Edisi Flashback : 09
8 Tahun Lalu...
— Temperature Of Love —
RACHEL menaruh kemoceng yang berada di genggamannya keatas nakas. Fokus ia langsung beralih pada album foto kesayangannya.
Ini hari minggu dan entah kenapa dirinya merasa malas melakukan apapun. Raynzal tidak ada, jadi Rachel merasa kesepian.
Biasanya disaat weekend seperti ini Raynzal selalu datang ke rumah untuk menemaninya. Mereka akan melakukan hal-hal sederhana seperti menonton film, cerita hal random, pesan makanan yang banyak, bahkan menemani Rachel mengerjakan PR. Hal kecil itu benar-benar membuat Rachel merasa terhibur.
Kini Rachel sibuk membolak-balik isi foto yang mempunyai ketebalan cukup banyak itu.
Dirinya tak pernah bosan untuk terus melihat isi album foto tersebut lantaran semua memori semasa ia kecil berkumpul disana. Semuanya lengkap—tidak ada yang kurang sedikitpun.
Dimulai dari foto Oma, Ayah sampai Mamanya semuanya ada.
Seketika gerakan Rachel terhenti lantaran dirinya mengingat akan satu hal. Langsung saja ia menuju laci dan mengambil sebuah bingkai foto yang masih kosong.
Bingkai ini merupakan pemberian Raynzal. Si tampan membelikannya dua sekaligus, lantaran Rachel berkata bahwa ia benar-benar membutuhkannya.
Gadis itu kemudian memilih salah satu foto yang menurutnya cocok untuk dipajang disana.
Tak lama berselang, Rachel mengukir senyumnya lantaran ia merasa telah menemukan foto yang pas. Kedua matanya disambut oleh foto dirinya semasa kecil yang tengah duduk sembari memakan pisang.
Rachel langsung mengambil foto itu lalu membersihkannya dengan tissue.
Yash, kebahagiaan Rachel memang sangat sederhana. Menemukan album foto ini saja sudah sangat cukup baginya.
Setidaknya apabila Rachel rindu dengan keluarganya ia bisa melihat isi album foto tersebut.
— Temperature Of Love —
RAYNZAL dan Sasa menatap heran kedatangan Ardi beserta pengikutnya yang sangat tiba-tiba. Ia keluar kamar begitu Bunda memberitahukan kedatangan Ardi disini.
Namun, untuk apa?
Dengan alis tertaut, Raynzal menatap Ardi. Ia mendekati Papanya yang kini tengah tersenyum padanya.
“Lho kamu disini, Rayn?”
“Ngapain, Pa?” Tanyanya sembari memperhatikan wajah Ardi secara detail.
“Papa ada urusan sama Bunda kamu,"
“Terus mereka ngapain?” Raynzal melirik Luna tajam yang kini tengah berdiri disamping Luna.
“Regal kangen sama Bunda ka—”
“Bukan Regal,” Raynzal sedikit emosi.
“Tante Luna? Ya dia cuma ingin ikut, Rayn,”
Raynzal memalingkan wajahnya sembari berkacak pinggang. Kehadiran Luna benar-benar membuatnya emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temperature Of Love
Teen Fiction[CERITA SUDAH LENGKAP] [SEQUEL OF RAYNZAL ANGKASA] Selama delapan tahun ini, Raynzal percaya bahwa hidupnya dihantui oleh kesedihan. Tidak ada sehari pun yang ia lewati untuk merenung dan menyendiri, meratapi nasibnya yang kian memburuk. Rachel, ga...