Chapter 25

2.7K 246 14
                                    

{Happy Reading}

Setelah percakapan kemarin, gus Alvi merasa adiknya terus menghindar darinya, ia merasa gus Ali bukan Ali yang dulu, Ali yang selalu bercanda, tertawa, kini berubah hanya karena seorang gadis.

Memang benar, cinta itu buta.

Gus Alvi pun sama halnya, ia lebih bersikap dingin dan cuek kepada gus Ali, ia sangat malas jika berurusan dengan Ali tentang masalah percintaan.

Saat ini, gus Alvi berada di ruang keluarga dengan Alya, orangtuanya tidak ada di pesantren. Alya sibuk dengan tugas sekolahnya sedangkan gus Alvi membaca kitab nya.

Tak lama datanglah gus Ali membawa dua minuman untuk Alya dan gus Alvi, ia duduk disebelah Alya yang masih sibuk dengan tugasnya.

Gus Alvi menatap adiknya "Makasih"gus Ali mengangguk

Hanya ada keheningan yang terjadi diantara ketiganya, gus Ali hanya memilin milin jarinya, ia masih canggung untuk mengajak ngobrol gus Alvi.

Apa perkataannya terlalu salah?

Salahkah jika ia meminta gus Alvi untuk tidak pernah dekat dengan Afsya?

Salahkah jika dia menginginkan Afsya hanya untuk dirinya?

"Alhamdulillah "Alya mergangkan otot ototnya, ia menatap meja yang berisi minuman dan langsung mengambil satu gelas minuman dan meneguknya.

Ia kembali menaruh gelas dimeja, dan menatap kedua kakak laki lakinya "Tumben mas Ali gak bercanda sama mas Alvi? "

Gus Ali menggeleng pelan "Lagi gak mood buat bercanda, kamu udah selesai ngerjain tugasnya Al? "

"Udah"

Gus Alvi berdiri "Mas mau ke masjid dulu, kalian jika ingin makan, makan dahulu"

"Mau ngapain mas Alvi ke masjid? "tanya Alya

"Kamu pikir mas ke masjid mau apa? "

Alya mengedikan bahunya tak tau "Sudahlah, mas mau ke masjid assalamualaikum "

"Wa'alaikumussalam"

Tersisa gus Ali dan Alya, Akya membereskan bukunya ia menatap gus Ali "Mas Ali gak ikut mas Alvi, biasanya ngintilin mulu"

"Kepo! "

Gus Ali berdiri, ia berlalu ke kamarnya meninggalkan Alya yang mencebik kesal "Semuanya aneh"

Sedangkan gus Alvi berjalan menuju masjid, suasana cukup ramai berhubung para santri menunggu waktu isya.

Dijalan ia tidak sengaja berpapasan dengan Afsya, karena jalan masjid bersamaan dengan jalan asrama santriwati, teringat ucapan Ali yang meminta untuk menjauh dari Afsya langsung dilakukan olehnya, ia berjalan cepat tak ingin berjumpa dengan Afsya.

Jangan lupakan aura dingin dan wajah tanpa ekspresi itu, Afsya menatap bingung gus Alvi, biasanya lelaki itu menyapanya, kenapa sekarang tidak?

Tidak memperdulikan hal itu, Afsya memilih untuk menyapa lebih dulu "Assalamualaikum gus"

Gus Alvi menghentikan langkahnya, ia menatap Afsya tak lama dan langsung membuang wajah pada Afsya "Wa'alaikumussalam"

Gus Alvi berlalu setelah mengucapkan salam dari Afsya, ia kembali berjalan menuju masjid meninggalkan Afsya yang menatap bingung.

"Aneh "gumamnya.

Mengedikan bahunya tidak peduli, Afsya kembali berjalan menuju asrama,sebelumnya ia pergi untuk menunaikan hajatnya.

...

"Kepada santri bernama Afsya Aeleyah Az-Zahra dipinta sekarang untuk ke ruangan keamanan "

AFSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang