"Lusa nanti ada acara musik di aula fakultas hukum.""Beneran?"
"Iya, katanya, sih, malam."
Senja yang sedang mengobrol dengan Bianca di kelas jadi menoleh penasaran ke arah Alifa dan Wendy yang tengah berbincang di sebelah mereka.
Bianca mendekat, "Oh ya? siapa tamunya?"
"Paling band-band lokal aja sih," jawab Wendy membuat Bianca ber-oh ria sembari mengangguk-angguk. "Sama anak-anak UKM padus, UKM band kayaknya. Ada badzar nya juga, lho."
Alifa di sebelahnya mengangguk menyetujui, "Katanya sih di sponsor-in sama Viera." tambah gadis berponi itu membuat Bianca dan Wendy membuka mulut kagum.
Senja tidak terlalu kaget saat mendengar ucapan Alifa barusan. Selain menjadi youtuber dan CEO tunggal Keshoo Cosmetics, Viera juga memiliki usaha lain. Viera mendirikan sebuah cafe pertamanya di daerah Jakarta yang di beri nama Viesta Cafe. Sekarang, cafe tersebut sudah tersebar di seluruh Jabodetabek. Tak heran jika Viera yang meng-sponsor-i festival musik besok malam karena festival tersebut diadakan di aula fakultasnya.
"Nggak heran lagi sih, Viera kan bidadarinya fakultas hukum." sambung Wendy memuji sembari terkekeh. "Lo dateng nggak, Ja?" tanyanya membuat Senja yang sedang menopang dagu jadi tersentak menoleh menanggapi.
"Nggak tahu." jawab Senja seadanya.
Bianca mendecih, "Dia pasti dateng, Wen." katanya menyenggol bahu gadis itu pelan, "Viera pasti ngajak dia."
"Lo sendiri ikut ngga?"
"Dateng deh gue kayaknya." Binca tersenyum menampakkan gigi-gigi putihnya, "Sama Ardian."
"Yeee, lupa gue Bianca punya pacar." ledek Alifa, "Nge-date di acara musik berdua deh! kita mah apa ya, Wen."
Bianca terbahak, "Eh, Wendy mah kena prenjon!" ledeknya ikut-ikutan membuat Wendy melotot tak terima. "Sama anak teknik, njir."
"Jangan sok tahu lo, Bian!"
Alifa dan Bianca puas tertawa dengan Wendy yang mendengus kesal menjadi bahan ledekan keduanya. Senja sendiri acuh tak peduli, tetap menopang dagu melamun. Sampai suara Wendy kembali mengambil alih atensi gadis androphobia itu.
"Tipe cowok lo yang kayak apa, Ja?" tanya Alifa hati-hati. Pasalnya, mereka sama sekali tidak pernah membahas lawan jenis saat mengobrol dengan Senja. Bianca yang melarangnya sih, takut Senja merasa risih dan lain-lain.
"Tipe gue.." Senja diam berpikir, alisnya terlihat menyatu membuat yang lain menunggu penasaran akan jawaban gadis itu. "...Yang kayak Bintang."
"Hah?"
Alifa dan Wendy kompak melongo dengan Bianca yang mengerjap-ngerjap tak percaya kalau gadis itu akan menyebut Bintang sebagai tipe idealnya. Bukan cuma karena itu saja. Bianca juga terkejut tak menyangka gadis itu akan membiarkan teman sekelasnya tahu soal hubungannya dengan Bintang. Bagaimana pun, Senja itu susah sekali percaya dengan orang. Waktu dulu pertama kenal dengan Bianca saja cuek abis, kasar dan benar-benar tak peduli dengan adik sepupu Bintang tersebut.
"Bintang anak FEB, Ja?"
Senja mengangguk santai, kembali menopang dagu menatap ruangan kelasnya dengan pandangan kosong. Sementara Alifa dan Wendy jadi saling tatap. Dalam hati sudah menebak-nebak tapi tak berani bertanya. Keduanya jelas tahu soal rumor yang belakangan ini merebak di seluruh penjuru Casabraga. Tapi mereka masih belum tahu pasti kebenarannya karena belum mendengar apapun dari oknum yang bersangkutanㅡyang sedang duduk di sebelah mereka.
Diam-diam, Bianca menghela nafas bahagia. Gadis itu jadi sedikit lega karena sepertinya Senja jadi lebih terbuka dan siap mempercayai orang-orang baru yang ada di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Melukis Senja
Fanfiction[ END - LENGKAP ] Senja itu androphobia. Semua cowok di mata Senja itu sama, sama-sama nyeremin. Kecuali sang ayah, kakaknya, Raylan, dan cowok favorit Senja sejak dulu, Rizqy Bintang Atmaja. "Ja, secinta apa, sih, lo sama si Bintang?" Senja meneguk...