Pernikahan Bintang dan Senja hanya tinggal menghitung hari. Gadis yang lahir di Malang itu malah sempat-sempatnya menjadi pembicara di sebuah seminar. Membuat Bintang mendecak sebal mau tak mau menyetujui.
Selama seminar berlangsung, ia memerhatikan Senja yang asik memberikan materi dengan sebuah mic di tangannya. Bintang refleks tersenyum, merasa bangga. Cewek gua nih, bro. Batinnya.
Bintang merangkul gadisnya sembari berjalan keluar gedung. Cowok itu menunduk, lagi-lagi meledek dan menggoda Senja yang akun instagram-nya sudah berhasil mendapatkan centang biru dengan jutaan followers.
Jalanan ibukota siang itu cukup padat. Cuaca sedang panas-panasnya. Senja sampai mengipas-ngipaskan brosur acara seminar tadi ke arah lehernya. Mobil Bintang memasuki gerbang perumahan, si supir memutuskan untuk berhenti sebentar di minimarket.
"Mau beli apa?" tanya Senja pada Bintang yang sedang membuka seatbelt.
"Rokok."
Mata Senja refleks memicing sebal dengan mulutnya yang terus mengomel.
"Nitip ngga?" Bintang memotong, "Apa mau ikut turun?"
Gadis itu menggeleng, "Titip orange water."
"Oke, Bos."
...
"Tadi barang-barang kamu udah sampai." ujar Mama memberi tahu dengan Nayla disampingnya, "Supirnya langsung balik lagi, masih ada yang disana katanya."
Bintang mengangguk sebagai balasan, kakinya melangkah menghampiri Nayla, mengamati bocah itu yang sedang asik bermain puzzle huruf hijaiyah.
"Ta dulu baru tsa, Nay." Bintang membetulkan posisi puzzle yang di pegang Nayla. Gadis kecil itu hanya mengangguk kecil menurut.
Sementara Senja hanya memerhatikan keduanya. Ia mengobrol dengan Mama sebentar, menanyakan keberadaan Papa lalu beringsut berdiri menuju kamar untuk membersihkan diri.
Gadis itu melihat ke sekeliling, masih merasa asing dengan kamar bercat abu-putih tersebut. Ia membuka lemari besar di pojok ruangan, kembali merasa asing ketika melihat pakaiannya berada dalam satu tempat dengan pakaian milik Bintang.
Sejak dua hari yang lalu, Senja dan Bintang mulai memindahkan barang-barang mereka ke dalam satu kamar. Bintang sampai jengah melihat rak bertingkat di sudut ruangan kamar yang di penuhi oleh buku-buku koleksi Senja.
"Ini kamar apa perpustakaan?" seru Bintang yang di hadiahi lemparan bantal oleh Senja Arshyla.
Selesai mengganti baju, Senja kembali turun ke bawah. Ia menemukan Bintang yang sedang mengangkat-ngangkat kardus, dibantu oleh Rangga, cowok manis milik Sellynka Atmaja.
Melihat Senja yang berpakaian rapi membuat Bintang mengkerutkan kening, "Lo mau kemana?"
"Ketemu Ajeng." jawab Senja dengan satu tangannya yang mengangkat beberapa undangan pernikahan milik mereka, "Sekalian bagiin ini."
"Bawa mobil?"
"Ngesot!" balas Senja kesal, "Iya lah!"
...
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Melukis Senja
Fanfic[ END - LENGKAP ] Senja itu androphobia. Semua cowok di mata Senja itu sama, sama-sama nyeremin. Kecuali sang ayah, kakaknya, Raylan, dan cowok favorit Senja sejak dulu, Rizqy Bintang Atmaja. "Ja, secinta apa, sih, lo sama si Bintang?" Senja meneguk...