Stay Here ( 26 )

237 13 0
                                    

_Jangan Lupa__Vote__Comment_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_Jangan Lupa_
_Vote_
_Comment_

Happy Reading..........

Sebagai laki-laki tertarik pada lawan jenis memang hal yang sangat wajar, termasuk Fateh yang saat ini sudah benar-benar bersiap, untuk keluar pertama kalinya dengan seseorang perempuan selian keluarga, dan itu juga hal yang sangat membuat heboh dari seluruh keluarga Gen Halilintar yang saat ini sedang memperhatikan Fateh.

Mereka tidak melarang Fateh melakukan hal ini, hanya saja mereka selalu memberikan sebuah peringatan agar Fateh selalu bisa menjaga dirinya, ataupun perempuan yang saat ini sedang mau diajak jalan. Berangkat bersama Ayu yang kata Fateh bilang untuk menghindari fitnah itu sudah lebih baik, dari pada mereka harus pergi benar-benar sendirian ataupun berdua.

"Umiiii,,, abiiiii Ateh sudah rapih belum, coba lihat." Teriak Fateh menghampiri kedua orang tuanya yang sedang duduk santai bersama Thariq yang saat ini mungkin tidak ada kegiatan, ataupun belum berangkat. Ada Sohwa dan Sajidah juga yang ikut menemani Abi dan Uminya duduk, sedangkan yang lain sedang menemani Qahtan dan Soleha yang bermain di kolam, bersama Iyyah dan Fatim, Muntaz sendiri masih tertidur dan Saaih, hari ini sudah pergi keluar untuk mengambil obat Fateh di Rumah sakit karena sudah habis.

"Berantakan." Bukan kedua orang tuanya yang menjawab, melainkan Thariq.

"Kok berantakan sih, perasaan sudah rapih lho ini Ateh." Ucapnya, Thariq mengangkat kedua tangannya karena tidak tahu. Sajidah hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Thariq yang hobi sekali menganggu adiknya. Sohwa memukul pelan Thariq dengan bantal dan Umi sama Abi mengangguk.

"Ateh sudah rapih kok, tenang saja." Fateh tersenyum saat mendapatkan jawaban dari Uminya.

"Fateh sayang Umi..." Fateh berlari kecil memeluk Uminya.

"Teh sumpah ya, kamu sudah bukan Qahtan lagi yang harus bermanja-manja seperti itu." Ucap Thariq.

"Biarin, Ateh senang kok lakuin ini, rasanya itu, Ateh benar-benar bebas, tidak punya beban lagi, bahkan jika Ateh terbang tinggi ke langit, Ateh mau kok, nanti Ateh ketemu Tuhan disana, dan bilang sama Tuhan, terimakasih sudah memberikan kesempatan pada Ateh." Balasannya.

"Kok gitu sih Teh ngomongnya?" Sajidah menggeleng. Thariq dan kedua orang tuanya hanya terdiam dan Thariq akui ia sangat menyesal dengan ucapannya.

"Sayang gak boleh bicara seperti itu ya." Umi kembali menarik Fateh, lalu memeluknya erat.

"Habisnya Bang Thariq ngeselin Umi."  Thariq mengambil nafasnya, lalu melihat Fateh.

"Iya Abang minta maaf, Fateh bebas lakuin apa juga, bahkan lebih dari Qahtan, pokoknya bebas buat Fateh." Ucap Thariq mengalah.

"Gak, Ateh gak mau maafin Bang Thariq. Umi, Abi Ateh berangkat dulu ya, takut Ayusa sudah siap-siap." Pamit Fateh sambil menciumi kedua tangan orang tuanya, melewati Sajidah, Sohwa dan Thariq yang bersiap akan memberikan tangannya.

STAY HERE I ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang