Temperature Of Love-12

126 32 0
                                    

Edisi Flashback : 11

8 Tahun Lalu...

Temperature Of Love —

NILA menatap Pria dihadapannya jengah sembari menyembunyikan kedua tangannya dipunggung. Dirinya tidak ada niat sedikitpun untuk memulai pembicaraan.

Keduanya saling berhadapan sejak sepuluh menit lalu lantaran tengah memperdebatkan suatu hal.

Dan kini, keadaan menjadi hening karena Pria tersebut berhasil dibuat bungkam oleh perkataan Nila.

Pria berkacamata itu mengacak rambutnya—frustasi. Tak habis pikir dengan apa yang baru saja dia dengar.

Debat kali ini sepertinya cukup menguras emosi lantaran menyangkut masa depan Nila.

Dengan lelah Pria itu kembali bersuara.

“Om antar kamu ke rumah ya, Nil. Enggak perlu keluar malam-malam seperti ini apalagi sendirian,”

Nila menggelengkan kepalanya. Hal itu lantas berhasil membuat Pria itu merasa gemas untuk yang kesekian kali.

“Kamu masih kecil. Ayok, Om antar pulang,” dia menarik tangan Nila, namun gadis itu langsung menolak.

“Aku udah besar, Om,” Pria itu berdecak. “Kamu jangan bikin Om pusing, Nil!”

“N—Nila cuma mau ngelakuin satu hal yang enggak ngerugiin Om!”

“Enggak! Biarpun itu enggak ngerugiin Om, itu bakalan ngerugiin diri kamu sendiri. Kamu gimana sih?!” Kali ini dia mulai emosi. Dia kembali menarik tangan Nila dengan maksud untuk meninggalkan club.

“Lepas, gak?!” Nila yang tidak terima berusaha mencari pembelaan. Dalam hitungan detik dia langsung menggigit tangan Om-nya yang lantas membuat Pria itu meringis kesakitan.

Refleks dia melepas cengkeramannya. Hal itu jelas saja membuat Nila menghela napas lega.

“Kamu udah gila ya, Nil?! Kamu itu masih kecil bisa-bisa punya pikiran untuk jual diri?!”

Nila melotot. “Sssst. Jangan kenceng-kenceng!”

“Biarin aja, biar kamu malu sekalian!”

“Aku udah besar dan aku bisa urus hidupku sendiri, Om! Elah,” Nila memutar kedua matanya malas.

“Ibu kamu bakal kecewa ngeliat kamu kayak gini!” Pria itu menatap Nila tegas.

“Ibu Om juga bakal kecewa sama Om, karena Om udah buka club!” Ujar Nila tak mau kalah.

“Punya hak apa kamu urus hidup, Om?”

“Punya hak apa Om urus hidup Nila?”
Pria itu diam dan semakin kesal. Sifat Nila begitu temperamental dan sulit dilawan, pikirnya.

“Nila cuma mau Om turutin apa yang Nila mau, dengan gitu urusan kita selesai,” ujar Nila dengan nada lirih dan pandangan nanar.

“Enggak perlu ada kata rugi diantara kita. Om untung, Nila juga untung,”

Pria itu menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir. Dirinya sangat heran dengan tingkah laku Nila yang sangat berubah drastis dari sebelumnya. “Mana Nila yang dulu?” Kini, nadanya merendah.

“Hah?” Nila menatap Omnya.

“Mana Nila yang dulu Om kenal? Setau Om kamu dulu enggak seperti ini. Om enggak suka sama sifat kamu yang sekarang,"

Nila memejamkan matanya. “Ibu udah enggak ada jadi buat apa aku ngelanjutin kehidupan kayak dulu,”

“Enggak gitu caranya, Nila!” Bentak Pria itu sehingga membuat Nila tersentak. “Kalau kamu masih nekat ngelakuin ini, Om enggak akan mau anggap kamu sebagai saudara!”

Temperature Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang