Stay Here ( 21 )

256 13 0
                                    

_Jangan Lupa__Vote__Comment_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_Jangan Lupa_
_Vote_
_Comment_

Happy Reading...........

Beberapa kali Saaih menelpon pada Atta dan juga Thariq, tapi mereka berdua seolah menghilang, karena tidak ada yang menjawab panggilan teleponnya. Hati Saaih saat ini masih belum tenang, tapi ia harus bisa menyembunyikan perasaannya pada mereka yang sedang berada di dalam sekitaran bandara. Saaih sudah tidak kuat lagi, ia hanya bisa terduduk dengan wajah yang ia sembunyikan pada lututnya. Alfath yang ikut dudukdi samping Saaih, yang menemani Saaih hari ini sudah selalu memberikan ucapan ketenangan, agar Saaih tidak berpikir-pikir yang buruk. Tapi mungkin gagal, karena Saaih masih saja terus menangis dan bersedih.

"Saaih, kalau mereka sampai datang melihat keadaan kamu seperti ini, apa yang akan kamu jawab jika mereka bertanya?" Ucap Alfath mencoba merangkul Saaih.

"Mereka akan curiga, melihat kamu kelihatan berbeda dari biasanya." Tambah Alfath lagi. Saaih mengangkat wajahnya, dan segera menghapus air matanya.

"Tapi ini tidak adil Banga, disaat Saaih terluka karena tentangnya, mereka terlihat baik-baik saja, dan mungkin akan tertawa lepas." Tanya Saaih yang melihat Alfath dengan air mata yang sudah beberapa kali turun.

"Saaih kamu pasti bisa, ini juga kan salah satu permintaan Fateh yang harus kamu turuti, agar Fateh bisa semangat untuk bertahan." Jawab Alfath menjawab pertanyaan Saaih, yang menurutnya sangat berat untuk di lakukan.

"Tapi Bang, bagaimana kalau mereka bertanya mencari Fateh, apa yang harus Saaih jawab, Saaih tidak mau terus berbohong." Balas Saaih dan kembali memejamkan matanya, berharap air matanya habis dan tidak keluar lagi untuk sebuah tangisan yang sangat bodoh.

"Kau pasti tahu apa yang harus kau lakukan, cepatlah bangkit, dan sambut mereka yang mulai menampakkan diri." Saaih melihat kearah pintu bandara, dan Saaih sudah langsung melihat mereka keluarganya yang kini berjalan kebingungan seperti sedang mencari sesuatu.

Saaih langsung bangkit, menghapus air mata dengan kedua tangannya, berusaha tersenyum dan merapihkan pakaiannya. Saaih mulai melangkah, dan ia tersenyum sembari mendekati dan berlari kecil.

"Bang Saaiiiiih." Saaih merentangkan kedua tangannya, menyambut Qahtan adik terakhirnya yang berlari meminta di peluk. Keduanya terhanyut dalam pelukan, sampai yang lain ikut memeluknya.

"Alfath, yang lain tidak menjemput." Tanya Geni penasaran karena tidak ada anak-anaknya yang lain, seperti Fateh, kalau Thariq ia sudah yakin, pasti sibuk begitupun juga dengan Atta.

"Tidak Umi, Fateh ada shooting yang mengharuskan ia tidak bisa datang kesini untuk menjemput." Jawab Alfath, dan ini adalah kali pertama ia berbohong pada perempuan baik hati yang sudah memberikan kehidupan yang tidak bisa di bayarkan lagi.

"Sibuk benar ya, berarti Fateh." Alfath hanya bisa mengangguk saat Pak Hali menambah ucapannya.

"Umi, Bang Saaih nangis." Beritahu Soleha pada Umi yang langsung melihatnya. Yang lain hanya bisa tertawa, karena baru kali ini Saaih menangis. Apalagi karena pertemuan.

STAY HERE I ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang