{Happy Reading}
Afsya Aeleyah Az-Zahra, putri dari Afnan Al-Farizi dan Nasya Lailafatun Az-Zahra. Gadis pemilik bola mata coklat yang akan khas dengan dirinya, gadis yang tumbuh dilingkungan pesantren yang berupa tempatnya timba ilmu.
Afsya putri satu satunya keluarga Al-Farizi, gadis itu tumbuh menjadi wanita taat agama, ia menutupi wajahnya dengan kain hitam yang selalu terpampang diwajah nya.
Dibalik kain hitam itu terdapat wajah cantik yang dapat membuat kaum adam merasa ingin memiliknya, bukan karena cinta melainkan karena hawa nafsu akan kecantikan yang dimiliki Afsya.
Diumur yang masih sangat kecil dirinya sudah ditinggal kedua orangtuanya akibat kecelakaan yang dimasa lampau.
Sedari kecil Afsya tak memiliki teman akibat dirinya tak suka bergabung dengan teman yang lainnya, ia menyukai kesendirian, ia tak suka dengan banyaknya pertemanan.
Diurus oleh nenek dan kakek dari abbanya, orangtua dari ummanya pindah dari Indonesia, pamannya sudah memiliki kehidupannya.
Afsya si pemilik bola mata coklat menjadi gadis taat agama dan gadis pendiam.
"Ka Afsya, kata jiddah cepat siap siap"
Suara itu membuyarkan lamunan Afsya, ia menoleh dan tersenyum mendapati lelaki tampan yang umurnya beda 4 tahun dengannya.
Dia Muhammad Arfan, putra dari Aira dan Habib,adik tersayangnya.
Afsya mengangguk, ia meminta Arfan untuk keluar dari kamarnya.
Afsya segera mengganti pakaian nya menjadi gamis hitam dan memakai kain hitam diwajahnya.
Afsya berdiri didepan cemin mengamati penampilannya hari ini ,ia mengangguk.
"Allahumma anta robbi, laa ilaha illa anta kholatani"
Afsya keluar dari kamarnya, ia menyempatkan menatap pintu kamar kedua orangtuanya kamar itu tak di isi oleh siapapun. Dan kunci kamar itu dipegang oleh kyai Khazem.
"Nah itu Afsya, sini nak"
Wanita dengan umur setengah abad itu tersenyum melihat Afsya, ia sangat menyayangi cucu perempuannya itu.
"Kita mau kemana? "tanya Afsya saat berada dihadapan Adiba
"Kita akan pergi ke Jakarta, kamu akan tinggal bersama kakak dari umma mu "
Afsya terdiam, haruskah ia pergi meninggalkan tempat berlindungnya selama 17tahun ini?
"Arfan? "
Adiba menggeleng "Tidak, Arfan kan harus ikut umi mu"
"Ka Afsya! "
Afsya dan Adiba menatap anak lelaki yang kini tersenyum pada Afsya dan Adiba, Arfan lelaki itu memeluk Afsya erat, bahkan diusia yang masih dini tingginya hampir melewati Afsya.
"Ka Afsya akan pergi, Arfan pasti akan rindu"
Afsya mengelus rambut Arfan "Jika begitu Arfan ikut ka Afsya aja kerumah paman Arga"
Arfan menggeleng "Tidak mau,nanti umi sama siapa?
"Barangmu sudah siapa nak? "tanya kyai Khazem yang baru datang dari arah luar
Afsya menggeleng "Afsya belum mempersiapkannya, tunggu sebentar, Afsya akan membereskan pakaiannya dulu"
Afsya hendak kembali ke kamarnya tapi tangannya dicekal oleh Arfan "Arfan akan membantu ka Afsya ,ayo"
Afsya dan Arfan pergi meninggalkan kyai Khazem dan Adiba.
"Semoga Afsya betah tinggal bersama Arga, Diba yakin Afsya disana akan senang tinggal bersama Arga, terlebih disana ada istrinya "ucap Adiba
KAMU SEDANG MEMBACA
AFSYA
Action"Ibu lo gak pernah kah ngajarin sopan santun? " "Apa kamu bilang? " "Lo! Ibu lo gak pernah kah ngajarin lo sopan santun?! " "Berhenti bertanya hal yang tidak seharusnya saya jawab,saya tanya kamu balik, apakah ibu kamu tidak pernah mengajari kamu ak...