Chapter 44

2.5K 225 42
                                    

{Happy Reading}

Afsya menatap kotak hadiah dari Akhtar, kota itu tidak sengaja ikut terbawa oleh Afsya, ia membuka bungkus hadiah itu, sebuah cincin yang sangat indah, dan tentu mahal.

Afsya bisa simpulkan itu, melihat permata segitiga yang sangat indah, Afsya menutup kembali cincin itu, ia akan berterima kasih pada Akhtar jika ia bertemu nya.

Afsya merebahkan tubuhnya di ranjang, perutnya masih belum terisi makanan, dan Alvi? Entahlah, Afsya tidak tau dimana lelaki itu berada,tak terasa air matanya menetas ,tidak pernah terbayangkan oleh Afsya jika keadaan seperti ini.

Ia membayangkan indahnya honeymoon bersama Alvi, menikmati setiap kegiatan yang dilakukan keduanya,menikmati indahnya kota Bali.

Menghela napas berat, Afsya memejamkan matanya, biarlah perutnya terus berbunyi ia akan tahan lapar ini sampai matahari kembali terbit.

Pintu kamar terbuka, Afsya membuka matanya "Kamu udah tidur? "

Afsya diam tak menjawab.

"Ganti pakaian kamu dulu,habis itu kita makan""

Alvi membawa totebag restorant yang dikunjunginya dan diletakannya di lantai beralasan karpet bulu. Ia mengambil dua gelas air dan piring.

Kemudian ia beralih pada Afsya yang masih sudah mengganti pakaiannya dengan kaos dan celana dibawah lutut,tetapi ia masih tiduran diranjang "Hey,kenapa masih disini? Ayo kita makan"

Afsya memiringkan tubuhnya "Afsya,yuk makan"

Afsya menggeleng pelan "Kenapa? Kamu mau tahan lapar sampe pagi hari? Nanti kamu sakit loh, makan ya?"

"Udah gak ada mood buat makan"

Alvi tersenyum, ia memegang tengkuk Afsya dan menariknya "Harus mood, aku suapin"

Afsya pasrah, ia pun tidak bisa menahan lapar terlalu lama "Aku tadi ke restoran yang kamu datangi, dan membayar makanan yang kamu pesen,kamu mau makan ayam betutu kan? "

"Hm"

Alvi tersenyum, ia menuntun Afsya untuk duduk di karpet bulu "Muka kamu pucet, bismillah dulu"

"Bismillahirrahmanirrahim"

Alvi menyuapkan makanan ke mulut Afsya, lelaki itu tidak menggunakan sendok melainkan dengan tangannya "Makan yang banyak"

Afsya diam tak menjawab.

Alvi terus memasukan makanan yang dibelinya ke dalam mulut Afsya "Sudah"

"Belum,ayo makan lagi kamu baru tiga suap"

Afsya menerima suapan Alvi "Kamu juga makan"

Alvi mengangguk "Iya nanti aku makan,selesai suapin kamu"

"Kamu kira aku anak kecil? "

"Stt,makan jangan banyak omong"

Afsya terus menerima suapan demi suapan yang Alvi sodorkan, perutnya sudah tidak berbunyi lagi, Alvi mengambil air gelas minum untuk Afsya, ia membantu Afsya untuk minum.

"Aku gak lumpuh mas"

"Aku gak bilang kamu lumpuh, minum"

Afsya menghela napas pelan, ia meminum dengan bantuan Alvi, Alvi yang melihat sisa air digelas Afsya minum, memutarkan lingkran gelas nya mencari bekas Afsya minum.

Setelah menemukan bekas minum Afsya ,Alvi meminumnya ditempat yang sama Afsya minum, Afsya hanya melihat, ia tahu jika Alvi tengah melalukan kebiasan Rosulullah yang minum dibekas bibir istrinya.

AFSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang