44 : Not A Good Person

112 13 0
                                    


warn!: long chapter, 2138 words


...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai membaca pesan terbaru dari Senja, Bintang segera membuka aplikasi instagram dan muncul sebuah post-an terbaru dari akun bernama ellghaisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai membaca pesan terbaru dari Senja, Bintang segera membuka aplikasi instagram dan muncul sebuah post-an terbaru dari akun bernama ellghaisan. Cowok itu sedikit kaget namun sudah tidak heran lagi dengan kedua orang yang ada di dalam foto tersebut. Bintang memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Ia melirik sekilas pada Reynald yang berdiri di sampingnya. Cowok gondrong itu sibuk menatap ponsel dengan mulut yang terus menyedot segelas lemon tea di tangannya.

"Eh, Rey," panggil Bintang membuat Reynald menoleh. Entah kenapa, Bintang tiba-tiba ingat perkataan Senja saat mereka pulang dari apartemen Reynald, "Lo.. pernah pacaran sama Viera?"

Reynald tersedak lemon tea yang di minumnya. Cowok itu menepuk-nepuk dadanya sendiri terbatuk-batuk, "Lo tahu darimana?"

"Senja." jawab Bintang enteng, "Kapan jadiannya? Kok gue nggak tahu."

"Udah lama," balas Reynald seperti tak berniat menjawab, "Udahlah, nggak usah di bahas, anjir. Kepo banget lu."

"Kenapa backstreet?"

"Ya, gapapa pengen aja."

"Kenapa putus?"

"Karena udah nggak bisa sama-sama lagi."

"Jawaban lo aneh," kata Bintang mendelik sebal, "Pasti lo masih ada rasa sama Viera."

"Jangan sok tahu," desis Reynald.

"Gue cuma menebak." Bintang menyikut lengan cowok di samping nya itu, "Yang lain nggak ada yang tahu ya?"

Reynald berdehem sebagai jawaban.

Bintang manggut-manggut mengerti, menepuk bahu Reynald beberapa kali membuat cowok itu mendecak tak suka karena merasa di kasihani. Ponsel di saku celana Bintang bergetar, ada satu pesan masuk dari Bhakri Septiano Virendra.

"Si Bhakri di kafetaria. Kita kesana aja," ujar Bintang kembali memasukkan ponsel ke saku celana dan memilih berjalan duluan meninggalkan Reynald yang sedang beradu dengan pikirannya sendiri.

[✓] Melukis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang