Chapter 34

2.3K 267 19
                                    

{Happy Reading}

Keluarga besar pesantren dikejutkan dengan kepergian gus Alvi yang secara tiba tiba, mereka bertanya tanya mengapa gus Alvi kembali pergi, tentu saja tidak ada yang bisa menjawabnya selain gadis bermata coklat yang tal lain Afsya. Gadis itu sendiri lebih menjadi pendiam, ia tidak banyak tingkah, dan banyak berbicara, ia akan bicara jika teman temannya bertanya.

Alvi yang baru kembali dari Yaman, kini harus kembali pergi, bahkan keluarganya sendiri tidak tau kemana perginya putra sulung mereka dan penerus ponpes Ar-Rasyid.

Ada rasa kecewa dan sedih yang bercampur, Yusuf yang tidak mengerti jalan pikiran putranya yang memilih pergi dari pesantren bahkan keluar dari Indonesian.

"Kenapa gus Alvi tiba tiba pergi ya? "

Pertanyaan itu seolah tidak ada hentinya, santriwan dan santriwati, ustadz dan ustadzah, bahkan pengurus pesantren ndalem bertanya tanya kenapa gus Alvi pergi.

"Mana saya tau, tapi ini lagi trending dipondok lho, kira kira apa ya alasan gus Alvi pergi? "

Afsya sendiri bahkan jengah mendengar ucapan santri lain tentang gus Alvi, ia tidak peduli sekarang pada gus Alvi, ia sendiri tidak ikut membahas tentang kepergian gus Alvi.

"Sya, kok diem aja sih? Kamu gak kepo sama gus Alvi hang tiba tiba pergi? "tanya Nazwa

"Gak"

Nazwa mengernyit bingung "Kenapa? Yang lain pada heboh karena gus tampan kita pergi"

"Gak peduli"

"Hah? Kok gitu? Ini gus Alvi lho Sya, gus yang didambakan para santri kelas atas, bahkan ustadzah"

"Saya bilang saya tidak peduli Nazwa! Apa tidak ada obrolan yang menarik selain bahas gus Alvi?!"sentak Afsya

Nazwa terkejut, ia menatap Ajeng yang sama sama terkejut "Kamu kenapa jadi sentak aku? Aku nanya nya baik baik lho, kok kamu gitu?! "ucap Nazwa tidak terima disentak

Afsya menghela napas pelan "Maaf"

Nazwa memalingkan wajahnya ke arah lain, ia tidak ingin menatap Afsya sekarang ini "Nazwa, maafin saya"

"Wa, jangan gini, itu Afsya udah minta maaf lho"ucap Ajeng

Nazwa menatap kedua temannya "Sakit tau gak sih Sya, hati aku sakit disentak kamu kayak gini, sebelumnya gak ada yang pernah sentak aku, cuma kamu yang orang aku sayang berani menyentak aku"ucap Nazwa dengan nada bergetar

Afsya menunduk diam "Maafin aku Wa, aku gak ada niat untuk sentak kamu, maaf"

"Gak semudah itu Sya, kamu gak akan tau sakitnya hati aku disentak kayak gini, bahkan Ajeng aja gak pernah giniin aku, kamu yang cuma orang asing yang sialnya aku sayang, berani sentak aku! "

Afsya merangkak untuk mendekati Nazwa, tangannya terulur untuk memeluk Nazwa yang menangis seraya menutupi wajahnya dengan tangan "Wa, maafin aku"

Ajeng hanya menatap keduanya,ia akan diam dan membiarkan kedua teman yang sudah ia anggap adik sendiri menyelesaikan masalahnya. Ia beranjak untuk mengambil gunting kuku dan meninggalkan keduanya, ia akan keluar dari kamar asrama mereka dan ikut bergabung diasrama sebelah.

Afsya masih memeluk Nazwa yang hanya diam dengan isakan kecil, ia sangat merasa bersalah saat ini "Wa, maafin aku"

Nazwa menatap manik coklat itu "Janji gak ngulangin? "Afsya mengangguk

Nazwa membalas pelukan Afsya "Sayang Afsya"Afsya mengangguk

"Jangan sentak aku lagi"Afsya mengangguk

AFSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang