Stay Here ( 36 )

203 13 0
                                    

_Jangan Lupa__Vote__Comment_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_Jangan Lupa_
_Vote_
_Comment_

Happy Reading.........

Aurel tahu apa yang sedang di pikirkan adiknya ini, walaupun tubuhnya ada di sini, tapi ia yakin perasaannya saat ini pasti sedang ada di luar, sudah lama tidak bermain di luar dan hanya menghabiskan waktu di dalam rumah itu memang sangat membosankan. Tapi ada nilai bagus dari kegiatan yang selalu di lakukan di Rumah, mereka tidak melihat Fateh kambuh ataupun hal yang bisa menyakiti Fateh, karena mereka benar-benar mengawasinya. Dalam setiap konten keluarga Atta, Fateh juga sering terlibat dan itu juga sangat senang, mereka sebagai penggemar Fateh selalu melihat keadaannya.

Kalau bisa, Aurel ingin membawa Fateh yang keluar dari Rumah ini, tapi itu tidak mungkin, ia juga harus meminta izin pada suaminya, tidak bisa bertindak apapun. Fateh rasanya sudah sangat benar-benar bosan, selera bermainnya sudah hilang, dan ia juga tidak mungkin harus bermain seperti ini, merangkai lego-lego yang baru saja Aurel beli lewat online, dan untungnya bisa langsung di antarakan, sehingga Fateh yang merangkai itu semua.

"Assalamualaikum Kak." Perhatian Aurel dan Fateh teralihkan pada Fuji dan Thariq yang masuk kedalam rumahnya.

"Wa'alikumsalam, kalian tumben sekali berkunjung ke Rumah Kakak, sudah ada sekitar 1 bulan ya kalian tidak kesini." Aurel balas memeluk Fuji, Thariq menghampiri Fateh yang terlihat tumbuh baik, walaupun tetap saja kurus.

"Hehehe kok bisa Kak Aurel menghitungnya, kita saja sudah lupa lho Kak." Jawab Fuji, keduanya tertawa.

"Bang Atta kemana Kak, kok tumben tidak kelihatan?" Tanya Thariq mendekat kekasihnya Fuji yang sudah duduk di sopa.

"Tadi keluar, kayaknya ada sesuatu yang terjadi sama bisnis Abang." Thariq mengerutkan keningnya.

"Semoga bisa cepat selesai ya Kak." Ucap Fuji mendoakan, dan Aurel langsung mengucapkan terimakasihnya.

"Fateh tumben Kak rapih banget?" Tanya Thariq melihat Fateh yang merangkai Lego saja seperti orang yang mau keluar, bahkan Fateh juga memakai sepatu yang menjadi kadonya saat itu.

"Tadinya, Bang Atta mau ajak Fateh main keluar, sudah tiga bulan bukan Fateh tidak keluar Rumah, hanya berada di lingkungan Rumah ini saja, tapi tiba-tiba saja, Bang Atta harus mengundurkan lagi, dan meninggalkan Fateh dalam keadaan seperti itu." Fuji melihat kekasihnya, dan Thariq tahu apa yang di harapkan kekasihnya itu.

"Kalau begitu, biar aku saja Kak yang membawanya keluar, tidak akan jauh-jauh kok, hanya sekedar cari makan, bagaimana?" Ucap Thariq menawarkan, ia juga hari ini ada waktu luang yang kosong, bermain sama Fateh mungkin bisa membalas kerinduannya.

"Ateh mau Bang." Fatah yang mendengar itu langsung menghampiri Thariq dan duduk di sampingnya.

"Janji gak akan minta apa-apa, yang jelas hari ini Ateh mau main di luar." Tambah Fateh dengan semangatnya, kalau melihat ini, Aurel jadi tidak bisa menolaknya, Fateh benar-benar terlihat sangat senang.

"Ya sudah, kalian boleh pergi ya, tapi telpon Bang Atta, biar Bang Atta bisa fokus pada kerjaannya, tidak memikirkan Fateh." Ucap Aurel.

"Yesss, akhirnya Ateh main juga." Thariq memeluk erat Fateh dari arah samping, hanya di bawa keluar Fateh sudah sesenang ini, apakah Fateh memang sangat merindukan keadaan luar itu seperti apa.

"Kak, kalau begitu kita pamit dulu ya Kak, biar kita tidak kesorean pulangnya." Fuji dan Thariq bangkit, kembali bersalaman, Fateh mendekati Aurel dan memeluknya dengan erat.

"Sayang Kak Aurel." Aurel tersenyum, mengusap punggung Fateh pelan, ada perasaan yang Aurel rasakan, dan ini menurutnya perasaan yang tidak pernah Aurel terima sebelumnya, perasaan senang bercampur dengan sedih, seolah perasaan apa.

"Hati-hati mainnya, jangan terlalu cape, dan ingat jaga ini." Ucap Aurel mengingatkan Fateh sambil memegang dada Fateh.

"Oke Kak, Ateh akan selalu mengingatnya." Fateh berlari pergi, menyusul Fuji dan Thariq yang sudah berada di depan, bahkan Fateh kini memegang tangan Thariq dengan erat. Thariq melihat sekilas dan mengusap ujung kepala rambut Fateh.

"Mau main kemana Teh?" Tanya Fuji dari arah depan, sambil berbalik melihat Fateh yang sedang duduk di belakang.

"Terserah Kakak, tapi saat ini Ateh benar-benar sangat lapar Kak, soalnya belum makan, tadi di Rumah hanya sarapan buat minum obat saja." Jawab Fateh.

"Katanya terserah." Ucap Thariq.

"Hehehehe, perut Ateh juga perlu di isi Bang." Ketiganya sama-sama tertawa.

"Ya sudah, tujuan pertama cari makan." Titah Fuji dan mobil pun melaju keluar dari kawasan gerbang rumahnya, membelah jalanan kota Jakarta. Antusias Fateh benar-benar di luar exspetasi mereka, apa serindit itu Fateh pada jalanan, sampai ia terus bertanya dan bercerita semuanya pada Fuji dan Thariq yang sangat sabar untuk menjawabnya.

Tiba di sebuah tempat makan, Fateh terkejut, kemana Abangnya ini membawanya, kenapa bukan tempat makan yang sedang Fateh pikirkan yaitu, makan cepat saji, seperti pizza, ataupun burger, kenapa ini hanya sebuah warung nasi tapi yang memang sangat cukup luas.

"Bang Thariq, Ateh pikir Abang mau ajak Ateh beli Pizza atau Burger, ternyata kita mau makan nasi." Tanya Fateh sambil turun dari mobilnya.

"Pikiran mu salah Teh, makan nasi juga tidak kalah enak dengan makanan yang kamu sebut barusan." Jawab Thariq menarik Fateh untuk berjalan bersamanya, karena Fuji sudah terlihat lebih dulu masuk kedalam, dan jangan lupakan, banyak yang melihat mereka, begitupun paparazi yang sibuk mengambil gambar mereka.

"Iya Ateh tahu, Hehehe." Mereka sama-sama sudah masuk kedalam, melihat Fuji yang sudah duduk, mereka pun menghampirinya.

Thariq duduk bersebelahan dengan Fuji, sedangkan Fateh sendiri duduk di hadapan mereka, melihat dua sejoli ini yang semakin romantis dalam berpacarannya, lalu mengenai hubungan dirinya Ayusa sudah tidak seheboh dulu lagi, karena Fateh benar-benar sudah tidak terlalu dekat lagi dengan Ayusa, tapi masih banyak juga yang menanyakan kelanjutannya, yang justru mereka jawab bahwa mereka hanya teman, dan rekan kerja dalam shooting video klipnya.

"Mau pesan apa Teh, pilih saja yang kamu mau." Titah Fuji sambil menunjuk etalase makanan yang tidak jauh dari tempat duduknya. Fateh keluar dari tempat duduknya, mendekati etalase makanan, di ikuti sama Thariq dari arah belakang, ia tahu beberapa makanan yang harus Fateh makan. Thariq tersenyum, ternyata Fateh tidak memilih makanan yang menjadi pantangannya, berarti selama ini Bang Atta dan Kak Aurel benar-benar berhasil merawat Fateh. Fateh kembali duduk, bersama Thariq yang sama-sama sudah membawa makanan, lalu Fuji melangkah untuk dirinya yang akan mulai memesan makanan. Tidak butuh waktu lama Fuji kembali sudah datang dengan beberapa makanan. Ketiganya langsung makan bersama-sama, tanpa ada gangguan, di temani dengan canda dan tawa, mengambil moment yang menurut mereka layak di abadikan. Hari ini mereka sangat bahagia, apalagi Fateh ini adalah kedua kalinya ia makan di tempat itu, dan untuk yang pertama sekitar 2 tahun yang lalu, dan sekarang Fateh baru melakukan itu lagi, membuat rasanya flashback itu datang kembali.

Thariq dan Fuji setelah berhubungan, mereka memang lebih banyak menghabiskan waktu makan mereka di tempat yang seperti ini, satu yang menjadi alasan mereka yaitu, mereka dapat kenyang, tanpa mengeluarkan uang yang cukup banyak, bisa di katakan mereka berdua sedang mengirit untuk melakukan sebuah pernikahan nantinya.

Makan seperti ini, memang tidak pribadi, banyak orang yang keluar dan masuk, apalagi orang-orang yang suka meminta dan mengamen kadang masuk kedalam tempat yang seperti ini, tapi mereka acuh dan tidak terlalu memikirkannya.

To Be Continue......

STAY HERE I ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang