_Jangan Lupa_
_Vote_
_Comment_Happy Reading......
"Abii.. Umiiii.. B-bang.. tolong Ateh.. s-sakit.. hiks hiks.. takut.." Fateh hanya bisa terduduk lemas di sudut ruangan yang basah, gelap, dan dingin. Entah berapa lama ia akan terkurung di dalam kamar mandinya. Sungguh, Fateh benar-benar bingung harus berbuat apa. Ingin rasanya berteriak, namun untuk mengucapkan sepatah kata pun rasanya sungguh sulit. Fateh seakan lupa bagaimana caranya bernapas. Tubuhnya terasa sangat lelah dan lemah, Fateh memilih untuk memejamkan matanya dan berharap saat ia terbangun sudah ada Abang-abang nya yang berdiri disampingnya.
"Fateh.. Kau ada di dalam?" Thariq mengetuk pintu kamar mandi itu dengan keras, memastikan bahwa Fateh memang berada di dalamnya.
Tok..tok..tok..
"Teh, ini Bang Thariq. Kamu dengar suara Abang? Jawab, Teh!"
"FATEEEEHHH....."
Kali ini Thariq setengah berteriak saat memanggil adiknya, keadaan masih sunyi, karena Thariq tidak mendengar jawaban dari arah dalam kamar mandi. Thariq menelan salivanya, merasakan ada sesuatu yang tidak buruk dipikirannya. Ia takut terjadi sesuatu hal buruk pada Fateh, apalagi mengingat Fateh yang akhir-akhir ini sering kambuh dengan penyakit jantungnya. Tanpa ragu lagi, Thariq mendobrak pintu kamar mandi itu sekuat tenaganya.
Brakk..
Pintu itu langsung terbuka matanya membelalak tak percaya saat mendapati sosok Fateh yang terduduk di sudut ruangan kamar mandi.
"Astagfirullah.. Fateh!" Thariq langsung menghampiri sosok Fateh. Awalnya ia mengira bahwa Fateh hanya ketakutan sampai menenggelamkan wajahnya dibalik lututnya itu. Namun, ketika Thariq menyentuhnya tubuh itu tak bergerak sama sekali dan Bahkan tubuhnya itu terasa sangat dingin ketika Thariq menyentuhnya. Thariq mencoba mengangkat wajah yang tersembunyi di balik lutut itu dengan lembut. Ia langsung menahan nafasnya saat ketika melihat wajah adiknya benar-benar jelas terlihat.
"F-Fateh.." Wajah Fateh sudah benar-benar pucat, dengan bibir yang kebiruan. Thariq menggerakan telunjuknya yang gemetar ke hidung Fateh. Ia merasakan bahwa nafas itu masih ada tapi sangatlah lemah, lalu Thariq kembali mencoba meraih nadi di lehernya dan merasakan nya, tapi yang di dapat sama, sangat lemah, dan bahkan nyaris tidak terasa.
Atta yang di beritahu sama adiknya Saaih, bahwa Fateh tertinggal di Rumah, langsung bergegas turun dari Rumah dan menuju Rumah Gen Halilintar, di temani beberapa team yang ikut menemaninya. Saat turun dari mobilnya, Atta langsung masuk kedalam, karena pintu terbuka, berarti Thariq sudah sampai terlebih dahulu.
"Thariq..." Atta berteriak keras.
"Bang Atta, di kamar mandi." Mendengar pekikkan keras dari arah kamar mandi, Atta dan team langsung bergegas mendekati sumber suara yang berada dapurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY HERE I ( End )
FanfictionIni adalah sebuah kisah dari Pertemuan Kesebelasan Gen Halilintar, Antara Atta dan Thoriq dengan Kesebelasan lainnya + orang tua di Turki, namun kembali berpisah karena ada kerjaan yang harus di kerjakan dengan Saaih dan Fateh yang harus ikut dengan...