Stay Here ( 23 )

249 14 0
                                    

_Jangan Lupa__Vote__Comment_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_Jangan Lupa_
_Vote_
_Comment_

Happy Reading........

Sudah tiga hari ini, Atta masih setia menemani Fateh di rumah sakit, sedangkan Saaih dan Thariq mereka tidak bisa menginap untuk malam ini, karena besok pagi mereka akan ada shooting, lalu keluarga Gen Halilintar yang sudah pulang dari Luar Negeri juga tidak ikut menemaninya, karena mereka masih belum tahu akan kondisi Fateh, kecuali Umi dan Abi yang memang selalu datang setiap pagi hari untuk sekedar menemani. Jam sudah menunjukkan pukul satu malam di saat semua orang mungkin sudah terlelap dalam tidurnya, tapi tidak seperti Atta yang masih terjaga untuk menemani adiknya. Sambil tertidur, tapi sebenarnya tidurnya juga tidak nyenyak, dan Atta masih bisa merasakan jika ada orang yang masuk kedalam ruang rawat inapnya. Atta selalu menggenggam erat tangan Fateh yang terkulai lemas, begitupun malam ini, tapi sepertinya Atta mulai terusik saat ia merasakan ada pergerakan dari tangan adiknya yang sejak tadi tidak pernah lepas dari genggamannya, lantas Atta mulai membuka dan melihat ke arah Fateh.

Perlahan tapi pasti, kelopak mata yang terasa begitu berat itu mulai terbuka sedikit demi sedikit. Membuat Atta terkejut dan senangnya bukan kepalang dengan apa yang ia lihat di depannya hari ini.

"Teh.. Kau sudah sadar? Tunggu sebentar, Abang akan panggilkan Dokter dulu." Atta pun langsung memencet tombol pemanggil yang tersedia di ruangannya. Tanpa menunggu lama lagi, Dokter Dea langsung masuk kedalam ruangan Fateh.

"Atta, tunggu di luar sebentar ya, aku akan memeriksa keadaan Fateh terlebih dahulu." Atta mengangguk, ia segera bergegas untuk keluar, tapi Fateh masih menggenggam erat tangannya seakan Fateh tidak mau untuk di lepaskan.

"Hanya sebentar, Teh. Abang akan tunggu Fateh di luar. Biar Dokter Dea memeriksa Ateh dulu, ya?" Dengan berat Atta melepaskan genggaman Fateh secara sepihak, karena ini untuk kebaikan Fateh juga, agar mereka para Dokter bisa lebih tenang untuk memeriksa keadaan Fateh.

Tubuhnya meluruh, Atta senang dengan kejadian ini, adiknya sudah sadar kembali, tidak ingin menunda kebahagiaannya, Atta langsung menghubungi istrinya, tidak peduli ini sudah sangat malam, tapi kabar ini, semuanya harus tahu.

"Sayang ada apa, malam-malam kok kamu nelpon?" Tanya Aurel dari sebrang sana, terdengar suara Aurel yang khawatir.

"F-Fateh sayang,, Fateh sudah sadar sayang." Jawabnya.

"Benarkah, Ya Allah terimakasih sudah mengabulkan Doa hamba." Atta tersenyum, walaupun mendengar Aurel menangis, tapi tangis Aurel adalah tangis bahagia.

"Sayang, aku mau telpon yang lainnya ya, kamu kembali istirahat lagi ya, nanti kalau kamu mau kesini, besok aku jemput." Titah Atta.

"Iya sayang, kamu juga istirahat ya, jangan sampai kamu juga ikut sakit." Atta mengangguk, dan sambungan telepon pun terputus, Atta langsung menghubungi kedua orang tuanya.

STAY HERE I ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang