Ruang Istirahat Ibu Suri, Istana Matahari, Shina, Kekaisaran Orient
Di saat yang sama...
Reina sedang menyandarkan punggungnya ke kursi santainya. Kakinya dibiarkan terjulur lurus ke depan. Para pelayan memijit kakinya dan mengipasinya, para pemusik memetik dawai-dawai Zhuitar dengan lembut dan berirama sendu, sebuah lagu balad Orient yang terkenal tentang takdir yang tragis. Sementara Sang Ibu Suri Orient itu memejamkan matanya.
Dia tidak sedang tertidur. Hal itu terbukti dari bibirnya yang membentuk lengkung senyuman saat dia mendengar suara pintu ruangan itu terbuka. Dia bahkan tak perlu membuka matanya untuk mengetahui siapa orang itu. Hanya ada satu orang yang kedatangannya sedang dia nantikan. Dan orang itu, dia yakini, datang untuk membawakan kabar gembira untuknya.
"Yi Zhuo..." Katanya, suaranya sejernih gelas kaca. "Tidak perlu repot-repot memberi salam hormat seperti itu. Langsung saja katakan berita gembiranya. Kau tahu aku sudah menantikannya, bukan?"
Yi Zhuo tampak kesulitan berkata-kata. Karena apa yang akan dikatakannya sama sekali bukan berita gembira yang telah lama dinantikan oleh Sang Ibu Suri.
Semua orang yang ada di ruangan itu tampak memperhatikan ekspresi kalut di wajah cantik bermata satu itu. Yi Zhuo Sang Putri Bajak Laut, begitu lah semua orang di Orient sekarang menjulukinya. Tapi itu sama sekali bukan pujian maupun sebutan yang dia terima dengan bangga. Karena hal itu sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan kepemilikan ratusan kapal laut canggih keluarga Xing, maupun kepiawaiannya dalam memimpin pasukan angkatan laut keluarga Xing. Julukan itu adalah hinaan baginya atas sebelah matanya yang ditusuk oleh rekannya sendiri. Julukan itu adalah bukti bahwa Yi Zhuo bukan tidak terkalahkan.
Dengan ragu dan takut, Yi Zhuo memulai, "Demi berkah langit, Ibu Suri—"
"Katakan." Tegas Reina. "Langsung saja."
Namun karena Yi Zhuo tak juga melanjutkan perkataannya, Reina membuka matanya. Alisnya bertaut, menyatakan kekesalannya dalam wajah yang tak pernah menua itu. Bibir merahnya mendecak.
"Aku memintamu untuk memberiku laporan, Torakka Yi Zhuo." Suara itu begitu halus, namun juga begitu tajam seperti pisau. Reina kini telah duduk dengan tegak. Dia memerintahkan para pemusik untuk menghentikan kegiatan mereka dan pergi dari tempat itu. "Saat aku menyuruhmu untuk bicara, kau sebaiknya bicara sebelum kau kehilangan pita suaramu seperti kau kehilangan sebelah matamu yang cantik itu."
Yi Zhuo segera berlutut di hadapan Reina. "Ampuni saya, Yang Mulia." Kali ini dia mendongak, menatap langsung mata Reina, "Saya tidak membawakan berita gembira untuk Anda."
Sang Ibu Suri mengernyit, keningnya berkerut membuat dirinya tampak sedikit lebih tua dari biasanya. "Apa masalahnya? Bukankah terakhir kau bilang pengerjaannya hampir selesai?" Tanya Reina. "Seratus Naga Baja akan diselesaikan akhir minggu ini. Ini sudah akhir minggu, Yi Zhuo."
Naga Baja adalah sebutan dari Ibu Suri Reina terhadap benda yang sudah lama dia rancang untuk memperkuat militer mereka. Reina yang merupakan putri dari seorang insinyur dan arsitek ternama sudah lama memiliki ketertarikan di bidang kendaraan militer. Dahulu, ayahnya lah yang membuat kendaraan dari bahan baja beroda besar untuk digunakan tentara angkatan darat Orient selama masa perang sebagai ganti kuda yang akan mudah mati di medan perang. Kemudian ayahnya yang bekerja sama dengan Panglima Xing Senior merancang kapal laut dari baja pertama yang digunakan untuk serangan laut ke pulau-pulau kecil di sekeliling Orient.
Reina sudah mulai merancang Naga Baja sejak dia baru menikah dengan Qin. Sebuah kapal dari baja seperti yang dibuat oleh ayahnya dan Panglima Xing Senior, namun kapal buatannya digunakan untuk angkatan udara yang dia bentuk. Dia bercita-cita menjadikan Orient tak terkalahkan baik di darat, laut maupun di udara. Reina menamakan kendaraan yang dapat terbang itu Naga Baja karena selain menggunakan teknologi tingkat tinggi, dia juga menggunakan bantuan kekuatan Naga Angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flower of Eternity
FantasyLanjutan 'Lotus of East Palace' Seri terakhir dari 'The Rose that Blooms in North' "Banyak sekali bunga Wisteria yang bermekaran di Istana ini." "Itulah sebabnya Istana kami disebut Istana Wisteria." "Kudengar orang-orang Westerian dapat mengerti ba...