Chapter 30

3K 275 19
                                    

{Happy Reading}

Afsya merebahkan dirinya dikasur asrama, tubuhnya terasa lelah dan sakit akibat perjalanan yang cukup jauh kemarin malam, Nazwa sudah menawarkan diri untuk memjiat Afsya, tapi gadis itu menolaknya dengan halus.

Afsya absen kelas mengaji, karena dirinya tengah kedatangan tamu bulanan, kelas mengaji biasanya menyetorkan hapalan dan menyetorkan hadits hadits yang telah dihapal dan juga mengajarkan santri baru mengaji.

Afsya memjijat pelipisnya, kepalanya terasa pening, ia memejamkan matanya guna mengurangi rasa pening dikepalanya, benar benar hari yang melelahkan.

Afsya beranjak dari posisi awalnya, ia kembali memakai jilbab dan cadarnya, ia bertujuan ke ruang kesehatan untuk mengambil obat, obat yang ia sediakan di asrama sudah habis.

Dipertengahan jalan, ia tidak sengaja melihat gus Ali bersama seorang gadis,ia mengedikan bahunya acuh dan jalan melewati keduanya.

Ia sedikit membungkukan badannya, tak lupa juga menyapa keduanya, ia, gus Ali tengah berbicara bersama santriwati bernama Sarah.

"Tunggu sya! "

Afsya menghentikan langkahnya dan berbalik badan, ia menaikan alisnya sebelah "Kamu jangan salah paham dulu "

Afsya mengernyit bingung "Salah paham? "

Gus Ali menatap Sarah "Aku sama Sarah gak ngapa ngapain kok, aku cuma menjawab pertanyaan yang diajukan Sarah"

Sarah menatap Afsya tidak suka "Hah? Gus Ali kenapa ya? Masalahnya apa sama saya kalo sampean ngobrol sama mbak Sarah "tanya Afsya bingung

Gus Ali terdiam "Kamu mau kemana? "ucapnya mengalihkan pembicaraan yang semula

"Mau ke ruangan uks"

Dapat Sarah lihat raut kekhawatiran gus Ali terhadap Afsya, gadis berjilbab ungu itu mendesis tak suka kepada Afsya.

"Kamu sakit? Ayo, aku antar ke rumah sakit! "

Afsya menggeleng, ia melirik Sarah dan kembali melirik gus Ali "Saya oke gus,mbak Sarah saya duluan,mari mbak,gus""

Gus Ali mencekal tangan Afsya dan membuat gadis itu segera menepisnya "Gus! "

Gus Ali menunduk "Maaf, aku temenin kamu ke ruang uks ya? Aku takut kamu kenapa kenapa"

Afsya menggeleng "Saya oke gus, kalo begitu saya permisi, assalamualaikum "

Sarah mencekal tangan gus Ali yang hendak ikut mengejar Afsya, ia menggelengkan kepalanya "Pertanyaan saya belum kamu jawab semua, bukankah tadi Afsya bilang, tidak butuh kamu gus? "

Gus Ali menghempaskan tangan Sarah kasar "Jaga sikap kamu, lihat! Afsya sekarang jadi salah paham tentang saya dan kamu! "

"Salah paham? "

Sarah terkekeh "Aku gak salah denger? Gus Ali seharusnya sadar,Afsya itu gak nyaman dengan sikap sok posesif gus Ali, dan yang harus gus Ali tau, Afsya itu lebih menyukai gus Alvi kebanding gus Ali"

Gus Ali menatap tajam Sarah "Jangan sok tau kamu Sarah, Afsya lebih memilih saya dari pada mas Ali! "

"Gus Ali harusnya sadar diri! Afsya itu lebih memilih gus Alvi, jangan kira saya gak tau apa apa ya saya tau gus Alvi pun menyukai Afsya! "

Gus Ali menggeram marah "Mas Alvi tidak mungkin menyukai Afsya! "

"Saya gak mungkin ngomong gini sama gus Ali kalo saya tidak punya bukti, semalam saya melihat gus Alvi keluar dari mobil bersama Afsya, mereka bercanda dan yang paling tidak pernah sangka, gus Alvi mengelus kepala Afsya! "

AFSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang