Stay Here ( 39 )

253 14 0
                                    

_Jangan Lupa__Vote__Comment_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_Jangan Lupa_
_Vote_
_Comment_

Happy Reading.........

Fuji sudah tersadar beberapa jam yang lalu, ia juga sudah di perbolehkan untuk pulang, karena tidak ada luka yang serius, hanya cidera di keningnya, akibat terjatuh yang membuat kesadarannya menghilang. Di kasur dimana ia di rawat, Fuji hanya bisa menangis, membuat keluarganya heran, begitupun dengan Thariq yang sedari tadi terus menemani dan menenangkannya.

"Fuji, sudah nak, jangan menangis, apa kamu tidak malu sama yang lain." Ucap Bu Dewi sambil menenangkan anaknya, karena saat bangun dari pingsannya, Fuji tidak seperti ini, baru membuka Handphone, baru lah Fuji menangis seperti ini.

"Fuji salah, Bu.. hiks..." Beritahunya.

"Coba Ibu mau dengar, apa maksud dari salahnya Fuji?" Tanya Bu Dewi sambil menggenggam tangan Fuji yang terinfus.

"Seharusnya Fuji tidak pingsan, biar tidak ada yang di salahkan dan di rugikan dalam keadaan ini." Bu Dewi diam, begitupun Pak Faisal dan Thariq yang sedang berdiri melihat Fuji di samping kasurnya.

"Berita itu salah, tapi kenapa mereka harus menyalahkannya, bagaimana ini Ibu, aku kasihan sama dirinya." Fuji menggeleng, ia tidak sengaja, membuka Video yang di sebarkan entah ulah siapa, tapi dalam Video itu tidak sama seperti di Cuption yang di beritahukan, bahwa Fateh bertindak kasar padanya, sampai membuat dirinya pingsan.

"Maksud mu, Fateh." Fuji mengangguk, lalu Bu Dewi melihat ke arah Thariq, dan Thariq juga belum tahu apa yang telah terjadi, karena ia tidak ada di tempat, tahu-tahu Thariq sudah melihat Fuji yang sudah tidak sadarkan diri di depan sebuah mobil.

"Sekarang semuanya membencinya Bu, padahal Fateh tidak berbuat apa-apa pada Fuji, ia hanya mencoba untuk membela Fuji, tapi kenapa bisa mereka sampai menghujat seperti itu." Thariq terdiam, Bu Dewi dan Pak Faisal mereka saling pandang satu sama lain.

"Memangnya apa yang terjadi?" Thariq bertanya, Thariq mulai khawatir, apa yang ia takutkan itu sampai terjadi.

"Ada dua orang pengamen yang mengganggu aku, saat aku dan Fateh menunggu kamu ketoilet, pengamen itu benar-benar tidak tahu diri, sudah aku kasih 10 ribu malah minta sejuta, laku mereka hampir melakukan hal yang buruk, padaku, kalau Fateh tidak cepat bertindak, Aku menarik Fateh agar tidak membuat keributan tapi mereka terus mencoba menggapai aku, walau Fateh sudah berusaha mencegahnya, tapi tiba-tiba saja mereka menantang Fateh untuk berantem di luar, dan aku langsung menahannya, agar Fateh tidak melakukan itu, tapi Fateh marah-marah kepadaku, karena ia tidak menerima aku di perlakukan seperti itu, sampai aku mengejar Fateh keluar, untuk berusaha menahan Fateh, tapi tiba-tiba saja Fateh menghempaskan tangannya, saat aku pegang, di sana aku limbung dan tidak tahu apa-apa lagi." Thariq menggigit bibir dalam bawahnya, ia salah mengira tentang Fateh, Bu Dewi dan Pak Faisal juga ikut terkejut setelah mendengar penjelasan dari Fuji, dan mengenai berita itu berarti benar-benar bohong, bahwa Fateh telah bersikap kasar.

"Kenapa harus Fateh yang menanggung semuanya Bu, bagaimana cara aku mengembalikan nama baiknya, sekarang mereka pasti menganggap buruk tentang Fateh." Bu Dewi memeluk Fuji erat, disana Fuji benar-benar menangis keras, karena kasihan pada Fateh, niat baik Fateh untuk dirinya, malah menjadi keburukan di lihat orang-orang.

"Buuuu.. Pak..." Fuji menggeleng, rasanya ia benar-benar sangat sakit, mereka sangat kejam, mereka telah menghina orang yang tidak bersalah, dan apalagi orang yang memberikan sebuah Cuption itu benar-benar tidak punya perasaan. Dering handphone mengalihkan perhatiannya, Pak Faisal, Bu Dewi yang masih memeluk Fuji ikut teralihkan saat Thariq kini mulai mengangkat teleponnya.

"Kamu di mana?" Suara dari sebrang sana terdengar sangat panik, dan Thariq merasa, Abangnya sedang di dalam mobil perjalanan.

"Rumah sakit Bang." Jawab Thariq.

"Beritahu Dokter Dea, Abang dalam perjalanan, Fateh Drop."

Degggg.....

Thariq merasakan sakitnya, sedrop apa Fateh harus sampai di larikan ke Rumah Sakit kembali, setelah lamanya tidak pergi ke Rumah Sakit, Thariq berpikir, apa karena ini adalah salahnya, atau ulahnya yang malah pergi meninggalkannya.

"Abang masih jauh, atau sudah Dekat." Tanya Thariq.

"Mungkin setengah jam lagi, jalanan benar-benar macet, beritahu Dokter Dea dulu, Fateh pingsan dalam keadaan hidung yang mengalirkan darah, ini pertama kalinya Fateh seperti ini." Perasaan Thariq semakin sakit, berarti Fateh benar-benar drop.

"Baiklah Bang, Abang hati-hati." Sambungan terputus, Thariq hendak beranjak pergi, tapi tiba-tiba Fuji menahannya.

"Thariq, kamu mau kemana?" Panggil Fuji, Thariq berbalik, lalu kembali berjalan mendekati Fuji dan mengusap wajah Fuji yang penuh dengan air mata.

"Mau cari Dokter Dea, Fateh dalam perjalanan ke Rumah Sakit." Fuji sudah langsung tahu, dan ia kembali menangis lagi, pasti sudah terjadi sesuatu sama Fateh, pasti karena hal ini, Fuji kembali menggeleng, ia benar-benar tidak terima.

"Aku ikut." Pinta Fuji yang langsung di jawab gelengan dari Thariq.

"Nanti saja dulu, sekarang belum kondusif." Fuji pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan ia hanya bisa mengerti, dan membiarkan Thariq yang pergi meninggalkannya.

"Apa yang terjadi dengan Nak Fateh?" Tanya Pak Faisal pada anaknya, sepertinya ada sesuatu yang semua orang tidak mengetahuinya. Fuji langsung menatap Ayahnya dan menunduk.

"Ayah dan Ibu tidak membencinya kan, Ayah dan Ibu tidak termakan pengaruh video itu kan." Mereka diam, untuk saat ini mereka masih bingung, harus bertindak apa, tapi mereka tidak akan membenci Fateh, karena Fateh memang anak yang baik.

"Setelah mendengar penjelasan kamu barusan, Ibu sangat tidak membencinya, bahkan Fateh benar-benar berani untuk membela kamu yang sebenarnya bukan siapa-siapa." Jawab Bu Dewi.

"Begitupun dengan Ayah, Fateh anak lelaki yang hebat, yang ingin menjaga kamu dari orang-orang jahat, dan dia lelaki sejati." Fuji tersenyum, kedua orang tuanya tidak membenci Fateh.

"Ini rahasia keluarga Bang Thariq, saat ini Fateh mempunyai kelainan Jantung Bu, dan sedang menunggu operasi untuk transpaltasi Jantung, tapi mereka belum mendapatkannya sampai saat ini juga." Pak Faisal terkejut, Bu Dewi tiba-tiba saja mengeluarkan air matanya, mereka sama-sama menggelengkan kepalanya tidak percaya, apa benar, anak lelaki yang ceria, dengan tingkah kekonyolannya itu, mempunyai penyakit yang sangat parah.

"Dan Fuji takut, saat ini Dropnya Fateh karena kejadian ini." Fuji kembali memeluk Ibunya, mereka semua sama-sama menangis, merasakan rasa sakit dan gemuruh yang tiba-tiba bergejolak di dalam dada mereka.

"Bagaimana kalau sampai terjadi sesuatu sama Fateh, Fuji takut Bu, dan aku merasa bersalah pada Fateh." Fuji kembali bertanya, Bu Dewi hanya bisa menenangkan anaknya.

"Kamu harus melakukan sesuatu Nak, ini hanya sebuah kesalah pahaman yang terjadi antara kalian berdua dengan orang yang menyebarkan berita ini, coba kamu klarifikasi semuanya, agar keadaan ini bisa membaik." Bu Dewi melepaskan pelukannya, apa yang di ucapkan Ibunya mungkin saat ini benar, bahwa ia harus klarifikasi semua yang telah terjadi saat ini.

"Tapi belum ada bukti Bu, kalau hanya omongan saja, mungkin hanya akan beberapa orang yang percaya, kecuali dengan bukti." Tanya Fuji dan ia takut memperkeruh lagi suasana yang sedang panas ini.

"Kedua Abangmu sudah turun Nak, mereka berdua sedang pergi ke lokasi kejadian, untuk menanyakan CCTV yang terpasang di tempat makan itu." Jawab Ibunya.

"Jadi cepatlah luruskan semua permasalahan ini sayang, biarkan nanti bukti datang terakhir." Fuji pun akhirnya mengangguk dan menyetujui apa yang di perintahkan kedua orang tuanya. Maka ia pun langsung menuliskan banyak tulisan di postingannya dengan photo layar gelap, dan sebuah klarifikasi yang mungkin cukup panjang.

To Be Continue.........

STAY HERE I ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang