_Jangan Lupa_
_Vote_
_Comment_Happy Reading.............
"Huwekk.. Huwekk.. ukhh.." Suara muntah-muntah terdengar beberapa kali di dalam kamar Thariq saat ini. Sohwa sibuk memegangi tubuh Fateh sambil memijat-mijat tengkuknya saat Fateh memuntahkan obat yang seharusnya ia telan. Saaih ikut memegang wadah tempat Fateh memuntahkan isi perutnya tanpa rasa jijik sekalipun.
"Su..dah... B-banggghh..." Lirih Fateh dengan wajah yang pucat pasi. Perlahan Saaih menyeka sisa muntahan yang masih berada di mulut Fateh yang bersandar penuh pada Sohwa dibelakangnya.
"Iya.. Teh, sekarang istirahat saja dulu ya. Nanti kita coba lagi. Tidak usah khawatir sekarang tenanglah..okey? Karena Kami di sini akan terus selalu membantumu." Ucap Saaih dengan lembut.
"Maafin Ateh ya Bang, Kak, Ateh minta maaf." Ucap Fateh menunduk
"Tidak ada yang perlu di maafkan, sudahlah ini tidak apa-apa, karena ini juga bukan salah Fateh kok." Ucap Saaih mengangkat wajah Fateh agar tidak pernah menundukkan kepalanya.
"Bagaimana cara agar Fateh bisa meminumkan obatnya ini Saaih, kalau secara langsung nanti di muntahkan lagi?" Tanya Sohwa melihat kearah Saaih, Fateh ikut melihatnya dan mencoba berpikir juga.
"Kita coba saja Kak, hancurin obatnya lalu nanti kasih madu, agar tidak menimbulkan mual." Saaih memberikan sebuah ide, sekarang tinggal melihat kearah Fateh apakah Fateh setuju dengan idenya atau tidak.
"Bagaimana Teh, setuju tidak apa yang di katakan sama Bang Saaih." Tanya Sohwa memastikan pada adiknya. Fateh menatap Sohwa dan Saaih secara bergantian, detik berikutnya Fateh kembali menunduk dengan tangan yang kembali mencengkeram dadanya.
"Sa..kit..." Ucap Fateh pelan.
"Sakit, mana yang sakit?" Tanya Saaih memegang kedua pundak Fateh. Sohwa sudah langsung beranjak, mencari sebuah Handphonenya untuk menghubungi keluarganya. Dengan tangan yang bergetar, Sohwa mencoba menelpon Abinya, ia masih ingat betul dengan janjinya, jika sesuatu maka orang yang akan di hubungi adalah Abinya.
Abi yang saat ini sedang duduk di samping Atta menemani cucunya dalam siaran langsung merasakan handphonenya berdering, dan langsung membuat perhatian itu teralihkan. Abi mengeluarkan Handphonenya, Sohwa saat ini memanggilnya, karena banyak yang melihatnya, Abi memilih menjauhi dan di tatap oleh Umi yang tiba-tiba saja ikut mendekati Abinya. Atta merasakan ada sesuatu yang tidak beres, ia pun meminta izin terlebih dahulu untuk mendekati kedua orang tuanya.
"ABIIIIIII... Fateh...." Mendengar hal itu, Abi langsung menghentikan langkahnya, diam di tempat mencoba memastikan apa yang sedang Sohwa akan bicarakan lagi.
"Dadanya kembali sakit.." Abi menggeleng, ia langsung mematikan teleponnya dan kembali berbalik yang sudah ada Umi dan Anaknya Atta.
"Ada apa Abi." Tanya Atta mendekati Abinya yang terlihat tegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY HERE I ( End )
FanfictionIni adalah sebuah kisah dari Pertemuan Kesebelasan Gen Halilintar, Antara Atta dan Thoriq dengan Kesebelasan lainnya + orang tua di Turki, namun kembali berpisah karena ada kerjaan yang harus di kerjakan dengan Saaih dan Fateh yang harus ikut dengan...