Temperature Of Love-20

182 34 0
                                    

Edisi Flashback : 19

8 Tahun Lalu...

Temperature Of Love —

SEKARANG ngaku, gak lo dimana?!”

Nila mengangkat sebelah alisnya. Sedangkan Akbar sibuk mendengarkan sedari tadi. Sejujurnya lelaki itu sempat panik karena waktu semakin bertambah siang dan mereka belum berangkat sekolah.

“Gue matiin deh, lo nggak penting.”

“Setan lo, Nil.” Dari sini Nila dapat mendengar suara dengusan Sheryl yang kasar. Namun gadis itu tak peduli. Saat hendak memutuskan sambungan telepon, suara Kakaknya kembali terdengar.

“Oh, jangan-jangan lo di rumah Akbar ya?”

“Ngaku lo!”

“Iya. Kenapa?” Dengan santai Nila menyahut.

Gue samperin lo sekarang juga.”

“Enggak bakal bisa, beib. Gue dilindungin disini.”

Sialan lo, Nil!”

“Sher. Gue, ‘kan dari awal udah bilang ke lo, bahwa sampai kapanpun lo itu enggak akan bisa nikahin gue sama Gio. So, apa yang mau diharepin?”

Gue bakal samperin lo hari ini jug—”

“Udah dulu ya! Selamat menikmati malam lo yang mematikan itu.” Potong Nila diakhiri dengan kekehan. Tanpa basa-basi dia langsung memutuskan sambungan telepon, tak mau membuat keributan lebih jauh lagi.

Dirinya memandangi Akbar yang sedari tadi menatapnya. “Kenapa?” Tanya gadis itu seraya mengantongi ponselnya.

“E—nggak. Ayo, berangkat.”

“Lo penasaran ya si Sheryl lagi ngapain sekarang?”

“Kok lo tau?”

Nila tersenyum lalu bangkit dari sofa diikuti dengan Akbar. Ia melangkah mendahului lelaki itu. “Ntar gue ceritain di jalan.”

“Oke.” Sahutnya semangat, setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai di depan motor matic milik Akbar—yang sudah terparkir di halaman rumah.

Lelaki itu menaiki motornya dan memberi helm kepada Nila. Setelah memasangkan helm dikepalanya, gadis itu langsung naik diboncengan Akbar.

Ia menyalakan mesin motor dan melajukan kendaraannya secara pelan. “Jadi, si Sheryl gimana sekarang?”

“Mau nggak mau dia harus ngelunasin semua hutangnya ke Gio, Bar.” Nila mendekatkan mulutnya ke telinga Akbar, dan ucapannya sedikit berteriak. “Bayarnya dengan tubuh dia. Sesuai perjanjian awal!”

“Oh, gitu. Baguslah. Gue juga udah benci banget sama dia.” Sebisa mungkin Akbar fokus menyetir—meskipun sesekali melirik Nila dibelakangnya. “Emang utangnya berapa sih?”

“50 juta keatas. Belum sama bunganya. Mampus aja.”

Akbar tersenyum kecil. Lelaki itu sebetulnya sudah tau segala permasalahan yang tengah Nila hadapi sekarang. Gadis itu sendiri yang membenerkannya sampai tuntas.

Temperature Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang