Stay Here ( 50 )

335 14 0
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading.........

Thariq dan Atta mereka sama-sama tersenyum melihat sebuah mobil berwarna merah yang sudah terparkir di halaman Rumah milik Atta Halilintar. Pada akhirnya mobil yang menjadi keinginan Fateh sudah terlaksana, sekarang hanya tinggal menunggu Fateh untuk mengendarainya, mungkin saat tahu ini Fateh akan senang dan bahkan ia akan berlarian kesana kemari, mungkin?.

"Bang, kalau begitu aku mau kembali lagi ke Rumah Sakit ya, mau menemani Fateh malam ini." Pamit Thariq. Fuji sendiri sudah pulang bersama keluarganya, saat acara hari ini yang di lakukan di Rumah Atta sudah selesai, begitupun dengan keluarganya, yang sudah kembali lagi ke Rumah, kecuali Umi yang katanya menyusul Abi untuk ke Rumah Sakit.

"Oke, terus kasih tahu ya perkembangannya, kalau bisa Abang juga mau kesana, tapi Abang harus menemani Aurel dulu, yang mungkin saat ini juga masih belum pulih karena operasi sesarnya." Ucap Atta mempersilahkan adiknya yang akan kembali lagi ke Rumah Sakit.

"Tentu Bang." Thariq masuk kedalam mobilnya, meninggalkan Atta yang kini mulai kembali masuk kedalam Rumahnya, untuk menuju kamar dimana istrinya berada saat ini.

"Sudah pulang sayang." Tanya Aurel saat suaminya kini duduk di sampingnya yang sedang berbaring.

"Ada di sini berarti sudah sayang." Jawab Atta gemas. Aurel hanya bisa tersenyum melihat semuanya.

"Terus keadaan Fateh bagaimana sekarang, baik-baik saja kan?" Tanya Aurel kembali, sudah sekitar 2 Minggu adiknya itu tidak main ke Rumah, bahkan saat acara ini juga tidak ada karena sedang sakit.

"Kamu tidak usah khawatir, kata Thariq tadi juga Fateh sudah baik-baik saja, mungkin serangan biasa." Aurel mengangguk, Atta mendekati ranjang tidur anaknya, dimana saat ini sedang terlelap. Benar-benar sangat menggemaskan, dan ingin rasanya Atta mengangkat anaknya, tapi itu hal yang sangat tidak mungkin karena anaknya saat ini sedang tertidur pulas.

"Nak, doakan Om kamu ya, agar cepat sembuh." Ucap Atta pelan, lalu Atta berbalik menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian tidurnya.

-----

Tuhan mungkin masih memberikan kesempatan pada anak kedelapan dari kesebelasan Gen Halilintar untuk melihat dunia. Fateh kembali membuka kedua matanya di hadapan sosok Umi dan Abi yang selalu setia menemaninya, bahkan tangan itu terlihat nyata yang terus menggenggamnya. Fateh selalu takut melihat situasi seperti ini, seolah ia saat ini ia benar-benar sedang berada di ambang kematian. Ruangan yang begitu sunyi dan hanya terdengar suara dari elektrokardiograf dan suara pelan dari seorang Ayah yang merafalkan doa-doa di telinganya.

Fateh menatap kedua orang tuanya, mulutnya terbuka, mencoba mengeluarkan suaranya dengan bibir pucatnya, agar mereka bisa melihatnya bahwa dirinya sudah terbangun.

"Abb... Bbiiiihhhh." Dengan susah payah Fateh mengeluarkan suaranya.

"Uuuuuhhh..."

"Fateh..." Ucapannya terhenti saat sosok Ayah menyadari bahwa dirinya sudah membuka matanya. Fateh tersenyum, dengan tatapan berkaca-kaca. Keduanya saling tersenyum satu sama lain, lalu melihat Fateh putranya yang kembali mendapatkan kesadarannya. Namun, mereka tetap saja tidak bisa menahan air matanya saat melihat Fateh yang kesulitan untuk bernafas dan berbicara.

STAY HERE I ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang