Edisi Flashback : 16
8 Tahun Lalu...
— Temperature Of Love —
RAYNZAL terjatuh tepat diatas tangga—saat dirinya berlari dan hendak menuju ke kamar Genta.
Ia mendengkus kesal saat merasakan bahunya ditarik paksa oleh satu orang berbadan besar—yang Raynzal tau itu adalah Tomi, bodyguard Ardi. Orang kepercayaan sekaligus orang yang paling berjasa terhadap papanya.
Lelaki tersebut dipaksa berdiri dan berhadapan langsung dengan Tomi. Raynzal melempar tatapan kesal pada pria dihadapannya, sedangkan yang ditatap hanya menunjukkan ekspresi datar.
Genta berdiri diantara kedua bodyguard Ardi yang lain tanpa berkata apa-apa.
Dengan deru napas cepat, Raynzal berusaha melepas cengkraman tangan Tomi dibahunya. Akan tetapi, tidak bisa. Tenaga pria itu lebih besar darinya.
Raynzal semakin menajamkan tatapannya. “Lo mau mati?!” Ancamnya.
“Yang ada lo yang mati,”
“Sialan,” umpat Raynzal, lalu menendang kaki Tomi dengan kesal.
Salah satu teman Tomi, Daren menghampiri Raynzal dan menepuk bahu anak tersebut. “Makasih, Zal. Berkat lo kita di kasih bonus besar-besaran,”
Genta menatap Daren tidak percaya. “Om?! Gue enggak nyangka lo selicik itu!”
Raynzal menelan ludahnya susah payah. Ia tak sengaja melihat salah satu bodyguard Ardi tengah memotret dirinya.
Maksudnya apa coba?! Bikin kesel aja.
“Gue bisa pulang send—”
“Enggak bisa. Ntar lo kabur lagi,” sahut Tomi begitu dingin.
“Alah lebay lo!” balas Raynzal sembari rolling eyes.
“Halo, Bos! Udah ketemu nih Raynzalnya!” Daren sengaja memencet tombol speaker sehingga yang lain dapat mendengar suara Ardi. “Kita bawa dia langsung ke rumah?”
“Serius?!”
“Iya. Itu udah di foto sama Saka tadi. Enggak tau deh udah kirim apa belum,”
“Udah,” sahut Saka, yang masih berdiri disamping Genta.
“Oh udah, Bos katanya,“
“Yaudah kalian langsung ke rumah sakit. Alamatnya nanti saya kirim lewat chat,”
“Oke, bos,”
“Tapi sebelumnya saya mau ngomong sama Raynzal,”
“Oke,” Daren menghampiri Raynzal, kemudian memberi ponselnya kepada anak itu.
“Apaan?” Tanya Raynzal, malas.
“Kamu kemana sih, Rayn? Bikin stress aja,”
“Di rumah Genta,” Raynzal menarik napas dalam. “Lagian Papa ngapain si pakai segala nyuruh bodyguard untuk cari aku? Bikin malu aja,”
“Ya, Papa takutnya kamu nekat ngajak tidur anak orang—dan khilaf kayak dulu lagi,”
“Ya enggak lah, orang udah tobat,”
KAMU SEDANG MEMBACA
Temperature Of Love
Teen Fiction[CERITA SUDAH LENGKAP] [SEQUEL OF RAYNZAL ANGKASA] Selama delapan tahun ini, Raynzal percaya bahwa hidupnya dihantui oleh kesedihan. Tidak ada sehari pun yang ia lewati untuk merenung dan menyendiri, meratapi nasibnya yang kian memburuk. Rachel, ga...