_Jangan Lupa_
_Vote_
_Comment_Happy reading...........
Usaha Aurel dan Atta untuk membuat Fateh tidur dengan nyaman nyatanya tidak bisa bertahan lama. Baru sebentar saja terlelap, Fateh sudah kembali terbangun, tapi matanya tidak terbuka, Aurel rasakan dari genggaman Fateh yang memegang tangannya. Aurel bangkit dari duduknya, Atta yang hampir tertidur kembali terbuka matanya dan melihat wajah pucat Fateh yang semakin kentara saat di lihatnya, dengan diiringi rintihan-rintihan kecil yang keluar dari mulutnya meski mata itu terpejam.
Aurel bisa merasakan deru nafas Fateh yang berat dan putus-putus, karena jaraknya begitu dekat dengan dirinya. Sepertinya Fateh mulai kembali merasakan sakitnya, dari dahinya yang tampak berkerut seperti menahan sakit.
"Teh... Ada apa denganmu?" Panggil Aurel mencoba untuk membangunkan Fateh, tapi fateh tidak meresponnya. Hanya bibirnya yang nampak kering mencoba untuk terbuka dan berusaha mengatakan sesuatu.
"Teh... Bangun!! Ya ampun, Sayang,, tolong panggilkan Dokter! Cepat!" Seru Aurel bersuara keras, membuat Saaih yang nyenyak tertidur terbangun karena suara Aurel dan Atta yang langsung bergegas pergi keluar untuk mencari Dokter. Atta berteriak memanggil Dokter seperti kesetanan, mengalihkan Thariq yang duduk di meja luar depan IGD bangkit dan berbalik melihat Abangnya. Satu di pikiran Thariq, telah terjadi sesuatu dengan Fateh, dan Thariq langsung berlari untuk menghampiri ruangan Fateh.
Aurel membersihkan mulut Fateh dengan tissue yang sudah tersedia di samping ranjangnya, karena mulutnya mengeluarkan cairan.
"U-ummiiii..hh." Panggil Fateh lirih disela rasa sakitnya yang semakin menjadi.
"Fateh... Hiks..." Saaih memanggil adiknya, dan akhirnya mata itu terbuka secara perlahan, seperti mencari sosok orang yang dipanggilnya.
"Ini Abang, Abang ada disini, Kak Aurel juga di sini masih nemenin Ateh. Abang mohon Bertahanlah Teh.. jangan pergi." Ucap Thariq pada Fateh, ia takut dengan ucapan adiknya sebelum ia pergi keluar.
'Tuhan, apakah aku akan pergi sekarang, aku belum bertemu sama Umi dan Abi, serta keluargaku yang lainnya, aku belum meminta maaf, aku belum mengucapkan terimakasih, tapi aku sungguh tidak kuat lagi Tuhan, untuk bisa bertahan'
Fateh menangis dalam diam, di saat keluarganya yang ada benar-benar sedang mencemaskannya. Setetes air mata pun tak bisa tertahankan, kini meluncur di wajah pucat Fateh, sebelum akhirnya Fateh menyerah dengan keadaan.
"FATEEEHHHH!!! BANGUN.. BANGUN..." Kalimat itulah yang mereka dengar saat Atta dan Dokter Dea datang bersama team Dokter yang kini masuk kedalam. Teriakan Atta memang mengundang banyak perhatian orang-orang, termasuk keluarga Fuji yang kini berdiri di depan Ruangannya, bersama Fuji yang masih memakai pakaian Rumah Sakit.
"FATEH,, AYO BANGUN.. BANGUN..." Itu adalah suara Thariq, Fuji mendengarnya benar-benar miris sekali, ia melangkah masuk kedepan, untuk menenangkan kekasihnya yang sedang terluka hatinya, tapi langkahnya harus tertahan oleh suster, sehingga Fuji tidak bisa berbuat apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY HERE I ( End )
FanfictionIni adalah sebuah kisah dari Pertemuan Kesebelasan Gen Halilintar, Antara Atta dan Thoriq dengan Kesebelasan lainnya + orang tua di Turki, namun kembali berpisah karena ada kerjaan yang harus di kerjakan dengan Saaih dan Fateh yang harus ikut dengan...