Chapter 25 : The Conference

80 10 0
                                    

Matahari bersinar cerah siang itu. Udara dingin pun sedikit bersahabat akibatnya. Meski tetap saja tak ada satu pun yang berani melepas mantel musim dingin mereka di negeri musim dingin abadi itu. Tak terkecuali Sang Tsarina yang sedang berjalan menuju ruang rapat. Dia merapatkan mantel bulunya sambil berjalan. Dua orang penjaga pintu membukakan pintu ruang rapat untuknya. Anna memasuki ruang rapat itu seorang diri karena dia meminta Leon untuk kembali ke kediamannya untuk mengambilkan barang yang dia butuhkan dalam rapat tersebut.

Di dalam ruangan itu sudah berkumpul semua bangsawan tinggi dari seluruh Imperial Schiereiland, diantaranya Grand Duchess dan Grand Duke Smirnoff, Duke Richterswill, Duke Francis, Duke Montreux, Duke Versoix, Duke Engelberg, Jenderal Irene Winterthur dan juga Jenderal Tyros Engelberg. Wajah mereka semua tampak tegang karena sebelum berangkat, mereka sudah diberitahu bahwa Sang Tsarina akan mengumumkan hal yang sangat penting. Dan satu-satunya hal penting yang dapat mereka pikirkan saat ini adalah mengenai penyelesaian masalah dengan Kekaisaran Orient.

Jika Nordhalbinsel dahulu adalah kerajaan yang kuat di bidang militer, namun memiliki kekurangan sumber daya alam, sedangkan Schiereiland memiliki sumber daya alam yang melimpah, maka kini setelah keduanya menjadi satu Imperial Schiereiland, mereka memiliki militer yang kuat, sumber daya manusia yang banyak dan kekayaan alam yang melimpah. Hal itu menjadikan Imperial Schiereiland bisa dikatakan setara dengan Kekaisaran Orient. Mereka semua yang ada di ruangan itu percaya bahwa jika Tsarina mengumumkan perang terhadap Orient, maka hal itulah yang akan terjadi. Dan mereka harus siap menghadapi Orient.

Namun bukan hanya itu yang menjadi pertimbangan. Schere yang tadinya merupakan ibu kota Schiereiland sekaligus pusat pemerintahan dan pusat perekonomian kini masih dalam tahap pemulihan. Begitu pun dengan Montreux, yang menjadi gerbang pertahanan perbatasan wilayah barat yang berbatasan langsung dengan Westeria. Kedua kota besar itu masih belum sepenuhnya pulih dan mereka banyak kehilangan prajurit berharga akibat serangan bom udara dan akibat kejadian di Wilayah Utara dan Winterthur.

Sementara itu, musuh mereka, Kekaisaran Orient memiliki wilayah kekuasaan yang lebih luas dari Imperial serta kendaraan perang dan senjata berteknologi tinggi. Sumber daya alam mereka melimpah karena iklim yang selalu hangat. Bahkan meski Kota Jungdo sempat mengalami kehancuran akibat Bom Morta, perekonomian dan pemerintahan Orient sama sekali tak terganggu.

Mereka akan siap menghadapi Orient jika harus, namun Orient akan selalu siap menghancurkan mereka kapan pun.

Dan itu lah yang membuat semua orang di ruangan itu tampak tegang.

Anna akan memimpin rapat yang berisi orang-orang yang lebih tua darinya dan memiliki pengalaman lebih banyak darinya. Beberapa memiliki pengalaman mengikuti rapat di bawah kepemimpinan Raja Vlad, Raja Edward, Ratu Eleanor dan Raja Xavier. Semua pemimpin sebelum dirinya memiliki cara yang berbeda-beda dalam memimpin. Tapi setiap kali Anna merasa gugup atau pun kehilangan rasa percaya dirinya, dia teringat kata-kata Xavier dulu, di suatu hari sebelum dia diperkenalkan kepada seluruh bangsawan Nordhalbinsel.

"Orang-orang membuat Raja dan Ratu. Memuja mereka di depan, dan membicarakan mereka di belakang. Tapi pemimpin yang baik bukan dibuat, mereka dilahirkan. Beberapa orang terlahir dengan jiwa kepemimpinan yang baik. Namun yang bisa kita lakukan hanya berusaha yang terbaik meski tahu itu tidak akan pernah cukup."

Anna menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan. Dia sudah memikirkan apa saja yang akan dia bicarakan dalam rapat itu sejak semalam. Tidak. Bahkan sebelum itu. Dia sudah memikirkan semuanya sejak sebelum hari kematian Xavier. Namun kini masalah itu semakin rumit karena ledakan bom Morta. Dan titik terang penyelesaian masalah yang awalnya dia lihat kembali terasa jauh.

Tapi tetap saja, dia harus menyelesaikan masalah itu.

"Aku akan bernegosiasi dengan Kaisar Orient." Kata Anna langsung sebagai kalimat pembuka. Dia tak selalu pandai berkata-kata atau berbasa-basi. Lagi pula mereka tidak punya banyak waktu untuk hal itu. Permasalahan dengan Orient sudah terlalu sering ditunda hingga penandatanganan perdamaian hampir mustahil dilakukan dalam keadaan saat ini.

The Flower of EternityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang