Chapter 10

3.1K 281 8
                                    

{Happy Reading}

Tinggalkan jejak kalian di sini.

Afsya menunggu ketiga temannya diruang ganti, jam kedua kelas XII Ipa 2 diisi oleh Penjas, Afsya sudah memakai seragam tak lupa pula dengan hijab panjang serta cadarnya.

Afsya lebih awal mengganti pakaiannya, alasannya ia tidak ingin berdesak desakan ketika mengganti seragam diruang ganti.

"Oh jadi ini cewek yang sok kecantikan deketin pacar gue"

Afsya menoleh dan menatap dua murid perempuan dengan seragam yang cukup ketat serta make up yang tidak sesuai dengan masanya.

"Ck! Gak usah sok polos deh lo"

Afsya menelisik ruangan ganti, tak ada siapapun selain dirinya dan dua gadis ini, ia menunjuk dirinya "Saya? "

Siswi dengan bibir yang cukup merah itu berdecak kesal, ia maju dan mencekram bahu Afsya "Jauhin pacar gue! "

Afsya menaikan alisnya sebelah "Saya tidak kenal kamu, dan untuk apa saya deketin boyfriend yang tidak halal untuk kamu dan saya"

Gadis dengan nama Karina menggeram kesal "Gak usah sok alim, lo kalo mau ceramah jangan dihadapan gue! "

Afsya melepaskan cekraman itu, ia mengusap bahunya yang sedikit sakit "Maaf, tapi saya tidak kenal kamu"

"Wah, ni anak sok gak kenal sama lo Rin, padahal kan lo most wanted disekolah ini"

Afsya menghela napas pelan "Kenapa Sya? "

Afsya dan kedua siswi itu menoleh ke arah Fira, Dera, dan Tania yang sudah berpakaian seragam olahraga.

"Lo apain Afsya Karina? "tanya Dera tak santai

Karina melotot ke arah Dera "Sembarangan lo kalo ngomong! Gue cuma ingetin cewe sok alim ini buat jauhin Akhtar! "

Tania maju dan berdiri disebelah "Afsya gak tau lo kan? Gak usah mau dikenal sama Afsya, pergi dari sini"

Karina hendak menampar Tania, tapi tangannya berhasil dicekal oleh Dera "Kalo sampe tangan lo kena ke pipi mulus temen gue gue pastiin muka yang lo banggain bakal hancur! "

Karina menelan salivanya susah payah,ia tidak cukup berani melawan perkataan Tania dan Dera "Semua ini gegara lo cewek sialan! "ucapnya menunjuk lancang ke arah Afsya

Afsya menghela napas berat "Salah saya apa?dan untuk Akhtar, saya tidak mendekatinya"

"Munafik! Sekali lagi gue liat lo deket deket sama Akhtar, abis lo!"

"Selagi Afsya sama gue dan Dera, lo yang bakal abis"

...

Olahraga kali ini bermain basket, kelompok dibagi menjadi dua dengan dua kelas, kelompok dipilih secara acak oleh guru penjas.

Afsya masuk kelompok yang diketuai Karina, entah apa masalahnya hari ini sampai ia masuk ke dalam kelompok Karina yang tidak menyukainya.

Karina tersenyum miring, ia senang satu kelompok dengan Afsya, senang bisa leluasa mencemohnya.

Saat ini giliran Karina yang melempar bola ke arah ring, ia sudah siap berdiri jauh dari atas ring serta membawa bola basketnya, sasarannya bukan ring, melainkan Afsya.

Afsya yang bediri tak jauh dari ring, hanya melihat semuanya ia akan menunggu gilirannya sesudah Karina.

Karina siap melempar bola itu, mengambil ancang ancang agar bola masuk tepat sasaran.

"Oke, are you ready? "tanya guru penjas

Karina mengangguk, ia tersenyum smirk dan mulai melepar bolanya, teman teman Afsya memekik tertahan melihat arah bola yang dilemparkan Karina bukan menuju ring melainkan ke arah Afsya.

AFSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang