_Jangan Lupa_
_Vote_
_Comment_Happy Reading.........
Pintu ruangan itu terbuka, Atta dan Thariq langsung melihat Dokter Dea yang tersenyum kearahnya. Mereka tidak mengerti senyum apa yang di berikan Dokter Dea, tapi mereka berharap bahwa itu adalah senyum bahwa semuanya baik-baik.
"Dia masih bertahan, dia masih mampu bertahan." Ucapan Dea menjadi sebuah jawaban, bahwa Fateh adiknya baik-baik saja. Berarti Fateh masih selamat, dan masih bertahan untuk mereka, sungguh ini adalah kabar terbaik buat mereka.
Atta dan Thariq langsung berpelukan, keduanya sama-sama menangis cukup keras, rasa takut kehilangannya benar-benar sangat tinggi, dan bagaimana jika nanti terjadi, akan menjadi apa nanti mereka, jika hal seperti ini sudah membuat mereka sangat kacau.
"Apa kita boleh masuk?" Tanya Atta setelah melepaskan pelukannya, lalu melihat Dokter Dea dengan penuh harap.
"Boleh, tapi setelah kita pindahkan ke ruangan rawat inap ya, biar Fateh bisa benar-benar istirahat." Atta mengangguk, tidak apa jika ia harus menunggu sebentar, ia akan tetap sabar. Pintu ruangan terbuka, mereka bertiga langsung mundur untuk memberikan jalan, Fateh benar-benar masih terlihat pucat, bahkan selang masker itu terlihat nyata oleh mereka.
"B-Bang..." Thariq kembali menjatuhkan kepalanya pada pundak Atta, karena tidak kuat melihat Fateh yang benar-benar sangat lemah. Apalagi ini semua karena dirinya, yang tidak memperhatikan Fateh dan sibuk dengan Handphonenya.
"Salah satu di antara kalian bisa tidak untuk ikut saya sebentar keruangan, karena ada sesuatu yang harus saya jelaskan sama kalian tentang keadaan dan tindakan kedepannya." Atta menatap Thariq, tapi Thariq terlihat menyuruhnya agar Atta lebih baik ikut dengan Dokter Dea.
"Ya sudah, kamu duluan ya ke sananya, kasih tahu yang lain juga, bahwa Fateh baik-baik saja, apalagi Saaih, pasti dia sangat khawatir." Thariq mengangguk dan langsung pergi mengikuti para suster yang masih mendorong ranjang tepat adiknya tertidur.
Dokter Dea lebih dulu pergi, dan pada akhirnya Atta mengikutinya dari arah belakang, semoga hari ini dirinya bisa mendapatkan kabar baik untuk Fateh.
Atta duduk di tempat yang sudah di tentukan, saling berhadapan satu sama lain bahwa pembicaraan ini memang cukup serius.
"Kenapa bisa jadi seperti ini, aku merasakan saat memegang tubuh Fateh benar-benar dingin." Tanya Dokter Dea sebelum memulai pembicaraannya.
"Yang aku tahu, Fateh terkunci di toilet, dan kemungkinan cukup lama." Jawab Atta.
"Itu sangat berbahaya sekali Atta, kenapa kamu bisa sampai ceroboh seperti ini, kamu tahu, kita tadi sempat kehilangan nyawanya." Mendengar hal itu Atta benar-benar sangat takut.
"Saya minta maaf, tapi hari ini saya tidak bersama Fateh, tapi ada kedua adik saya yang menjaganya, dan saya juga dapat laporan ini juga dari adik saya Saaih yang bilang bahwa Fateh tertinggal di Rumah." Beritahu Atta.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY HERE I ( End )
FanfictionIni adalah sebuah kisah dari Pertemuan Kesebelasan Gen Halilintar, Antara Atta dan Thoriq dengan Kesebelasan lainnya + orang tua di Turki, namun kembali berpisah karena ada kerjaan yang harus di kerjakan dengan Saaih dan Fateh yang harus ikut dengan...