Chapter 23

2.5K 252 9
                                    

{Happy Reading}

Hujan mengguyur wilayah Jawa Tengah termasuk pesantren Ar-Rasyid, suasana cukup dingin karena hujan turun cukup deras disertai suara menggelegar berasal dari langit yang sering biasa disebut gludug diberbagai daerah, atau lebih dikenal petir.

Afsya mengadahkan tangannya ke bawah air hujan, beberapa santriwati memilih untuk bermain hujan, tidak peduli akan adanya suara petir yang menggelegar.

Hujan adalah rahmat, mungkin di beberapa pesantren memiliki kegiatan bermain hujan ketika hujan turun, hal itu pun terjadi di sini.

"Afsya masuk, dingin lho"

Afsya menoleh ke arah Nazwa yang berdiri didepan pintu asrama, ia menggeleng,tidak pasti hatinya terasa cemas, ia merasa akan terjadi sesuatu yang akan membuatnya sangat sedih.

Nazwa mendekat ke arah Afsya, ia memegang bahu Afsya "Kenapa? "Afsya menggeleng

"Kalo gak kenapa kenapa, ayo masuk mending kita masak makanan yang anget anget, dingin banget lho"

Afsya menunjuk beberapa santriwati yang bermain hujan "Apa mereka gak takut petir yha? "tanya Afsya mengalihkan ajakan Nazwa

Nazwa mengikuti arah tunjuk Afsya "Oh mereka, mereka memang begitu, setiap ada hujan pasti main hujan, gak peduli gedenya suara petir "

"Memangnya tidak dikasih peringatan? "

"Udah, tapi mereka seakan gak peduli sama peringatan itu, petugas keamanan juga udah pasrah liat mereka gitu, udah ayo masuk"

Afsya menggeleng "Duluan aja Wa, aku masih mau melihat mereka mmbermain hujan"

"Jangan bilang kamu juga mau ikut bermain hujan? "

Afsya menggeleng "Enggak ish, sudah kamu masuk sana temani Ajeng, nanti aku masuk kok"

Nazwa pergi meninggalkan Afsya sendiri,Afsya mengambil alat penyerok air dan mulai membersihkan rimisan air yang ada dilantai asramanya.

Afsya menyingkap lengan bajunya,hujan sudah cukup reda, Afsya memilih untuk membersihkan rimisan air.

"Assalamualaikum mbak Afsya"

Afsya mendongak "Wa'alaikumussalam, ada apa mbak? "

"Mbak Afsya dipanggil ke ndalem sama yai Yusuf, itu saja sih, kalo begitu saya pamit assalamualaikum "

"Wa'alaikumussalam"

Afsya menaruh alat penyerok air, ia masuk ke dalam asramanya untuk izin ke ndalem pada Nazwa dan Ajeng, bukannya apa kedua temannya itu pasti akan mencarinya jika ia langsung pergi.

Afsya keluar dari dalam setelah berpamitan pada Nazwa dan Ajeng,jalan menuju ndalem cukup licin akibat hujan, Afsya sangat berhati hati dalam berjalan takit sesuatu yang tak diinginkan terjadi.

Sesampainya, ia melihat keluarga ndalem yang berkumpul, ia memberanikan diri untuk masuk ke ndalem setelah Alya melambaikan tangannya menuruh ia masuk.

"Assalamualaikum abah, umi, ada apa yha manggil Afsya kesini? "ucapnya sopan sedikit menunduk.

Alma mendekat, ia memeluk Afsya dengan isakan ,Afsya terkejut, ia melihat semua orang yang berada disini "U-umi? "

Alma memeluk Afsya erat, seakan menyalurkan kekuatan agar Afsya tidak ikut menangis "Afsya sayang, dengarkan umi yha nduk"

Alma melepaa pelukannya, ia menggenggam tangan Afsya "Afsya"

"Jiddah kamu sudah meninggal "

Afsya menegang, menggelengkan kepalanya pelan, ia melepas genggaman Alma, ia menggeleng "U-umi, jangan bercanda yha sama Afsya, tidak lucu umi"lirihnya

AFSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang