Fiore, wilayah perbatasan Westeria
Matahari sudah terbenam di langit Westeria. Angin musim gugur Westeria menerbangkan dedaunan beraneka warna yang ada di hutan tersebut. Semua penghuni hutan seperti bersembunyi karena hutan itu terasa sangat sepi. Bahkan tak terdengar suara hembusan angin maupun nyanyian burung malam. Namun semua kesunyian itu segera berakhir.
Dari kejauhan terlihat lima sosok manusia berjalan di tengah kegelapan hutan.
"Theana, apa kau yakin ini perintah Ratu?" Tanya salah satu di antara mereka. Dia yang tertinggi dalam kelompok tersebut. Seorang pria dengan mata seperti permata Sapphire berusia sekitar lima puluh tahun atau lebih. Namun hanya anaknya lah—yang namanya tadi dia sebut, yang mengetahui bahwa sesungguhnya usianya sudah hampir mencapai dua ratus tahun.
"Saya mendapat perintah langsung dari Baginda Ratu, Ayah." Kata Theana.
Pria itu, ayahnya, melipat tangan di depan dadanya. Tatapannya penuh keangkuhan selayaknya salah satu pemimpin Klan tertua di Westeria. "Lalu kenapa ada seorang Navarro di sini? Jika mau melindungi seseorang, Navarro adalah orang paling terakhir yang bisa diikutsertakan, dan itu hanya jika tidak punya pilihan lain."
"Tutup mulutmu, Ortiz." Desis pemimpin Klan Navarro, seorang wanita muda dengan mata Amethyst. Wanita itu tak mengenakan gaun maupun rok yang biasa dikenakan wanita. Dia lebih suka mengenakan setelah resmi dengan celana panjang. Rambutnya yang berwarna hitam panjang diikat ekor kuda. Dia tampak seperti wanita berusia pertengahan dua puluh tahun, namun tak ada yang bisa memastikan berapa usianya yang sebenarnya karena para pemilik mata permata biasanya berusia panjang dan proses penuaannya berlangsung lebih lama dari manusia biasa. "Baginda Ratu menitahkan seluruh pemimpin Klan. Artinya Klan Navarro juga. Meski pun aku tak berani jamin bahwa jika terjadi sesuatu yang membahayakan bayi yang akan lahir itu, Noord bisa tetap utuh. Aku tidak bisa setengah-setengah dalam menggunakan kekuatanku."
"Dasar Navarro sinting. Kalian semua kasar seperti bangsa bar-bar." Gerutu Orlando Ortiz, pemimpin Klan Ortiz.
Wanita pemimpin Klan Navarro itu tertawa. Tawanya dapat menakuti seluruh hewan buas yang mungkin sedang bersembunyi di hutan tersebut. "Kau mengatakannya seolah belum pernah meniduri seorang Navarro."
"Letticia tidak seperti Navarro lainnya."
Pemimpin Klan Navarro itu kembali tertawa sinis. "Tidak. Tentu saja tidak. Letticia terlalu murahan untuk bisa diakui sebagai seorang Navarro."
"Jaga ucapanmu! Bisa-bisanya kau membicarakan ibu kandungmu sendiri seperti itu!" Orlando Ortiz kini tampak geram.
"Oh! Apa kau sudah mendapat kabar dari anakmu yang hilang itu? Apa kau bahkan tahu bahwa dia kabur dari rumah dan menikah dengan seorang rakyat jelata di Schiereiland?"
"Riz tidak tahan hidup di tengah orang-orang kasar yang sinting seperti kalian."
"Kalau begitu seharusnya dia pergi kembali pada keluarga ayahnya. Bukannya kabur dari rumah dan membuat Ibuku khawatir terus menerus."
"Arizona terlahir dengan mata Amethyst. Dia milik Klan Navarro. Bahkan jika ingin, aku tak bisa mengklaimnya sebagai putra seorang Ortiz."
"Dasar tidak berguna."
"Andromeda..." Seorang pria yang sejak tadi hanya memperhatikan pertikaian dua pemimpin Klan besar itu kini mulai angkat bicara. Saat dia bicara, beberapa burung hantu hinggap di pundak dan tangannya. Matanya bersinar paling terang saat malam hari, warnanya kuning seperti permata Amber. "Jangan tidak sopan pada orang yang lebih tua."
"Enrique Salazar, kita ini Westerian. Kita hanya bersikap sopan pada Ratu." Kata Andromeda Navarro. "Dan kurasa kita tidak cukup dekat untuk memanggil nama depan. Bukan begitu, Enrique?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flower of Eternity
FantasyLanjutan 'Lotus of East Palace' Seri terakhir dari 'The Rose that Blooms in North' "Banyak sekali bunga Wisteria yang bermekaran di Istana ini." "Itulah sebabnya Istana kami disebut Istana Wisteria." "Kudengar orang-orang Westerian dapat mengerti ba...