Edisi Flashback : 02
8 Tahun lalu...
— Temperature Of Love —
HUJAN turun deras malam ini. Kilat terus ditunjukkan sang langit kala detik terus bertambah. Kegelapan menimbulkan kekhawatiran tersendiri sehingga membuat keadaan semakin mencekam.
Sudah satu jam berlalu, namun tak sedikitpun membuat perasaan gadis cantik berambut cokelat itu membaik. Pikirannya semakin kalut akan kejadian yang sangat enggan ia pikirkan. Ia larut dalam kesedihannya sendiri. Mulutnya bungkam, sulit untuk berkata-kata.
“Makan dulu Nil, makanannya,”
Suara itu membuat Nila menoleh. Ia lupa bahwa sudah setengah jam dirinya menganggurkan makanan buatan Ibu.
Wanita tengah baya itu menatap anaknya sembari tersenyum. Ia terlihat ragu untuk kembali membuka suara. Kemudian, dia duduk disamping Nila sembari menghusap punggungnya dengan lembut.
“Nggak capek memangnya mikirin Ibu mulu, hm?” Nila sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Itu yang Nilam tau selama dua hari ini.
Gadis itu berubah drastis. Tidak lagi ingin menjalani rutinitas hariannya untuk makan bersama dengan sang Ibu. Dia terus mengatakan 'ingin sendiri'. Dia juga menolak beberapa tawaran Ibu untuk pergi ke pasar untuk mencari bahan makanan.
“Nila stress, Bu,” gadis itu sepertinya siap menangis. “Stress banget,”
Ia terlihat sangat drop.
“Nila bingung mau ngapain,” ucap Nila pelan.
“Kenapa sayang?”
Nila menggelengkan kepalanya, lalu mengambil makanan pemberian Nilam.
Kemudian Nilam mengenggam pergelangan tangan anaknya.
“Kamu masih marah sama kakak kamu?” Tanya Nilam. “Ibu minta maaf, Nil. Ibu sayang sama kamu,”
“Ibu nggak salah. Kak Sheryl yang terlalu kejam sama kita,”
“Kamu nggak boleh ngomong gitu,”
Nila menangis.
“Lima bulan lebih berlalu dan rasanya berat banget buat Nila, Bu. Nila udah berusaha keras supaya Ibu bisa sembuh, tapi usaha dia apa?” Kali ini Nilam tidak punya keberanian untuk membantah ucapan Nila. Wanita itu diam—ingin mendengar sejauh mana gadis itu bercerita tentang kakaknya.
“Nila cuma minta uang agar Ibu bisa operasi. Wajar, ‘kan Bu seorang anak ngasih itu ke Ibunya sendiri?”
“Nila cuma mau Ibu sembuh, biar kita bisa ngejalanin hidup seperti dulu,” ia mengambil napas dalam-dalam. “Apa Kak Sheryl nggak berharap Ibu sembuh ya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Temperature Of Love
Teen Fiction[CERITA SUDAH LENGKAP] [SEQUEL OF RAYNZAL ANGKASA] Selama delapan tahun ini, Raynzal percaya bahwa hidupnya dihantui oleh kesedihan. Tidak ada sehari pun yang ia lewati untuk merenung dan menyendiri, meratapi nasibnya yang kian memburuk. Rachel, ga...