Edisi Flashback : 04
8 Tahun Lalu...
— Temperature Of Love —
RAYNZAL menatap ponselnya yang menampilkan pesan dari Rachel. Tak butuh waktu lama untuk dia membalas pesan itu.
Rachel : Raynzal. Kalau ada waktu anterin Rachel beli bingkai foto ya.
Raynzal : Besok
Rachel : Iya
Raynzal disapa oleh kedatangan Ardi. Kebetulan sekarang dia sedang berada di rumah Pria itu karena suruhannya.
Ia pun mengantongi ponselnya, lalu memandangi Ardi yang kini duduk dihadapannya.Pria itu tersenyum. “Apa kabar, Rayn?”
“Baik, Pa,” jawabnya singkat. “Kenapa suruh Raynzal kesini?”
“Eum—sebelumnya Papa mau kasih tau sesuatu dulu ke kamu,”
“Apa,”
“Tante Luna hamil anak pertamanya,”
Alis Raynzal terangkat satu, merasa tidak peduli dengan ungkapan Ardi. Dalam hatinya ia berucap, bodoamat.“Oh gitu? Selamat ya, Pa,”
Papa Raynzal mengangguk. “Niatnya malam ini kita mau jalan-jalan. Kamu mau ikut?”
“Ke mana?”
“Mall. Papa akan beliin semua kebutuhan kamu, Rayn,”
“Apa Regal nggak cemburu?”
“Udah kemarin. Tinggal kamu,”
Raynzal bersandar, lalu menarik napasnya panjang. Ia cukup tergiur dengan tawaran itu.
“Perginya enggak usah sama mereka bisa gak?”
“Kenapa? Kita, ‘kan niatnya juga mau makan bersama,”
“Papa tau hubungan Raynzal sama Regal kayak gimana,”
Ardi terdiam. Sebenarnya ia mengetahui semua konflik yang dihadapi oleh Raynzal dan Regal. Sejujurnya dia ingin sekali melihat kedua anaknya akur. Namun, dia tidak tau harus berbuat apa.
“Untuk kali ini aja, Rayn. Papa mohon. Lagipun Regal enggak bakalan nolak kalau ada kamu,”
“Bakalan canggung pasti, Pa,”
“Papa yang akan sering cairin suasana,”
Raynzal menghusap lehernya. Tak lama kemudian, Regal dan Luna muncul dari tangga lalu mendekati mereka berdua.
Raynzal menatap kedua manusia itu dengan canggung. Berbeda dengan Ardi yang kini sudah memasang senyumnya untuk Luna. Kemudian, Pria itu bangkit dari duduknya. “Ayo, Rayn. Kita berangkat sekarang,”Regal sempat melirik sinis kearah Raynzal. Sayangnya anak itu tidak menyadarinya.
Menghela napas, akhirnya Raynzalpun memutuskan untuk mengalah. Dia bangkit dari sofa lalu menatap Ardi. “Raynzal duduk didepan sama Papa,”
“Iya, Rayn. Oh iya bentar, Papa ambil kunci mobil dulu,” Ardi berbalik, lalu menaiki tangga penghubung lantai dua.
Kini, tatapan Raynzal tertuju pada kembarannya. Luna mengambil posisi duduk sembari mengenggam tangan Regal.
Raynzal tersenyum miring. Ia sepertinya akan kembali memulai permainannya. “Long time no see, ya,”
Perkataan itu lantas membuat Regal dan Luna menoleh secara bersamaan. Kembarannya itu mengangkat sebelah alisnya dengan raut datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temperature Of Love
Novela Juvenil[CERITA SUDAH LENGKAP] [SEQUEL OF RAYNZAL ANGKASA] Selama delapan tahun ini, Raynzal percaya bahwa hidupnya dihantui oleh kesedihan. Tidak ada sehari pun yang ia lewati untuk merenung dan menyendiri, meratapi nasibnya yang kian memburuk. Rachel, ga...