Awal Kehidupan Di Jakarta -02

4.5K 368 6
                                    

{Happy Reading}

Biasakan vote+komen+follow terlebih dahulu.

02.46

Afsya terbangun dari tidurnya, semalam ia tidur lebih awal dari sebelumnya dikarena suasana sangat sepi dirumah yang besar ini.

Diliriknya jam yang tak jauh dari nakas, ia bangun dari posisi tidurnya dan langsung pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

Tak lama,Afsya keluar dengan wajah yang lebih segar, ia mengambil mukena yang masih didalam koper, ia baringkan sajadah menghadap kiblat dan memulai sholat tahajjud.

Empat rokaat cukup untuk malam ini, Afsya mengangkat kedua tangannya ke udara untuk berdo'a.

Setelahnya ia membereskan alat sholatnya, ia duduk di kursi yang ada dikamarnya sembari memegang buku dan pulpen.

Umma dan Abba.

Afsya tidak pernah melihat rupa kalian secara langsung ,Afsya hanya bisa memandangi foto kalian. Afsya tidak pernah merasakan kasih sayang umma ataupun abba, Afsy tidak pernah merasakan kehangatan pelukan umma dan abba. Bolehkah Afsya katakan jika Allah tidak adil dengan Afsya? Afsya rindu kalian.

Allah, kenapa engkau mengambil umma dan abba Afsya? Kenapa engkau tidak mengizinkan Afsya tumbuh bersama umma dan abba? Afsya rindu umma dan abba Allah, Afsya rindu...

Afsya menghapus air matanya,ia sungguh menginginkan kehadiran orantuanya dalam hidupnya, ia ingin keluarga yang utuh, ia ingin merasakan kehangatan orangtuanya.

Afsya menaruh bukunya di laci, ia memilih untuk melanjutkan hapalanya ,selama ia tinggal di pesantren tak pernah ia keluar dari ndalem, mungkin bisa dihitung jari jika ia keluar ndalem.

Diumur yang terbilang muda dirinya sudah dapat banyak lamaran dari putra kyai luaran sana, tentunya ia menolak keras lamaran itu, mengingat umurnya masih muda.

Afsya terus melantunkan ayat ayat suci al-qur'an, suaranya merdu turunan dari ummanya. Ia bahkan hapal beberapa hadits berkat bantuan jidd nya.

Tak terasa adzan shubuh berkumandang, segera Afsya menyelesaikan hapalannya dan menaruh mushafnya di atas meja rias.

Afsya berdiri ke arah kiblat dan memulai sholat dua rokaat.

...

Afsya keluar dari kamarnya, ia tak enak jika akan seharian berada didalam kamar, berbeda dengan dipesantren ia sangat menyukai berada didalam kamar. Ia tak memiliki handpone,pernah ditawari oleh kyai Khazem tapi Afsya menolaknya.

Afsya mendekat ke arah Afiqoh yang tengah membuat sarapan "Assalamualaikum ka Fiqoh, ka Fiqoh lagi buat apa? "

Afiqoh menoleh "Wa'alaikumussalam, ini ka Fiqoh lagi buat nasi goreng, kamu suka kan? "

"Iya"

Afsya hendak membantu Afiqoh, namun Afiqoh dengan segera meminta Afsya menunggu di meja makan bersama Arga.

Afsya hanya mengangguk saja, ia tak ingin membuat keributan dipagi hari ini, ia harus ingat jika dirinya hanya tinggal untuk sementara.

Afsya menghampiri Arga yang berkutat sibuk dengan laptopnya, Afsya hanya diam ia tak tahu harus melakukan apa? Dirinya masih asing dengan suasana saat ini.

Arga yang baru menyadari kehadiran Afsya mematikan laptopnya, ia menopang dagunya dan menatap putri adiknya.

"Ada apa sya? "

Afsya mendongak dan menggeleng "Katakan saja sya? "

"Afsya masih asing sama suasana rumah paman"

"Kamu bisa memanggil paman dengan sebutan ayah, anggap saja paman ini ayah mu dan ka Fiqoh ibu mu,mau?"

AFSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang