Chapter 19 : Something Missing

75 12 0
                                    

Setelah hari itu, mereka sepakat untuk menjalankan rencana Irene. Mereka membiarkan Anna beranggapan bahwa Xavier masih hidup. Irene pun memberitahu semua orang di Istana untuk tidak menyebut-nyebut tentang Xavier maupun tentang kematiannya.

Hal itu membuat Anna dapat menjalani aktivitas dengan normal seperti biasa, seperti sebelum kematian Xavier. Tak ada lagi mimpi buruk. Tak ada lagi jeritannya di tengah malam. Tak ada lagi air mata. Tak ada lagi upaya bunuh diri. Dan Leon berhenti memberinya Bloody Berry.

Dua hari kemudian, Anna sudah dapat kembali ke Istana Utama dan mengambil alih semua tugas-tugasnya dari Leon. Leon tetap menemaninya dan membantu pekerjaannya. Tapi secara keseluruhan, Anna dapat memfokuskan dirinya pada tugas-tugas pemerintahan sehingga Leon meyakini bahwa keputusan Irene memang benar.

Meski demikian, Leon tetap ingin menyadarkannya. Dia tak tega melihat Anna hidup dalam kebohongan yang dia ciptakan sendiri sadar atau tidak. Saat tidak ada siapa pun di antara mereka, Leon sering menanyakan kenapa Anna harus mengerjakan semua tugas pemerintahan sendiri dan dimana Xavier berada saat ini.

"Kupikir kau sudah tahu." Kata Anna. Matanya tak berhenti membaca dokumen-dokumen laporan di hadapannya dengan serius. "Dia di Montreux. Itulah sebabnya perkembangan disana membaik dengan cepat. Sebentar lagi kita dapat kembali memindahkan perbatasan barat pada Montreux. Para warga yang mengungsi di Trivone bisa kembali ke rumah baru mereka di Montreux. Bukan kah ini bagus? Setelah ini aku akan menjadikan Trivone sebagai pusat kesehatan dan perawatan medis. Aku berniat mendirikan sekolah kedokteran gratis di sana sehingga rakyat biasa pun bisa menjadi dokter. Kastil milik Ibu Suri juga akan menjadi rumah sakit umum untuk seterusnya. Xavier dan ibu mertua juga sudah menyetujuinya."

Di hari lainnya, setelah Montreux sudah kembali normal, Leon kembali menanyakan tentang Xavier. Berharap Anna sudah benar-benar sadar atas kematian Xavier. Berharap dirinya bisa berhenti membohonginya secara tak langsung. Tapi Anna selalu punya jawaban untuknya.

"Dia di Westeria. Ada urusan dengan Ratu Eugene terkait rencana Sang Ratu yang hendak menjadikan putri kami sebagai pewarisnya."

"Dia di Schere. Kami berencana memindahkan pusat pemerintahan ke Schere. Noord terlalu dingin. Xavier tahu aku tidak tahan dengan cuaca dingin di sini."

"Dia pergi ke rumahmu. Katanya ada benda yang dia perlukan yang disimpan di kediaman Winterthur. Aneh. Kenapa dia tidak minta tolong padamu saja. Atau minta tolong saja pada para Serigala. Aku benar-benar tak mengerti dirinya."

Leon terus berusaha memancing Anna dengan menanyakan keberadaan Xavier, tapi Anna selalu punya jawaban yang telah dia karang tanpa sadar. Dan itu membuat Leon semakin khawatir. Semakin lama, Anna semakin lupa bahwa Xavier sudah meninggal. Dan hal itu terus berlanjut sampai Anna melahirkan.

***

Beberapa hari sebelum hari kelahiran Putri Xavierra...

Kediaman Smirnoff, Schiereiland

Pagi itu Ludwig tampak sangat sibuk di ruang kerjanya yang selalu berantakan. Ludwig melarang siapa pun membereskan kekacauan di ruangannya. Baginya, kekacauan itu adalah keteraturannya. Bahkan Constanza tidak berani memerintahkan para pelayan untuk merapikan ruang kerja suaminya itu.

Constanza sedang berdiri di pintu masuk ruang kerja Ludwig, memperhatikan suaminya yang tampak kalut. "Kau sedang mencari apa?"

"Tidak. Itu tidak hilang." Kata Ludwig, lebih kepada dirinya sendiri.

"Apa lagi yang hilang kali ini?" Tanya Constanza lagi. Meski begitu, dia tak mau turut mencarinya. Karena biasanya, jika ada sesuatu di ruang kerja Ludwig yang hilang, yang dapat menemukannya hanya Ludwig sendiri. Bantuannya hanya akan bersifat formalitas.

The Flower of EternityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang