Rasa Nikmat, Harga Hemat."

127 18 0
                                    


"SENJAAAAA!"

Bianca lari menghampiri Senja yang baru saja belok di koridor fakultas mereka. Heboh banget kayak nggak ketemu bertahun-tahun. Padahal semalam habis telponan sampai ketiduran.

"Apa sih, jangan teriak-teriak," balas Senja jengkel.

"Lo berangkat sama Lyna nggak?"

Senja menggeleng, "Kenapa emang?"

"Gue pesen bolu ke dia."

"Bolu? buat apaan?" tanya Senja lagi. Gadis itu sedikit tidak percaya kalau Bianca sedang memesan kue pada Lyna.

"Gue mau balik ke Semarang," jawab Bianca. "Tadinya gue 'kan nanya tuh sama Lyna, toko kue yang enak disini dimana. Eh, tapi dia malah nawarin, 'Sini, gue aja yang bikinin,' gitu."

"Lo mau balik ke Semarang?"

"Hm," Bianca mengangguk.

"Mendadak banget?"

Bianca menghela nafas, "Gue juga males sih sebenernya. Gue pulang kesana tuh menyesuaikan sama jadwal nya Mbak Ola. Doi sibuk banget kayak Presiden,"

Senja yang mendengar itu jadi diam sebentar, "Mbak Ola.. ikut juga?"

Bianca kembali mengangguk, "Dia yang ngajak pulang ke Semarang. Bunda sama Giselle juga ikut."

"Lily juga?"

Jujur, dari tadi Senja mati-matian untuk nggak nanya, Bintang ikut juga nggak?. Kalau keceplosan 'kan gawat.

"Lily ikut. Gatau deh kalo si Bintang," Bianca melipat kedua tangannya di dada, "Bintang.. belum pernah pulang ke Semarang sejak jadi mahasiswa."

Senja refleks melebarkan matanya. Nggak pulang sama sekali dari zaman masih jadi maba? Yang bener aja? Senja kalau telat balik ke Bandung dari jadwal biasanya aja udah merengek minta kesana.

"Kok gitu? Maksud gue, emangnya Mbak Ola sama Lily juga nggak pernah pulang kesana?" tanya Senja kepo.

Bianca menggeleng lesu, "Mbak Ola kalau nggak sibuk pasti bakalan sempetin kesana. Kalau Bintang tuh.." Gadis dengan jaket denim itu menggantung ucapannya, "Emang punya masalah sama Mamanya. Jadi ya, gitu, deh. Kurang ngerti juga gue."

Senja mengerjap-ngerjap. Satu nformasi tentang Bintang kembali ia dapatkan. Gadis itu manggut-manggut menanggapi ucapan Bianca barusan, "Ayo, masuk. Nggak elit banget ngobrolnya di koridor,"

Bianca tertawa. Segera mendorong punggung Senja agar masuk ke kelas.

...

Selepas kuliah, Senja pergi sama Viera ke cafe. Setelah itu, Senja di antar pulang. Sedangkan Viera kembali ke Casabraga karena masih ada kelas sampai sore.

"Oi! Sini, icip-icip!"

Senja menemukan Lyna dan Alvi yang sedang bergelut dengan adonan di dapur. Ia langsung menghampiri keduanya.

"Buat pesanannya Bianca ya?"

"Ih, lo kok tau?" tanya Alvi.

"Tau lah," balas Senja. "Di bayar berapa lo sama Lyna suruh ngaduk-ngaduk terigu?"

"Heh, mulut lo ya! Gue denger!" pekik Lyna menoleh tajam pada Senja.

Sementara Alvi hanya tertawa menanggapi keduanya. "Kita bikin tiga adonan. Ntar satu nya buat kita makan." kata Alvi, "Kak Bian pesen dua,"

[✓] Melukis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang