_Jangan Lupa_
_Vote_
_Comment_Happy Reading........
"Aku ketoilet sebentar ya, mau sekalian membayar makanan." Thariq pergi meninggalkan Fateh dan Fuji yang masing-masing sibuk dengan Handphonenya. 2 orang lelaki tiba-tiba saja, datang menghampiri mereka, dengan musik yang keluar dari gitar yang di bawanya, dan suara lagu yang mulai di nanyikannya. Fateh melihat 2 pengamen itu dari bawah sampai atas, benar-benar kotor saat melihatnya, bahkan banyak tato-tato yang terpasang di kulit mereka. Fuji yang mulai merasakan tidak aman, memberikan uang 10.000 pada mereka untuk segera pergi, tapi bukannya pergi mereka malah meminta bahwa yang di berikannya itu kurang. Fateh dan Fuji terkejut, 10.000 itu sudah cukup banyak pikir mereka.
"Artis masa ngasih 10 ribu, sejuta bisa kali." Ucapnya sambil memegang tangan Fuji.
"Heiiiii." Fateh menahannya, membuat salah satu lelaki di antara itu kini juga melihat kearah Fateh. Fateh melihat sekeliling, ternyata di tempat makannya tidak ada siapa-siapa dan hanya tersisa mereka berdua, lalu orang yang berdagang juga, terlihat tidak ada, mereka pada pergi kemana.
"Apa sih,, anak kecil diam saja." Orang itu mendorong Fateh, sampai tubuh belakang Fateh terbentur pelan.
"Ayo berikan aku uang 1 juta, gak akan miskin juga Lo berikan uang itu buat Gue." Paksanya, sambil memegang dagu Fuji seolah para pereman itu sedang menggodanya, Fateh tidak bisa terima melihat Kakak nya di lecehkan seperti itu, ia langsung mengambil bekas cucian tangannya itu dan melemparnya pada pereman yang berhasil akan melecehkan Fuji, sehingga kini lelaki itu berbalik dan langsung mendorong Fateh sampai terjatuh.
"Fateh..." Kaget Fuji melihat Fateh yang kini kembali bangun, Fateh memang masih kecil, tapi ia berani, pada lelaki dewasa yang sudah menganggu seorang perempuan yang sudah ia sayangi, salah satunya adalah Fuji.
"Apa lho bocah?" Tantangnya, Fateh mengepalkan tangannya, menatap 2 pereman dengan wajah yang memerahnya karena menahan marah.
"Kalau Lo berani ikut Gue." Mereka berdua langsung keluar dari tempat makannya, Fateh terus menatap mereka, tidak ada rasa takut untuk Fateh, karena ia sedang membela seseorang perempuan yang saat ini sedang menangis. Fateh beranjak untuk mengikutinya, tapi tangannya tertahan oleh Fuji yang menggelengkan kepalanya dengan deraian air mata, melihat hal itu, Fateh semakin tidak terima.
"Ateh tidak bisa biarin mereka berbuat semena-mena itu pada Kakak." Ucap Fateh berusaha melepaskan genggaman tangannya.
"Kamu akan kalah, Kakak tidak apa-apa." Tahan Fuji.
"Kakak bilang tidak apa-apa, terus kenapa Kakak menangis." Tanya Fateh.
"Kamu tidak bisa melawannya." Jawab Fuji.
"Aku tidak peduli, derajat perempuan lebih berarti, biarpun aku kalah, aku sudah berusaha membantu Kakak." Fateh berhasil melepaskan genggaman Fuji, melihat itu Fuji langsung segera berlari mengejar Fateh, ia terus menahan Fateh tapi tetap saja Fateh bisa melepaskannya.
"Ayo pecundang lawan sini." Fateh semakin marah mendengar ucapan mereka.
"Tidak Fateh, jangan lakuin itu." Pinta Fuji berteriak.
"Sudahlah Kak, lepasin saja." Balas Fateh.
"Teh,, Fateh, Kakak mohon."
"Tidak Kak, mereka sudah keterlaluan." Fateh menghempaskan tangan Fuji dari genggamannya, lalu berbalik untuk kembali melihat dua pereman yang saat ini terlihat malah pergi kabur menjauh, Fateh terkejut dan ia berbalik.
"Fateh apa yang kamu lakukan." Thariq sudah menatap Fateh dengan tajam, lalu ia melihat Fuji yang terpejam tidak sadarkan diri di depan sebuah mobil, dengan darah yang mengalir dari kepalanya.
"Kak Fuji." Gumam Fateh tidak percaya. Fateh ingin mendekat, tapi Thariq langsung mengambil alih Fuji dan membawanya pada mobilnya. Fateh mengikuti Abangnya, tapi di luar dugaannya, Thariq malah meninggalkan dirinya, di tempat yang tidak pernah Fateh ketahui. Fateh melihat sekeliling, tidak ada seseorang yang Fateh kenal saat ini, malah mereka menatapnya dengan pandangan bahwa ia adalah seorang tersangka, tercetak jelas dari pandangan mereka yang saat ini sedang menatapnya benci.
Fateh menggeleng, ia pun langsung pergi begitu saja, meninggalkan tempat yang jadi ketakutannya, entah kemana ia melangkah, membiarkan kakinya yang menjadi kuasa untuknya.
-----
"Akhhhhh..." Atta menggaruk kepalanya, di belakang Saaih mengikutinya dengan keadaan yang tidak kalah kacau seperti suaminya saat Aurel lihat.
"Bisa-bisanya si Thariq ninggalin Fateh sendirian." Atta melempar handphonenya, ia benar-benar kesal pada adiknya, karena saat menjemput pada lokasi kejadian, disana sudah tidak ada Fateh, dan kata-kata orang yang Atta tanyakan, Fateh lari ke barat, yang seharusnya jika Fateh mau pulang ia harus lari ke Timur. Atta tahu itu dari sebuah Video yang saat ini sedang jadi pembicaraan hangat di Twitter, Instagram, Tiktok dan YouTube, serta laman-laman gosip di stasiun televisi dan berita. Jelas terpampang, bahwa kecelakaan Fuji di sebabkan adiknya Fateh yang Atta tidak bisa habis pikir, kenapa Fateh bisa sampai melakukan itu pada Fuji.
"Jadi Fateh belum di temukan?" Tanya Aurel dan Atta hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Kenapa itu anak jadi kasar, padahal kita tidak pernah mengajarkan itu padanya, dan lihat apa yang terjadi, dia harus menanggung ratusan ribu hinaan dari orang-orang atas perilakunya." Atta terlihat menahan emosinya, hari ini mungkin Atta sedang marah berat, begitupun dengan Saaih yang mungkin juga kecewa, karena akbiat ulah adiknya nama keluarganya juga kini menjadi bahan hinaan dan cacian mereka orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
"Kamu harus tenang sayang, kita belum tahu yang sebenarnya terjadi, itu hanya segelintir video, yang mungkin ada sesuatu hal sebelumnya terjadi pada mereka." Ucap Aurel menenangkan, ia ingin berusaha berpikir baik untuk Fateh.
"Sayang, kamu lihat sendiri, lihat dari perlakuannya, sudah jelas, Fateh memang kasar." Beritahu Atta dan membuat Aurel diam, tidak bisa berkutik, karena kalau dalam Video yang terlihat, Fateh memang sedang berlaku buruk pada Fuji.
"Ya sudah, lebih baik kita cari dulu di mana keberadaan Fateh saat ini, siapa saja orang yang sedang mencari Fateh saat ini, Fateh saat ini sedang di luar bukan." Tanya Aurel yang khawatir dengan keadaan Fateh sekarang yang masih belum di ketahui keberadaannya.
"Mungkin dia kabur dan lari, tidak mau bertanggung jawab dengan apa yang tengah di perbuatnya." Jawab Atta asal, dari ucapannya Atta seperti sudah tidak peduli lagi.
"Tidak Bang, kemungkinan Fateh memang tidak tahu jalan pulang." Ucap Aurel. Atta langsung diam, mendengar ucapan istrinya ada benarnya juga, Fateh tidak pernah keluar, dan sekalinya keluar memang selalu ada yang menemaninya, dan ini Fateh pergi dengan keadaan yang bisa di bilang karena takut dari apa yang tengah Fateh perbuat.
"Ada beberapa team yang sedang mencari fateh." Jawab Atta.
Atta lebih baik memilih duduk, untuk menenangkan hatinya, berita ini lebih menakutkan dari berita pagi tadi yang menimpa dirinya, karena semua kini menjadi jelek. Atta memejamkan matanya, hari ini ia benar-benar lelah, sampai dering handphone bergetar membuat Atta harus mendekati sumber suaranya.
"Hallo." Ucap Atta terkesan ketus, karena masih dalam emosi yang masih tinggi.
"Fateh sudah ditemukan, saat ini kita dalam perjalanan pulang." Mendengar itu, Atta langsung mematikan teleponnya tanpa ucapan sepatah katapun. Ia pun kembali membuka akun Instagramnya, yang langsung di lihatkan pada video-video perlakuan itu, hati Atta kembali sakit, ia sudah tidak bisa lagi melihatnya, dan Atta pun kembali mematikannya menunggu Fateh yang saat ini masih dalam perjalanan pulangnya.
To Be Continue.......
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY HERE I ( End )
FanfictionIni adalah sebuah kisah dari Pertemuan Kesebelasan Gen Halilintar, Antara Atta dan Thoriq dengan Kesebelasan lainnya + orang tua di Turki, namun kembali berpisah karena ada kerjaan yang harus di kerjakan dengan Saaih dan Fateh yang harus ikut dengan...