Edisi Flashback : 12
8 Tahun Lalu...
— Temperature Of Love —
PUKUL 05.30 pagi dan Rachel sudah siap berangkat sekolah. Gadis itu mengambil ponselnya yang tengah di charge lalu keluar dari kamar.
Lagi-lagi pagi ini Rachel harus berangkat naik angkot. Dirinya tidak tau sampai kapan harus pergi dengan angkutan itu.
Rachel membuka pintu, dan tiba-tiba saja jantungnya berdetak cepat ketika kedua matanya mendapati sosok yang sangat tidak asing baginya.
Raynzal berdiri di depan pintu dengan tatapan datar. Kedua tangannya dia masukkan ke kantong celana.
Hal itu lantas membuat Rachel gugup sampai-sampai harus memalingkan wajahnya.
Ini bukanlah sebuah kebetulan. Raynzal pasti sengaja ingin mengejutkan Rachel dengan berdiri di depan pintu sampai Rachel keluar rumah.
Sekarang, sosok yang Rachel rindui itu tengah menatapnya datar. Tidak ada sedikitpun senyum yang ia tunjukkan untuk Rachel. Hal ini sangat jarang Raynzal lakukan. Lelaki itu tidak pernah diam padanya.
Entah kenapa situasi ini justru membuat Rachel merasa canggung. Gadis itu memalingkan wajah. “Raynzal,” gumamnya.
Si empunya nama malah memiringkan kepalanya. Seperti biasa, dia terus memandangi gadis cantik kesayangannya.
“Apa kabar, sayang?”
“B—baik,”
Apa-apaan itu. Seharusnya Rachel marah dan tidak menjawab pertanyaan tersebut—lantaran selama beberapa hari ini Raynzal menghilang.
Tapi, mana bisa Rachel marah disaat sudah berhadapan dengan sosok manis ini?
Seketika dirinya melupakan kekesalannya.
Raynzal maju selangkah, membuat Rachel mundur. Gadis itu menengadah kepalanya pada sosok dihadapannya dengan gugup.
“Aku kangen,”
Raynzal sengaja menyelipkan anak rambut Rachel ke belakang telinga sehingga membuat gadis itu refleks menunduk karena malu. Tangan Raynzal beralih menghusap kepala Rachel. Tapi, gadis itu malah cemberut. Dirinya hanya menunduk sembari memandangi kedua tangannya yang menyatu.
Rachel menunggu apa yang hendak Raynzal ucapkan setelah ini. Ia berharap sang pacar mengucapkan kata maaf atas kesalahannya.
Dari jarak yang bisa dibilang sangat dekat ini, Raynzal menarik napasnya dalam-dalam.
Hal itu lantas membuat Rachel mendongak. “Kamu kem—”
Jantung Rachel serasa berhenti berdetak ketika menyaksikan tubuh Raynzal yang mendekat—lalu memeluknya.
Rachel berusaha menetralistir dirinya. Berbeda dengan Raynzal yang semakin mengeratkan pelukannya sampai-sampai membuat Rachel ingin sekali membalas pelukan itu.
Akan tetapi, keinginan Rachel itu sirna lantaran dirinya langsung mendapati Raynzal mencium keningnya lama. Lelaki itu tersenyum setelahnya.
“I love you,”
Rachel tidak menjawab. Sementara itu, Raynzal mati-matian menahan diri untuk tidak menciumi gadisnya secara terus menerus.
Raynzal tau bahwa gadisnya sedang kesal.
“Kamu kemana aja sih?” Rachel melepas pelukan Raynzal, kemudian meninju pelan perut lelaki itu dengan bete.
“Rachel kangen," ucapnya manja dengan wajah murung. Membuat Raynzal kembali tersenyum, sampai-sampai dirinya nekat untuk kembali memeluk gadis cantik kesayangannya. Kali ini lebih erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temperature Of Love
Teen Fiction[CERITA SUDAH LENGKAP] [SEQUEL OF RAYNZAL ANGKASA] Selama delapan tahun ini, Raynzal percaya bahwa hidupnya dihantui oleh kesedihan. Tidak ada sehari pun yang ia lewati untuk merenung dan menyendiri, meratapi nasibnya yang kian memburuk. Rachel, ga...