[ ⚠: 15+ ]
...
Bintang menyeret kopernya dengan wajah masam. Bandara terlihat ramai, banyak anak kecil berlarian sana-sini. Viola, Brian dan si kecil Nayla sudah pulang ke Indonesia lebih dulu. Membuat Bintang mau tak mau menyelesaikan semua urusan di Jepang menggantikan Brian.
Itu adalah salah satu alasan kenapa Bintang terus menekuk wajahnya dari tadi.
Yang kedua, Senja tidak bisa menjemputnya di bandara. Membuat Bintang tak kalah kesal langsung menutup teleponnya dengan Senja begitu saja.
Baru saja masuk ke dalam mobil yang di bawakan asisten Brian, satu telepon dari Lily masuk ke ponsel Bintang.
"Bang, UKT semester ini gue belum sempat bayar."
Bintang mengernyit mendengar ucapan Lily di seberang, "Ya, minta keㅡ"
"Kata Mbak Ola suruh minta ke elo."
"Hadeh," Bintang melengos lantas menyalakan mesin mobil, "Iya dah, ntar gue transfer."
"Nah, gitu dong. Biayain kuliah adiknya. Nyari duit masa buat foya-foya doang."
"Iya-iya, bawel lo!" seru Bintang jengkel, "Buat modal nikah nih!"
"Oke deh, si paling siap menikah!" ledek Lily dengan gelakan tawa khasnya.
...
Wajah Bintang makin masam saat Brian menelepon menyuruhnya untuk ke kantor terlebih dahulu. Cowok itu memasuki ruangannya ogah-ogahan, menghempaskan tubuhnya ke sofa.
Lima menit setelahnya, ia berdiri, melangkah menuju meja kerjanya, merapihkan beberapa barang yang terlihat berantakan dan menganggu penglihatannya.
Cklek!
"Eh, hai!" Senja menyapa riang, kaget melihat Bintang disana, "Gue kira lo belum datang."
"Kok kesini?"
"Tadi kata Mbak Ola lo di suruh kesini dulu sama Mas Brian, jadi gue kesini deh."
"Tadi katanya ada urusan?" tanya Bintang mendekat. Ia masih merasa jengkel namun sama sekali tidak bisa menyembunyikan rasa rindunya pada Senja.
"Udah selesai lah, makanya gue kesini."
Senja memiringkan kepala, mengerjap menatap bingung Bintang yang kini hanya berjarak selangkah di depannya. Gadis itu pura-pura menengok sana-sini, seperti mencari sesuatu.
"Mana yang kangen sama gue?"
Bintang mendengus, memasukkan kedua tangannya ke kantong celana, "Mana yang katanya nggak bisa jemput gue?"
Senja jadi mendelik, mencebikkan bibir sebal lantas maju selangkah dengan satu tangannya yang menarik kerah kemeja Bintang. Cowok berumur dua puluh empat tahun itu membulatkan mata sempurna saat Senja berani menempelkan bibirnya ke permukaan bibir miliknya. Apalagi dengan satu tangannya yang menarik kerah kemeja Bintang membuat cowok itu mau tak mau jadi menunduk.
Bintang jadi tersenyum, segera mengambil alih memimpin kegiatan tersebut. Ia mendorong badan Senja sampai punggungnya menabrak pintu. Dengan sigap, ia mengunci pintu tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Melukis Senja
Fanfiction[ END - LENGKAP ] Senja itu androphobia. Semua cowok di mata Senja itu sama, sama-sama nyeremin. Kecuali sang ayah, kakaknya, Raylan, dan cowok favorit Senja sejak dulu, Rizqy Bintang Atmaja. "Ja, secinta apa, sih, lo sama si Bintang?" Senja meneguk...