_Jangan Lupa_
_Vote_
_Comment_Happy Reading...........
Nyuttt..
Fateh merasakan jantungnya berdenyut sakit, perlahan ia memegangnya pelan dadanya dengan kepala yang menunduk serta mata yang terpejam untuk menahan sakitnya
"Fateh makan malam sudah siap." Fateh kembali membuka matanya, mendengar Sajidah kini telah memanggilnya untuk melakukan makan malam.
"Iya Kak." Fateh menjawab sambil melihat pintu bercat putih yang memang saat ini sedang terkunci, sehingga Kakaknya tidak bisa masuk.
Sudah sering Fateh merasakan sakit seperti ini, tapi kali ini rasa sakitnya terasa lebih menyakitkan dari sakit-sakit yang sering Fateh rasakan. Sampai tidak sadar, air matanya sudah mengalir begitu saja, karena jantung rusaknya masih saja berdenyut sakit, sampai ia kini sadar bahwa ini bukan lagi untuk menahannya, tapi harus segera meminum obatnya.
Fateh mengeluarkan obatnya dengan cepat dari dalam laci kamarnya, agar rasa sakit di dadanya bisa cepat menghilang, dan tidak mau sampai menimbulkan ke khawatiran orang-orang nantinya jika sampai ia ketahuan saat ini sedang kambuh kembali. Fateh sudah sadar, sekarang dirinya yang benar-benar harus berjuang, untuk bisa terlihat baik-baik saja, dan Fateh bisa merasakan senyum mereka setiap hari.
Obat yang diminum butuh waktu dan proses sampai bisa bereaksi, Fateh menumpukan kepalanya di atas kasur, karena merasa lelah dengan semua rasa sakitnya yang saat ini sedang kambuh kembali. Wajahnya yang pucat sudah basah karena keringat dingin yang keluar. Tangan kanannya meremas kuat dada kirinya yang sangat sakit.
'kamu bisa bertahan sebentar saja Teh, obat juga sudah di minum bukan? Pasti sebentar lagi juga akan hilang sakitnya.' Ucap Fateh dalam hati berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri. Setelah beberapa saat berkutat dengan rasa sakitnya, akhirnya Fateh bisa bernafas lega karena rasa sakit itu berangsur-angsur mulai berkurang. Meski tubuhnya menjadi lemas, tapi setidaknya Fateh bersyukur masih bisa mempertahankan kesadarannya.
'Aku harus kuat. Aku tak boleh menunjukkan wajah kesakitan ini pada Mereka. Karena kalau seperti ini terus Aku hanya menyusahkan mereka saja' Fateh menenggakkan tubuhnya kembali, ia mengusap wajahnya untuk menghilangkan keringatnya dan berjalan ke arah pintu untuk menemui keluarganya yang mungkin saat ini masih menunggunya.
Saat membuka pintu kamarnya, Fateh melihat Qahtan yang menatapnya sambil menggelengkan kepalanya, Fateh heran.
"Kok lama sih Bang, Qahtan udah benar-benar lapar nih, tapi Abang gak turun-turun juga." Ucap Qahtan yang terlihat kembali turun meninggalkan Fateh. Fateh dari arah belakang hanya bisa mengikutinya sambil menarik senyumnya, melihat tingkah lucu anak terakhir dari kesebelasan Gen Halilintar yang sangat menggemaskan.
"Tuhhhhh datang juga." Saaih bertepuk tangan senang, saat melihat Fateh sedang berjalan kearahnya, dan kini sedang duduk di sampingnya.
"Ateh kok lama turunnya?" Tanya Hali menatap anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY HERE I ( End )
FanfictionIni adalah sebuah kisah dari Pertemuan Kesebelasan Gen Halilintar, Antara Atta dan Thoriq dengan Kesebelasan lainnya + orang tua di Turki, namun kembali berpisah karena ada kerjaan yang harus di kerjakan dengan Saaih dan Fateh yang harus ikut dengan...