Chapter 41

2.9K 271 10
                                    

{Happy Reading}

Hanya ada keheningan yang terjadi didalam mobil yang berisi dua orang, lebih tepatnya pengantin baru itu akan pergi ke Bandung, mereka memilih berangkat pagi agar tidak terlalu sore sampai disana.

Karena teman teman Afsya tidak datang saat dipernikahannya, maka mereka akan bertemu dibandung, tepatnya di pesantren.

"Mau beli oleh oleh dulu?"tanya Alvi

"Ikut mas Alvi saja, tapi menurutku beli dulu ya, temen temen aku mau datang"

Alvi tersenyum masam "Itu bukan ngikut aku, karena kalo kamu ngikut aku, aku gak akan beli"

"Kamu gak mau beliin aku oleh oleh buat temen dan keluarga aku? "

"Buk--"

"Yaudah gak jadi"

Alvi menghela napas pelan "Suami ngomong tuh jangan disela ya sayang,dengarkan sampai selesai, kamu mau beli oleh oleh? Ayo"

Afsya menahan senyumnya "Kalo mau senyum senyum aja"

Afsya memalingkan wajahnya "Kira kira kita sampai jam berapa? "

"Zuhur, mungkin"

Keadaan kembali hening.

"Mas Alvi, berhenti! "

Citt!

Alvi mengeram secara mendadak, ia menatap Afsya "Ada apa? "ucapnya tenang, tidak dengan hatinya yang terasa panik

"Mau beli itu"tunjuknya pada pedagang minuman

"Minuman yang ada bola bolanya? "Afsya mengangguk

"Tunggu disini, aku beli dulu"

"Rasa avocado ya,banyakin juga bolanya "

"Iya"

Alvi keluar dari mobil untuk membeli minuman untuk Afsya,tak lama ia kembali dan memberikan minuman itu untuk Afsya.

"Satu aja? Kamu gak beli? "

Alvi menggeleng, ia menyalakan mesin mobilnya dan kembali fokus menyetir, sedangkan tuan putrinya sibuk meminum yang dibelikan Alvi.

"Mas cobain deh, enak lho"

Afsya menyodorkan minumannya kepada Alvi, tanpa banyak ucap, Alvi meminum minuman itu "Enak? "Alvi mengangguk

"Jangan terlalu minum itu,terlebih ada bola bolanya,gak baik buat kesehatan "

"Iya"

"Mas Alvi"

"Hm"

"Mas Alvi"

"Hm ya? "

"Mas Alvi! "

"Apa sayang hm?

Afsya menggeleng ,hal itu membuat Alvi hanya menghela napas berat "Diem ya,aku lagi nyetir"

"Iya"

Afsya diam dengan pandangan fokus pada tangan Alvi yang memegang stri mobil, tangannya sangat besar dan putih, ia melihat tangannya yang kecil ,sangat berbeda jauh dengan tangan Alvi.

Tak mempedulikan hal itu, Afsya mengambil cadarnya di tas dan memasangnya diwajahnya,ia mengambil cermin untuk memastikan tidak ada sehelai rambut yang terlihat.

"Sya"

Afsya menoleh "Iya? "

"Mau honeymoon kemana? "

"Hm, gak tau aku aja gak kepikiran buat bulan madu, kamu mau bulan madu? "

"Kenapa tidak? "

"Ada uangnya? "

AFSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang