warn!: long chapter, 2276 words
now playing : one direction - they don't know about us
...Senja menatap pantulan dirinya di cermin. Gadis itu memiringkan kepala, sibuk dengan pikirannya sendiri. Beberapa staf penata rias pengantinㅡyang di pekerjakan oleh Vieraㅡterlihat keluar masuk ruangan.
Senja memejamkan matanya sebentar. Sepertinya baru kemarin ia lulus SMA? Lalu berhasil menjadi mahasiswi Casabraga di umurnya yang ke delapan belas. Sepertinya baru kemarin ia mengikuti ospek fakultas, berkali-kali digoda kakak tingkat yang kurang ajar. Sepertinya baru kemarin ia melihat Rizqy Bintang Atmaja di lobby gedung FEB, cowok tampan yang gemar memakai hoodie berwarna abu-abu.
Waktu berlalu begitu cepat.
Senja sama sekali tak mengira akan menghabiskan banyak waktu bersama pria yang dulunya hanya bisa ia lihat dari jauh. Senja sama sekali tak menyangka pertemuannya dengan Bintang di umur dua puluh tahun akan membekas sedalam ini. Senja tak pernah mengira akan sedekat itu dengan putra keluarga Atmaja. Senja tak pernah menyangka akan mendapatkan pernyataan cinta dari lelaki yang namanya selalu ia selipkan dalam doa.
Sama halnya dengan Bintang.
Ia tak pernah mengira akan dekat dengan sosok gadis yang kerap kali disebut bidadari psikologi itu. Bahkan, Bintang sama sekali tak menyangka kalau gadis pendiam itu menyimpan rasa yang besar untuknya.
Pertemuan pertama mereka pun terkesan biasa saja. Bintang sama sekali tak ambil pusing, hanya menganggap gadis itu unik karena phobianya. Entah kenapa, semakin kesini, Bintang semakin penasaran dengan Senja Arshyla. Seperti apa, sih, gadis cantik yang katanya takut laki-laki itu?
Semakin dekat, Bintang jadi tahu kalau gadis itu punya perasaan padanya. Bukan perasaan kagum biasa seperti perempuan-perempuan di kampusnya. Melainkan perasaan cinta yang amat besar, sampai si empunya pun tak bisa mendeskripsikan.
"Kok lo suka sama gue sih?"
Iseng bertanya, Bintang malah tertawa saat mendengar jawaban Senja akan pertanyaan tersebut.
"Soalnya lo cakep."
Bintang tak pernah menduga akan secandu ini pada senyum Senja Arshyla, gadis berekspresi datar yang hobinya memaki-maki orang di sekitar. Bintang tak pernah tahu bahwa idola sang adik yang seringkali di bahasnya adalah gadis yang sekarang ada di sampingnya, gadis yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya.
"Kalau gue bosen sama lo gimana?"
Entah ada angin apa, hari itu, Senja bertanya demikian. Membuat Bintang mengernyit bingung lalu tertawa.
"Kayaknya nggak mungkin, tuh?"
Karena lelaki itu jelas tahu, Senja tak bisa berhenti mencintainya. Senja tak bisa melihat Bintang dengan pandangan yang biasa saja.
Bodohnya, Bintang malah meruntuhkan semua kepercayaan yang sudah mereka bangun. Bintang membuat gadisnya kecewa. Dan Bintang makin merasa bodoh saat Senja memaafkannya dengan mudah.
"Lo.. kenapa baik banget?"
"Siapa bilang gue orang baik?" balas Senja dengan wajah jengkel, "Semua orang itu punya porsi jahatnya masing-masing. Gue bukan orang baik, lo juga, dan semuanya."
"Karena kita pasti pernah jadi tokoh antagonis di cerita orang lain?"
Senja menjetikkan jarinya setuju, "Seratus untuk Bintang. Nanti gue kasih permen kiss."
"Kiss yang beneran dong, jangan permen."
"Thank you, next!"
Satu tahun menjalin hubungan dengan Senja, Bintang jadi tahu kalau gadis itu membatasi dirinya dengan orang lain. Persis seperti dirinya. Walaupun sering di cap sebagai social butterfly, Bintang tak akan nyaman jika ada orang yang mendekatinya duluan secara terang-terangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Melukis Senja
Fanfiction[ END - LENGKAP ] Senja itu androphobia. Semua cowok di mata Senja itu sama, sama-sama nyeremin. Kecuali sang ayah, kakaknya, Raylan, dan cowok favorit Senja sejak dulu, Rizqy Bintang Atmaja. "Ja, secinta apa, sih, lo sama si Bintang?" Senja meneguk...