Saat Anna membuka matanya kembali, langit sudah cerah. Hari sudah siang. Dia masih mengenakan gaun tidur yang sama. Masih di atas ranjang yang sama di kamarnya dengan Xavier. Semua masih terlihat sama kecuali sepasang mata emerald yang dia rindukan, yang tadi berjanji akan ada saat Anna membuka matanya kembali itu tidak ada.
"Lady Eliza!" Anna berteriak memanggil asistennya.
Eliza segera memasuki kamarnya, "Ya, Yang Mulia?"
Anna segera bangkit dan mengenakan mantel bulunya untuk menghalau udara dingin. Terbangun tanpa Xavier di sampingnya selalu membuatnya menggigil kedinginan. "Di mana Xavier?" Tanyanya pada Eliza sambil menyisir rambutnya dengan jarinya.
Eliza tampak bingung dengan pertanyaan itu, "Maaf, Yang Mulia?"
Anna mengambil jepit rambut pemberian Xavier dari meja riasnya dan mengenakannya di rambutnya. "Di mana Xavier? Apa dia masih mengajak Vierra jalan-jalan di rumah kaca? Sudah jam berapa ini?"
"Yang Mulia—" Eliza baru akan mengatakan sesuatu, tapi Anna segera memotong perkataannya.
"Tolong panggilkan beberapa dayang dan para pelayan, bantu aku bersiap. Kita seharusnya tidak menunda perjalanan ke Westeria. Kita tidak boleh membuang-buang waktu." Kata Anna pada Eliza. Kemudian dia memanggil salah satu pengawalnya yang selalu siap siaga di depan pintu kamarnya, "Felix, tolong segera sampaikan pada Baginda Raja bahwa kita akan berangkat hari ini ke Westeria."
"Baginda Raja?" Tanya Felix.
"Ya. Xavier. Suamiku. Tolong sampaikan padanya."
Felix tidak langsung menerima perintah itu. Dia hanya menatap Anna dengan bingung, lalu berkata dengan pelan, "Yang Mulia..."
"Felix, tolong segera laksanakan perintahku." Kata Anna dengan tidak sabar. "Lady Eliza, kenapa hanya diam saja?"
"Ba-baik, Yang Mulia." Kata Felix, terbata-bata. Dia kemudian segera melangkah dengan cepat ke luar dari kamar itu.
Eliza turut melakukan hal yang sama, mengikuti Felix di belakangnya untuk memanggilkan dayang-dayang dan para pelayan untuk membantu Anna bersiap.
Tak lama kemudian, Felix kembali bersama Leon dan Irene yang menyusul dengan cepat di belakangnya. Leon sudah tampak rapih karena akan segera berangkat menuju Orient untuk melaksanakan tugas dari Anna hari itu. Dia tidak mengatakan apa pun saat memasuki kamar itu. Dia menunggu Anna mengatakan sesuatu.
"Ada apa? Kenapa kalian ke sini?" Tanya Anna. Dia melirik ke arah Felix yang tampak sedang menunduk menghindari tatapannya.
"Apa yang kau perintahkan pada Felix tadi?" Tanya Leon.
Irene menepuk bahu putranya dengan lembut, "Leon..."
"Irene, tolong tunggu di luar." Kata Leon tanpa berpaling dari Anna. "Yang Mulia, Perintah apa yang tadi kau berikan pada salah satu Serigalaku?"
Anna melipat kedua lengannya di depan dada, "Di mana Xavier?" Tanyanya. "Aku meminta Felix untuk menyampaikan pesanku pada Xavier. Kenapa kau yang datang ke sini?"
Leon tidak langsung menjawabnya. Matanya sibuk mengamati di antara barang-barang yang ada kamar itu seolah sedang mencari sesuatu. Anna mengikuti arah pandang Leon. Dan Anna tahu Leon sudah menemukan dua botol anggur yang sudah kosong di lantai dekat tempat tidurnya serta mangkuk berisi buah Bloody Berry di atas meja nakas. Anna memang tidak berniat menyembunyikannya, dia sudah cukup umur untuk minum alkohol. Tapi tetap saja rasanya seperti tertangkap basah melakukan perbuatan terlarang padahal dia hanya minum dua botol anggur dan beberapa buah Bloody Berry. Padahal Leon sendiri biasanya minum lebih banyak dari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flower of Eternity
FantasíaLanjutan 'Lotus of East Palace' Seri terakhir dari 'The Rose that Blooms in North' "Banyak sekali bunga Wisteria yang bermekaran di Istana ini." "Itulah sebabnya Istana kami disebut Istana Wisteria." "Kudengar orang-orang Westerian dapat mengerti ba...