Catatan dari buku jurnal Raja Xavier:
Kemarin malam aku bermimpi bertemu dengan Etherna. Dewi Langit, sekaligus ibu mertuaku di kehidupan yang lalu.
Dia tak mengatakan apa pun. Tapi dia jelas terlihat sangat tidak menyukaiku. Sepertinya kesalahanku seribu tahun yang lalu masih tak dapat dimaafkan baginya. Jadi aku memohon ampunan padanya, mengatakan bahwa aku tidak bisa menepati janjiku padanya seribu tahun yang lalu. Janjiku untuk tidak mendekati putrinya lagi. Dan aku memohon padanya untuk merestui hubungan kami di kehidupan ini. Aku berjanji pada Sang Dewi untuk menjaga istriku, mencintainya sepenuh hati dan membuatnya bahagia. Tapi jawaban Sang Dewi ternyata di luar dugaanku. Bahkan setelah bangun dari mimpi itu pun, kata-katanya terus terngiang-ngiang, inilah yang dia katakan:
"Di kehidupan ini dia tidak terlahir sebagai putriku. Kau tidak perlu meminta restuku. Berterima kasihlah pada Earithear yang memohon padaku agar Zhera terlahir kembali sebagai putrinya sehingga kalian bisa bersama atas restunya di kehidupan ini."
***
Anna segera mendongak saat mendengar panggilan yang familier itu. Tapi tentu saja yang mengatakannya bukan lah yang orang dia harapkan.
"Kenapa menangis di sini? Daripada bersedih, ayo ikut dengan kami." Kata pria itu. Dia bukan orang Orient. Itulah yang menyebabkan Anna mendongak melihatnya karena pria itu adalah orang utara, lengkap dengan kulit putih salju dan logat khas orang-orang utara. Tapi tanpa kesopanan para pria utara.
Temannya di sampingnya yang juga orang utara berkata, "Wah, kau punya sepasang mata yang sangat cantik. Merah seperti darah."
Baru lah Anna ingat bahwa dia sedang dalam wujud Eri. Orang-orang itu tentu akan mengenali wajahnya jika dia melepas cincinnya. Semua orang utara pasti mengenali Sang Tsarina terutama dengan ciri khas rambutnya yang berwarna merah. Tapi turis-turis ini tidak mengenali Eri meski sebagian besar orang Orient pasti tahu bahwa mata berwarna merah hanya dimiliki oleh para Torakka, dan mereka semua menghormati Torakka dan takkan berani mengganggunya.
"Ayo ikut dengan kami, cantik. Kami bisa menghilangkan kesedihanmu itu. Kita akan bersenang-senang." Kata pria lainnya yang dengan tidak sopan menarik tangannya. Dia mencengkeram tangan Anna dengan erat.
Sial. Aku lupa kalau ini distrik merah Jungdo. Banyak sampah masyarakat tinggal di sini.
"Lepaskan!" Kata Anna dalam bahasanya.
"Ooh... dia bisa bahasa kita!" Kata pria yang pertama. Dia kemudian turut memegangi tangan Anna.
Anna berusaha untuk tidak mengeluarkan pedang Eri yang dia bawa maupun kekuatan para Naga untuk melawan mereka. Tapi cengkeraman mereka semakin kencang hingga terasa menyakitkan dan Anna kesulitan melepaskan diri.
"Aku tidak mau menyakiti kalian karena kalian tidak sepenting itu. Jadi lebih baik segera singkirkan tangan hina kalian selagi aku masih bicara baik-baik." Titahnya dengan nada memerintah layaknya seorang Ratu.
Tapi alih-alih merasa takut dan terancam, tiga pria utara itu malah tertawa keras dan menyeret paksa Anna untuk ikut bersama mereka. Mereka membawanya ke sebuah gang sempit dan memojokkannya sehingga Anna tidak bisa melarikan diri dari mereka.
"Pegangi dia. Aku mulai pertama." Kata pria yang badannya lebih besar dari yang lain sambil mulai melepas ikat pinggang celananya. Dia menyeringai saat melihat Anna menatapnya dengan tajam. "Jangan tatap aku begitu, manis. Kau membuatku semakin bergairah."
"Aku sudah memperingatkan kalian." Kata Anna dengan tenang.
Anna membuat kedua tangannya dijalari api. Dua orang yang memeganginya langsung terbakar. Dan dengan satu hentakan kaki Anna, tanah di sekitar mereka mulai berguncang seperti ada gempa besar sehingga mereka semua jatuh tersungkur ke tanah, kehilangan keseimbangan. Anna kemudian memunculkan sulur-sulur mawarnya dari setiap retakan tanah yang dia buat. Sulur-sulur mawar itu melilit dan mengikat tangan dan kaki ketiga pria itu. Duri-durinya menusuk mereka, membuat mereka berteriak minta tolong dan menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flower of Eternity
FantasyLanjutan 'Lotus of East Palace' Seri terakhir dari 'The Rose that Blooms in North' "Banyak sekali bunga Wisteria yang bermekaran di Istana ini." "Itulah sebabnya Istana kami disebut Istana Wisteria." "Kudengar orang-orang Westerian dapat mengerti ba...