Chapter 09

3.2K 295 11
                                    

{Happy Reading}

Tinggalkan jejak kalian di sini.

Afsya turun dari kamar dengan seragam sekolahnya, ia tersenyum dibalik kain hitamnya melihat romantis nya Arga dan Afiqoh.

Ia berdehem untuk menyadarkan keduanya yang bercanda ria, sungguh ia sangat bahagia melihat nya.

Arga tersenyum melihat Afsya tersenyum, lelaki itu bisa menebak karena mata Afsya yang menyipit "Sini duduk, kita sarapan"

Afsya mengangguk, ia duduk disebelah Arga dan mulai memakan sarapan yang dibuatkan Afiqoh, sebelum itu Afsya membuka cadarnya terlebih dahulu dan mulai memakan sarapannya.

Arga dan Afiqoh tersenyum melihat perubahan sikap Afsya yang tidak canggung lagi kepada mereka "Makan yang banyak biar cepat gede"

Afsya terkekeh mendengar ucapan Arga, ia mengangguk saja.

"Ayah tahu kenapa umma dan abba maninggal? "

Uhuk! Uhuk!

Arga yang tengah meminum tersedak mendengar pertanyaan tiba tiba yang dilontarkan Afsya.

"K-kenapa Afsya bertanya seperti itu? Umma dan abba Afsya meninggal karena sudah takdirnya"

Afiqoh memukul pelan dada Arga agar membaik "Tapi, kenapa Allah mengambilnya sedangkan Afsya waktu itu sangat sangat masih membutuhkan mereka? "

Arga terdiam "lanjut makan ya, nanti kamu kesiangan"

Afsya menghela napas pelan, setelah sarapannya habis Afsya kembali memakai cadarnya.

"Afsya pergi sekolah dulu, do'akan semoga semuanya lancar"

"Do'ah ayah yang terbaik selalu menyertaimu, hati hati di jalan dan maaf hari ini ayah tidak bisa mengantar kamu ke sekolah "

"Enggak papa, Afsya ngerti kok, pagi ini ayah ada meeting kan? Semangat ya"

Arga tersenyum mengangguk "Kamu diantar pak Opi ya sya"

"Iya, kalo begitu Afsya pamit assalamualaikum "

"Wa'alaikumussalam"

...

Afsya berjalan di koridor kelas, banyak tatapan aneh yang diberikan murid lain padanya, Afsya mencoba tidak pedupi pada sekitarnya, ia mempercepat langkahnya agar cepat sampai ke dalam kelasnya.

'Itu murid baru ya?

'Anjay, ada ukhty'

'Insecure banget, semoga istiqomah'

'Buruk rupa kah? Sampai wajahnya ditutup'

'Matanya indah cuyu, pasti goodlooking ini! "

Afsya menghela napas pelan, langkahnya harus terhenti ketika mekihat geng Zavier menghalangi langkahnya.

"Pemisi, saya mau lewat, tolong kalian sedikit menepi"

Geng Zavier tertawa kecuali Galang, lelaki itu hanya diam seraya memasukan tangannya ke dalam saku.

"Punya duit berapa lo mau lewat? "tanya Zeru

Afsya menggeleng,ia mengeluarkan selembar uang dengan nominal 20.000.00 ,dan memberikannya pada Zeru.

"Kalo mau sekolah jangan lupa bawa uang"

Geng Zavier melotot tak percaya mendengar ucapan berani Afsya, ketua geng Zavier,Akhtar mengepalkan tangannya erat erat, harga dirinya seakan terinjak injak oleh gadis bercadar ini. Sedangkan Galang terkekeh mendengar ucapan Afsya.

AFSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang