Temperature Of Love-37

127 13 0
                                    

Nama lama tokoh utama ini tuh Ragil ya gais, tapi aku ubah jadi Raynzal. Sorry kalo kalian merasa terganggu.

By the way bab sebelumnya belum gue revisi semua. Masih gue cicil. So, sabar ya. bakal gue revisi sedikit demi sedikit, gabisa langsung semua karena gue sendiri sebetulnya lagi banyak urusan.

selamat membaca. jangan lupa vote and commentnyaaa❤

— Temperature Of Love

SESUAI perkataan Raynzal tadi, Rachel diajak ke rumah Bunda untuk mengambil ponsel beserta dompetnya. Gadis yang masih rapih dengan dressnya sedari tadi hanya diam. Ia hanya berbicara bila Raynzal bertanya.

Rachel nampaknya masih malu dengan kejadian tadi.

Selang beberapa menit, akhirnya mobil Raynzal sampai tepat di depan gerbang rumah mewah berlantai dua ini. Tak lama setelahnya muncullah seorang bapak-bapak—yakni satpam rumah dan membukakannya gerbang.

Raynzal memarkirkan mobilnya di garasi. Setelah selesai, ia kemudian mematikan mesin mobil dan melirik Rachel sejenak.

Sedangkan yang dilirik sama sekali tidak menatapnya.

Raynzal membuka sabuk pengaman tubuhnya kemudian mencabut kunci mobil, "ayo," singkatnya.

Alhasil Rachel mengikuti pergerakan lelaki disebelahnya.

Mereka pun sama-sama keluar dari mobil. Rachel membuntuti Raynzal dari belakang.

Kalau boleh jujur, sebenarnya Rachel merasa malu bila harus bertemu dengan Sasa. Akan tetapi dirinya harus bersikap biasa saja, seusai perintah Raynzal.

Raynzal menekan bel rumah, kemudian menunggu di bukakan pintu. Selang beberapa detik, perempuan tengah baya—yang ia yakini adalah Bunda—keluar. Kedua matanya sedikit membesar melihat kehadiran anaknya.

Raynzal tersenyum manis kepada sosok kesayangannya. Begitupula dengan Rachel yang kini tengah memaksakan senyumnya untuk keluar. Dirinya masih merasa canggung dan tidak terbiasa melakukan ini kepada Sasa.

"A, kenapa tiba-tiba banget?" Tiba-tiba  Bunda bertanya. Namun, respons yang Raynzal tunjukkan begitu santai. Lelaki itu hendak masuk, akan tetapi Bunda menahan pergerakannya.

"Jangan masuk,"

Perkataan itu membuat kening Raynzal berkerut. "Lho kenapa, Bun?"

Sasa menggelengkan kepalanya hingga membuat Raynzal merasa heran. "Ada Regal," bisiknya, sembari menengok ke belakang—untuk memastikan bahwa Regal tidak menyadari kehadiran Raynzal dan Rachel.

Kedua mata Rachel membola. Detik setelahnya ia langsung menatap Raynzal. "Ya udah kita pergi aja sekarang," ucap Rachel cepat dengan nada yang cukup besar, hingga membuat Bunda menatap Rachel khawatir.

"Ssst, pelan-pelan," telunjuk Sasa menempel pada bibirnya.

Raynzal menelan salivanya susah payah. Lalu, ia pun langsung menarik tangan Rachel dan hendak membawanya pergi dari sini.

Akan tetapi, terlambat. Suara tapak kaki terdengar begitu jelas. Saat Bunda menoleh, ternyata Regal sedang berlari kearahnya.

Lelaki itu benar-benar terkejut oleh pemandangan yang baru saja ia saksikan. Emosinya membara dalam seperkian detik.

Saat hendak mengejar Raynzal, Bunda menahan lengan Regal dengan kencang. Akan tetapi lelaki itu langsung menepisnya secara kasar dan kembali berlari.

"RACHEL!" Regal berteriak begitu kencang, dengan emosi yang sudah berada di ambang semestinya.

Temperature Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang