Chapter 32 : Blessing

93 16 0
                                    

Hari demi hari berlalu. Anna kembali ke kesibukannya sebagai Tsarina dan sebagai ibu tunggal. Sambil menunggu surat balasan dari Eugene, Anna mengerjakan apa yang terlebih dulu dapat dia kerjakan untuk mempersiapkan negosiasinya dengan Haru maupun perang dengan Orient jika negosiasinya itu gagal. Sebisa mungkin dia tidak membiarkan dirinya berdiam diri ataupun sendirian, karena begitu kesibukannya berhenti dan tidak ada orang di sekitarnya, kesedihan akan kembali menemaninya.

Saat urusan Imperial mulai membuatnya sakit kepala, Anna akan keluar sebentar dari ruang kerjanya dan mengajak Vierra berjalan-jalan di taman rumah kaca bersama Irene yang mengajak Elyan. Mereka akan minum teh bersama dan mengobrol. Irene bisa menjadi teman bicara yang sangat menyenangkan di saat-saat seperti itu. Biasanya Irene akan bercerita tentang masa kecilnya di Schiereiland serta bercerita tentang hubungan pertemanannya dengan Raja Edward dan kisah cintanya dulu dengan Kris, ayahnya Leon. Anna senang karena rasanya seperti memiliki teman wanita yang berasal dari Schiereiland karena Irene lebih banyak menghabiskan masa mudanya di Schiereiland. Sebisa mungkin mereka menghindari topik tentang Xavier maupun Leon—yang satu meninggalkannya untuk selamanya, yang satu lagi meninggalkannya tanpa sepatah kata pun dan belum memberinya kabar apa pun sampai saat ini.

Satu minggu kemudian, surat balasan dari Ratu Eugene pun tiba. Dalam surat itu, Eugene menyatakan akan menyambut kedatangan Anna untuk mendiskusikan tentang rencananya yang hendak menjadikan Westeria sebagai bagian dari Imperial Schiereiland. Itu bukan surat persetujuan—tidak seperti yang ada di mimpinya, tapi paling tidak Eugene bersedia untuk mendiskusikannya secara langsung dengan Anna. Pada hari itu juga, Anna mengajak Vierra, Irene serta Jenderal Tyros untuk berkunjung ke Westeria.

Istana Wisteria masih terlihat sama seperti saat terakhir kali Anna tinggal di Istana itu saat Montreux dan Schere dijatuhi bom usai peresmian pernikahannya. Rasanya kejadian itu sudah berlalu lama sekali, namun Istana Wisteria tidak berubah sama sekali. Istana itu masih sangat indah, seperti hanya ada di dongeng-dongeng yang penuh keajaiban. Terlebih lagi saat itu sudah mulai memasuki musim semi—di Westeria, musim dingin hanya berlangsung sebentar. Seluruh bunga-bunga yang tumbuh di sekitar Istana sedang sangat mekar dan mengeluarkan aroma musim semi yang sangat Anna rindukan.

Bunga-bunga Wisteria bermekaran di langit-langit sepanjang lorong. Tanaman-tanaman rambat menghiasi dinding-dinding Istana. Jika di kebanyakan Istana bunga-bunga diletakkan di dalam vas bunga, di Istana Wisteria, bunga-bunga dibiarkan tumbuh dan mekar di pojok-pojok ruangan maupun di sepanjang kiri dan kanan lorong panjang. Beraneka buah ada yang sudah mulai matang sehingga menguarkan aroma manis di udara. Para pelayan tidak hanya sibuk bersih-bersih, mereka juga sibuk memanen buah untuk kemudian dibagikan kepada para rakyat yang tidak mampu. Rakyat Westeria, baik kaya maupun miskin, tidak pernah merasakan kelaparan karena tanahnya begitu subur dan Istana Wisteria selalu menyediakan makanan melimpah untuk mereka semua. Anna memerhatikan semua itu dalam perjalanannya menuju kamar yang sudah disiapkan Eugene untuk ditempati oleh rombongannya selama berada di Westeria.

Eugene mengajak Anna berjalan-jalan di taman dalam Istana setelah memastikan Vierra tidur dengan lelap dan dijaga oleh Jenderal Irene, Jenderal Tyros, serta pasukannya. Meski keseluruhan Istana Wisteria adalah taman, mereka tetap memiliki sebuah ruangan khusus yang dijadikan taman dalam Istana, tempat Ratu Westeria menikmati musim semi pribadinya sepanjang tahun sambil minum teh. Di taman itu, terdapat air sungai mengalir dalam ruangan. Airnya sangat jernih, dan suara saat air sungai itu mengalir memberi efek yang menenangkan. Anna memikirkan dari mana dan ke mana air sungai itu mengalir hingga dia teringat bahwa Istana Wisteria sesungguhnya di bangun di atas danau yang sangat luas. Danau ajaib yang airnya tidak pernah mengering dan selalu jernih, yang airnya dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Danau Lacrima de Madre—Air Mata Ibu.

Karena masih awal musim semi, belum banyak bunga yang bermekaran di taman itu. Bunga Nemophila yang memiliki warna biru cerah paling mendominasi taman itu sehingga tampak seolah lantai taman berwarna biru. Bunga Wisteria yang merambat di dinding-dinding hingga ke langit-langit memberi variasi warna ungu dan merah muda. Ada juga bunga-bunga lain yang masih belum sepenuhnya mekar seperti Tulip, daffodil dan mawar, serta bunga-bunga lainnya yang belum pernah Anna lihat yang bahkan tidak pernah tumbuh di Schiereiland.

The Flower of EternityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang