Temperature Of Love-15

140 32 1
                                    

Edisi Flashback : 14

8 Tahun Lalu...

Temperature Of Love —

SASA terdiam dengan posisi tertidur dipangkuan Reffa. Pindahan mereka ditunda sampai besok. Karena kejadian tadi, para petugas di perintahkan Ardi untuk pulang.

Dilantai dua, berkumpul lah Ardi, Luna, Rachel dan Regal. Mereka semua tengah merundingkan satu hal mengenai keluarga mereka.

Berbeda dengan Sasa, wanita itu kali ini malah dibuat pusing oleh keberadaan Raynzal. “Raynzal di mana ya, Reff? Bunda khawatir,”

Sasa menghapus air matanya yang lagi-lagi keluar. Sekuat apapun ia menahan, air matanya akan tetap keluar.

“Raynzal bakalan baik-baik aja kok, Bun,” ujar Reffa lembut, mengerti keadaan Bunda sekarang.

“Bukan itu, Reff. Bunda takutnya Raynzal khilaf, ngelakuin hal kayak dulu,”

Reffa mengangguk paham. “Kita doa aja semoga Raynzal enggak khilaf ya, Bun,” Dan Sasa hanya mengangguk singkat. Tubuhnya benar-benar remuk seusai menyaksikan kejadian tadi. Kejadian di mana Raynzal menunjukkan kemurkaannya dihadapan orang-orang.

Padahal, itu semua belum ada apa-apanya. Raynzal bisa menjadi sosok yang lebih kejam dari itu.

“No, maaf ya kamu harus liat kejadian tadi,” Reffa tersenyum miris—menatap Reno sang kekasih.

“Iya enggak papa,”

Padahal niat Reffa mengajak Reno ke rumah adalah dengan tujuan untuk mengantarnya ke apartemen Raynzal. Namun siapa sangka kalau kejadian ini terjadi?

Reffa benar-benar merasa malu dengan Reno. Tapi Reno tidak masalah dan ia malah berbicara perihal satu hal, “kalo kalian butuh sesuatu kasih tau saya aja ya,”

Bunda menatap Reno dengan sedikit mengeluarkan senyumnya. “Makasih ya, A. Kamu baik banget,”

Reno membalas senyuman tersebut. “Sama-sama, Bun,”

“Kita pindahnya jadinya besok, No. Kamu besok bisa kesini lagi?”

“Iya, Bun. Bisa,”

“Makasih ya,”

Reffa setia mengelus punggung tangan Sasa. Pikirannya kalut akan permasalahan yang tengah dihadapi Raynzal.

Kebetulan tadi adalah kali pertamanya Reffa melihat Rachel. Tak bisa dipungkiri bahwa Rachel memang cantik. Ia saja sampai pangling melihatnya.

Gadis itu memiliki wajah yang nyaris sempurna—jujur saja ia sempat merasa insecure.

Raynzal memang pandai dalam memilih pasangan. Terbukti dari Dinda—mantannya yang juga tak kalah cantik dari Rachel.

“Pacar Raynzal cantik banget ya, Reff?”

Kata Bunda—yang ternyata memiliki pemikiran yang sama dengan Reffa. Gadis itu langsung menunduk—menatap Sasa yang tertidur dipangkuannya.

“Iya, Bun. Cantik banget. Kaya bule-bule gitu,”

“Kok dia mau ya sama Raynzal?” ucap Sasa diakhiri dengan kekehan singkat.

“Tapi mereka cocok kok, Bun,”

Sasa mengangguk setuju, “tapi sayang banget ternyata dia anaknya Luna,”

“Iyaya, Bun, ” 

Reno membelah, “berarti mereka harus putus dong?”

“Iya,” singkat Sasa. "Kasihan banget ya. Raynzal dari dulu kalau pacaran pasti selalu berakhir tragis,"

Temperature Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang