Chapter 17 : Good Memories

64 10 0
                                    

Leon mengambil alih tugas-tugas Anna untuk sementara sampai kondisi Anna cukup memungkinkan untuk mengurusi Imperial. Dan dikarenakan khawatir urusan Imperial dapat membuat Anna semakin stres, Leon akhirnya mengirim Anna dan Irene ke Istana Anastasia di Eze untuk berlibur dan beristirahat sampai hari kelahiran. Para Selir Raja Vlad turut serta untuk menemani Anna selama di Eze.

Namun saat berada di Eze pun Anna kembali bermimpi buruk. Terkadang dia berjalan sambil tidur dan ditemukan oleh Irene telah berada di tepi pantai sebelum Anna benar-benar menenggelamkan diri ke lautan. Irene juga memerintahkan para pelayan di Istana Anastasia untuk menyembunyikan semua benda tajam karena Anna mungkin akan mengambilnya untuk mengakhiri hidupnya, sadar atau tidak.

Setelah minggu pertama berlalu, kondisinya berangsur membaik. Berkat Irene dan para selir yang selalu menemaninya dan mengajaknya bicara, Anna mulai membuka diri untuk membicarakan kesedihannya. Mereka berduka bersama dan berusaha saling menyemangati. Kasih sayang Irene dan para selir mengobati luka hatinya. Irene selalu mengajaknya bicara siang dan malam agar Anna tidak sibuk dengan kemuramannya sendiri.

Untuk menemani Anna selama di Eze, Irene juga memanggil Constanza dan Ludwig. Pasangan Grand Duchess dan Grand Duke Smirnoff itu menginap selama dua hari di Istana Anastasia namun tidak bisa tinggal lebih lama karena kesibukan mereka. Kedatangan Constanza dapat sedikit menghibur Anna karena Constanza adalah satu-satunya kerabatnya yang masih hidup yang sudah mengenalnya sejak kecil. Namun sebelum Constanza dan Ludwig kembali ke rumah mereka, Anna meminta untuk bicara berdua dengan Ludwig.

Selama beberapa saat keduanya hanya saling terdiam. Ludwig masih tak percaya dengan kematian kakaknya, tapi di saat yang sama, dia sudah merelakannya.

Berbeda dengan Ludwig, Anna masih belum bisa merelakannya.

"Dia akan jauh lebih tenang jika kau dalam keadaan sehat." Ludwig memecah keheningan di antara mereka.

"Apa aku tidak kelihatan sehat?"

"Sama sekali tidak." Jawabnya dengan jujur, "Kau seperti mayat hidup. Kurus, pucat dan tampak tak berenergi."

"Aku tidak bisa tidur."

"Kau mau aku memberimu Bloody Berry lagi? Kupikir Grand Duke Winterthur sudah—"

"Bukan. Aku memang ingin meminta bantuanmu, tapi bukan itu."

"Dengar," Ludwig menghela napas, "Aku tahu apa yang kau pikirkan. Aku sudah curiga karena kau meminta bicara denganku tanpa Constanza. Aku memang memiliki kemampuan sihir di atas rata-rata penyihir pada umumnya, aku juga mengenal sihir hitam sebaik ibuku, tapi membangkitkan kembali orang yang sudah mati itu—"

"Bukan itu." Potong Anna langsung. "Aku tidak memintamu menghidupkan dia kembali. Aku tahu itu tindakan yang salah."

"Lalu apa?"

"Kau ingat murid sihir yang dekat denganmu yang membuat Constanza cemburu saat di menara sihir Schere dulu?"

Ludwig mengangguk, "Feyna."

"Benar. Aku ingin kau memanggilkannya untukku. Aku membutuhkannya."

***

"Kota ini adalah tempat kencan pertama kami." Kata Anna di suatu sore, saat dia dan Irene sedang berjalan-jalan berdua di tepi pantai. Sementara itu para selir berada di Istana Anastasia, bekerja sama untuk membuat macaron kesukaan Anna untuk dia nikmati usai jalan-jalan nanti.

Cuaca hari itu sedang sangat bagus di Eze. Anginnya tidak terlalu kencang, namun cukup untuk menyegarkan diri. Langit sore berwarna jingga dengan daun-daun berguguran dari pepohonan di sekitar mereka berwarna merah terang dan laut yang membentang di hadapan mereka berwarna biru jernih dengan pasir pantai yang berwarna putih. Pemandangan minggu terakhir musim gugur di Eze memang terkenal sangat indah dan tak bisa disamakan dengan keindahan di mana pun di seluruh dunia. Cuaca dan suasana di sana sangat tepat untuk memperbaiki suasana hati yang sendu.

The Flower of EternityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang